Batuk Dahak Berdarah? Ini Penyebab dan Solusinya

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 2 menit
Batuk Dahak Berdarah? Ini Penyebab dan Solusinya

Batuk dengan dahak berdarah bisa menjadi tanda serius atau berbahaya, namun adakalanya itu hanya gejala ringan yang tak perlu dikhawatirkan. Sebenarnya apa saja penyebab batuk berdarah, seperti apa yang berbahaya dan bagaimana cara mengatasinya?

Dahak diproduksi ketika saluran pernafasan, tenggorokan hingga paru-paru, sedang mengalami peradangan sehingga akan menghasilkan lendir "dahak" lebih banyak, sebenarnya tujuannya baik yaitu untuk membasahi area yang meradang agar cepat sembuh, dan mekanisme batuk adalah untuk membersihkannya dengan sempurna.

Namun, ketika dahak berlebihan atau bahkan batuk dengan dahak berdarah, maka pasti akan menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Istilah medis untuk batuk dahak berdarah adalah hemoptisis. Harap dibedakan dengan muntah darah atau hematemesisBatuk berdarah biasanya ditandai dengan dahak berwarna merah merah kecoklatan, kehitaman atau mungkin hanya segaris merah pada dahak.

ilustarasi: batuk berdarah

Penyebab Batuk Berdarah

Menurut American Family Physician, penyebab dahak berdarah yang paling umum adalah pneumonia, bronkitis dan kanker paru-paru. Ini pada orang dewasa. Sedangkan pada anak-anak, infeksi saluran pernapasan bawah dan aspirasi benda asing adalah penyebab hemoptisis yang lebih umum.

Bronkitis dan pneumonia adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Perdarahan dari hidung yang disebabkan oleh infeksi pernapasan dan sinusitis dapat menghasilkan garis-garis merah (darah) pada dahak.

Batuk Kronis seperti pada penyakit TBC atau penyakit batuk yang lama lainnya, seringkali megiritasi saluran nafas dan menyebabkan pecahnya pembulu darah kecil sehingga menghasilkan batu atau dahak berdarah.

Penyebab lainnya yang kurang umum antara lain:

Baca juga: Penyebab Batuk Berdarah yang Bikin Takut

Bagaimana memastikan penyebab dahak berdarah?

Ada sejumlah pemeriksaan yang dilakukan guna memastikan apa penyebab pasti dahak berdarah:

  • Pemeriksaan rontgen dada dan tes darah yang digunakan untuk mendeteksi infeksi dan gangguan perdarahan untuk menemukan penyebab umum dari hemoptisis.
  • CT-scan dada mungkin diperlukan untuk mendeteksi tumor, infiltrat dan pembekuan darah.
  • Bronkoskopi dilakukan untuk melihat langsung jaringan paru-paru menggunakan selang khusus dengan kamera di ujungnya.

Pengobatan Batuk Berdarah

Jangan asal meminum obat batuk pada kondisi bronkitis, pneumonia atau kondisi pernapasan lainnya, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Karena jika pada kondisi tersebut Anda mengonsumsi obat penekan batuk maka bisa meningkatkan resiko tersumbatnya saluran pernafasan oleh lendir atau darah.

Setiap kasus batuk berdarah akan berbeda pengobatannya, hal ini tentu saja akan disesuaikan dengan penyebabnya. Ketika penyebab belum jelas diketahui biasanya dokter merekomendasikan obat penghenti perdarahan seperti asam traneksamat karena memiliki efek mempermudah proses pembekuan darah.

Jika dahak berdarah begitu banyak, Batuk berdarah yang disertai dengan sesak napas, pusing, lebih dari beberapa sendok teh darah, nyeri dada, demam atau pendarahan dengan buang air kecil atau buang air besar, maka segeralah mencari perawatan medis tanpa menunggu lama-lama.


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Blood-Tinged Sputum: Causes, Treatments, and Diagnosis. Healthline. (https://www.healthline.com/health/blood-tinged-sputum)
Blood in sputum: Causes, diagnosis, and when to see a doctor. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/321563.php)
Mucus and Phlegm: Yellow, Green, and Bloody Snot Explained. WebMD. (https://www.webmd.com/allergies/features/the-truth-about-mucus)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app