Pneumonia: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mei 23, 2019 Waktu baca: 5 menit
Pneumonia: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Pneumonia merupakan salah satu penyakit paru-paru yang tergolong ringan hingga serius tetapi dapat mengancam nyawa. Penyakit pneumonia dikatakan serius jika terjadi pada bayi dan anak-anak, orang tua di atas usia 65 tahun, atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Apa itu pneumonia?

Pneumonia merupakan suatu kondisi penyakit yang disebabkan oleh infeksi atau peradangan pada salah satu atau kedua paru-paru, lebih tepatnya peradangan itu terjadi pada kantung udara (alveolus, jamak: alveoli). Infeksi tersebut dapat terjadi akibat berbagai bakteri, virus, dan jamur yang menyerang organ paru-paru dan menyebabkan paru-paru penuh dengan air atau lendir.

Pada kasus pneumonia, kantung udara akan terisi cairan atau nanah sehingga menyebabkan sesak nafas, batuk berdahak, demam, menggigil, dan kesulitan bernapas. Kondisi ini dapat dialami siapa saja, termasuk bayi, anak-anak, orang dewasa, hingga lansia.

Selain itu, penyakit pneumonia akan lebih mudah terjadi pada orang yang memiliki kebiasaan merokok, penderita kanker yang sedang menjalani pengobatan kemoterapi, atau menderita penyakit tertentu seperti asma, diabtes, gagal jantung, hingga HIV/AIDS.

Baca juga: Efek Samping Kemoterapi dalam Pengobatan Kanker

Mengenai pneumonia

Penyebab pneumonia

Ada banyak kemungkinan penyebab pneumonia, tetapi yang paling sering terjadi biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, dan jamur dari udara yang dihirup. Pneumonia sendiri dapat menular dengan mudah melalui udara dan biasanya penularan terjadi ketika penderita pneumonia batuk atau bersin. 

Klasifikasi pneumonia secara umum didasarkan pada jenis kuman penyebab penyakit, cara penularan, dan asal penyebab. Berikut ini penyebab pneumonia beserta jenisnya:

1. Community-acquired pneumonia

Pneumonia komunitas adalah jenis pneumonia yang paling sering terjadi akibat faktor lingkungan. Hal ini bisa terjadi di luar rumah sakit maupun fasilitas kesehatan lainnya.

Jenis pneumonia ini disebabkan oleh:

  • Virus, termasuk beberapa jenis virus yang juga menyebabkan pilek dan flu. Virus adalah penyebab pneumonia yang paling sering terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Pneumonia viral biasanya tergolong ringan dan hanya terjadi dalam waktu singkat. Akan tetapi radang paru-paru yang disebabkan oleh virus influenza tertentu dapat memicu sindrom pernafasan akut (SARS) dan menjadi sangat serius.
  • Bakteri, seperti Streptococcus pneumoniae dapat terjadi dengan sendirinya (secara langsung) atau setelah mengalami flu atau batuk pilek sebagai salah satu bentuk komplikasi. Bakteri lain, seperti Mycoplasma pneumoniae biasanya menimbulkan gejala pneumonia yang lebih ringan dibandingkan jenis lainnya.
  • Jamur, biasanya ditemukan di tanah dan kotoran burung. Jenis pneumonia ini paling sering dialami oleh orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah seperti penderita HIV-AIDS dan pada orang yang telah menghirup organisme jamur penyebab pneumonia dalam jumlah yang banyak.

2. Hospital-acquired pneumonia

Pneumonia nosokomial yang didapat di rumah sakit adalah infeksi bakteri yang terjadi pada orang yang selama 48 jam atau lebih dirawat di rumah sakit karena penyakit lain. Jenis pneumonia ini bisa lebih serius karena biasanya bakteri penyebab penyakit lebih resisten (kebal) terhadap antibiotik.

3. Health care-acquired pneumonia

Pneumonia jenis ini umumnya didapatkan dari penggunaan fasilitas kesehatan jangka panjang seperti ventilator dan bisa juga dialami oleh orang-orang yang dirawat di klinik rawat jalan, termasuk pusat-pusat dialisis ginjal atau rumah sakit khusus pasien pneumonia.

4. Pneumonia aspirasi

Pneumonia aspirasi terjadi ketika seseorang menghirup bakteri dari makanan, minuman, muntahan, atau air liur yang kemudian masuk ke dalam paru-paru. Pneumonia aspirasi biasanya terjadi pada penderita gangguan sistem saraf, gangguan mengunyah, serta orang yang sedang berada di bawah pengaruh alkohol.

Gejala pneumonia

Tanda-tanda atau gejala pneumonia bervariasi mulai dari gejala ringan hingga berat, tergantung dari beberapa faktor seperti jenis kuman penyebab, usia penderita, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan.

Tanda-tanda dan gejala pneumonia yang ringan seringkali mirip dengan gejala flu atau pilek biasa (common cold), di antaranya sakit demam, batuk, dan pilek. Namun gejala pneumonia tersebut cenderung bertahan lama dan tak kunjung sembuh.

Ciri-ciri dan gejala pneumonia, antara lain:

  • Demam, berkeringat, dan menggigil
  • Suhu tubuh lebih rendah dari normal terutama pada orang di atas usia 65 tahun dan pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah
  • Batuk berdahak dengan lendir yang tebal dan kental
  • Nyeri dada saat bernapas atau ketika batuk
  • Sesak napas (nafas cepat)
  • Kelelahan dan nyeri otot
  • Mual, muntah, atau diare
  • Sakit kepala

Beberapa gejala tersebut biasanya berlangsung selama 24-48 jam pada penderita pneumonia, tetapi kondisi tersebut juga bisa bergantung pada kondisi kesehatan masing-masing orang. Pada anak di bawah usia 5 tahun, gejala pneumonia juga menyebabkan nafas menjadi tidak teratur dan lebih cepat.

Baca juga: Gangguan Paru-Paru pada Bayi Prematur

Pencegahan Pneumonia

Meski ada banyak penyebab pneumonia tetapi ada pula beberapa hal yang dapat membantu mencegah pneumonia. Utamanya adalah dengan pemberian vaksin untuk membunuh bakteri penyebab pneumonia dan juga vaksin influenza. Vaksin ini terutama diberikan untuk orang-orang berisiko tinggi seperti penderita diabetes, asma, dan masalah kesehatan lainnya yang parah atau kronis.

Pemberian vaksinasi untuk menghindari pneumonia akan lebih efektif bila diberikan pada anak sejak usia di bawah 2 tahun. Namun tak perlu khawatir, beberapa jenis vaksin lainnya juga tersedia untuk anak usia 2-5 tahun. Selain vaksin, penerapan pola hidup sehat juga penting dilakukan untuk mencegah pneumonia dan menjaga daya tahan tubuh, yaitu dengan cara:

  • Rajin cuci tangan
  • Tidak merokok
  • Istirahat cukup
  • Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang

Baca juga: 6 Langkah Cuci Tangan yang Benar

Pengobatan pneumonia

Pengobatan pneumonia bergantung pada jenis dan penyebab pneumonia serta tingkat keparahannya. Hal inilah yang menentukan apakah pasien hanya perlu rawat jalan atau butuh rawat inap di rumah sakit atau klinik.

Sebelum menentukan prosedur pengobatan pneumonia, diperlukan juga pemeriksaan tertentu seperti rontgen dada, tes darah, tes dahak, serta memeriksa kadar oksigen dalam darah. CT scan dan pemeriksaan kultur cairan paru juga mungkin dilakukan jika dilihat ada gejala yang cukup serius. 

Berikut ini beberapa cara mengobati pneumonia sesuai penyebabnya, antara lain:

1. Mengobati pneumonia karena infeksi bakteri

Bila disebabkan oleh bakteri, pengobatan pneumonia dapat dilakukan dengan pemberian antibotik. Namun antibiotik hanya bisa didapatkan dengan resep dokter dan harus dihabiskan. Tujuannya untuk menghentikan infeksi serta mencegah terjadinya kondisi yang sama di kemudian hari.

Jika antibiotik berhenti diminum sebelum pengobatan selesai, hal ini dapat meningkatkan risiko kekambuhan pneumonia di masa yang akan datang. Sedangkan jika pasien mengikuti aturan minum obat antibiotik, kebanyakan pasien akan membaik setelah 1-3 hari masa pengobatan.

2. Mengobati pneumonia yang disebabkan infeksi virus

Apabila pneumonia disebabkan oleh infeksi virus, maka antibiotik tidak lagi ampuh meredakan gejala yang terjadi. Pneumonia karena infeksi virus hanya bisa diatasi dengan obat antivirus dari dokter sperti oseltamivir atau zanamivir, lalu gejala pneumonia biasanya akan membaik dalam waktu 1-3 minggu.

Selain dua obat di atas, dokter mungkin akan memberikan obat batuk untuk meredakan gejala batuk yang biasanya terjadi bersamaan dengan infeksi paru pneumonia. Obat penghilang rasa sakit juga mungkin diberikan untuk membantu menghilangkan rasa nyeri pada sendi atau otot, seperti ibuprofen atau acetaminophen.

Selain rutin minum obat, penderita pneumonia juga perlu beristirahat dengan cukup untuk meningkatkan kembali daya tahan tubuh dan minum air putih yang banyak agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik serta membantu mengurangi jumlah dahak pada paru-paru.


23 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Normandin, B. Healthline (2017). All about Pneumonia and How to Treat It Effectively. (https://www.healthline.com/health/pneumonia)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app