6 Penyebab Batuk Paling Umum

Batuk merupakan refleks umum untuk membersihkan tenggorokan dari lendir atau benda asing lainnya. Batuk untuk membersihkan tenggorokan frekuensinya jarang meskipun pada beberapa kasus batuk dapat menyebabkan batuk yang lebih sering.
Dipublish tanggal: Apr 4, 2019 Update terakhir: Okt 20, 2020 Tinjau pada Agu 11, 2019 Waktu baca: 3 menit
6 Penyebab Batuk Paling Umum

Batuk merupakan refleks umum untuk membersihkan tenggorokan dari lendir atau benda asing lainnya. Pada tenggorokan (faring) normal jika terdapat lendir. Namun lendir yang terlalu banyak juga merupakan suatu tanda terjadi proses peradangan, infeksi, atau ada benda asing sehingga batuk akan menjadi lebih sering. 

Pada umumnya batuk akut dapat bertahan kurang dari tiga minggu. Batuk yang bertahan antara tiga hingga delapan minggu kemudian membaik di akhir periode disebut batuk subakut. Batuk yang bertahan lebih dari delapan minggu disebut batuk kronis.

Hampir semua jenis batuk akan hilang atau setidaknya membaik dalam dua minggu. Jika batuk Anda disertai dengan darah atau dahak sebaiknya periksakan diri ke dokter. Batuk yang tidak membaik selama beberapa minggu bisa jadi cukup serius dan memerlukan penanganan oleh dokter.

Penyebab Batuk

Batuk dapat disebabkan oleh beberapa penyebab baik yang sementara maupun permanen:

Membersihkan tenggorokan

Batuk merupakan cara umum membersihkan tenggorokan. Ketika jalan masuk udara tertutup oleh lendir atau partikel asing seperti asap atau debu, batuk merupakan refleks seseorang untuk membersihkan partikel dan membuat nafas lebih lega.

Virus dan bakteri

Penyebab paling umum batuk adalah infeksi saluran pernapasan seperti demam dan flu. Infeksi saluran pernapasan biasanya disebabkan oleh virus dan biasanya bertahan sampai beberapa hari atau minggu. 

Infeksi yang disebabkan oleh flu mungkin bertahan lebih lama untuk sembuh dan terkadang memerlukan penggunaan antibiotik.

Merokok

Merokok merupakan penyebab lain batuk. Batuk yang disebabkan oleh merokok hampir selalu merupakan batuk kronis dengan suara batuk khusus. Hal ini sering disebut dengan batuk perokok.

Asma

Asma pada anak kecil juga menjadi sebab batuk. Khususnya batuk asma biasanya disertai bersin sehingga mudah diidentifikasi. Asma eksaserbasi seharusnya menerima perawatan menggunakan inhaler. Hal ini mungkin jika anak tumbuh dewasa tanpa asma.

Obat tertentu

Beberapa obat dapat menyebabkan batuk meskipun hal ini jarang terjadi. Inhibitor Angiotensin-converting enzyme (ACE) seperti captopril umumnya digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan masalah jantung. 

Obat ini menyebabkan batuk. Dua jenis obat yang sering ditemukan adalah zestril dan vasotec. Batuk dapat berhenti jika pengobatan dihentikan.

Kondisi lain penyebab Batuk

Beberapa kondisi lain yang menyebabkan batuk yaitu:

  • Kerusakan pita suara
  • Infus postnasal
  • Infeksi bakteri seperti pneumonia, batuk rejan atau batuk karena peradangan
  • Kondisi serius seperti emboli pulmonari dan gagal jantung

Kondisi umum lain yang menyebabkan batuk kronis adalah gastroesophageal reflux disease. Pada kondisi ini isi perut mengalir kembali ke esofagus. Hal ini merangsang refleks di trakea sehingga seseorang batuk.

Hampir semua batuk akan membaik dalam dua minggu. Jika batuk tidak membaik dalam waktu tersebut sebaiknya periksakan diri ke dokter. Bisa jadi kondisi tersebut merupakan gejala dari penyakit yang lebih serius.

Jika gejala lain muncul seperti demam, nyeri dada, sakit kepala, atau pusing, segera periksakan diri ke dokter. Batuk disertai darah atau kesulitan bernafas perawatan medis segera.

Penanganan Batuk

Batuk dapat disembuhkan dengan berbagai macam cara berdasarkan penyebabnya. Untuk seseorang yang sehat, penanganan membutuhkan perawatan sendiri.

Perawatan sendiri

Batuk akibat virus tidak dapat ditangani dengan antibiotik. Anda dapat meredakannya dengan cara berikut:

  1. Minum banyak air agar tetap terhidrasi
  2. Ganjal kepala lebih tinggi dengan bantal ekstra ketika tidur
  3. Gunakan obat batuk untuk meredakan tenggorokan
  4. Berkumur dengan air hangat yang diberi garam secara teratur untuk menghilangkan lendir dan melegakan tenggorokan
  5. Hindari asap dan debu
  6. Tambahkan madu atau jahe ke dalam teh untuk meredakan batuk dan membersihkan jalannya udara

Perawatan Medis

Perawatan medis dilakukan dokter dengan memeriksa tenggorokan, mendengarkan suara batuk dan menanyakan jika batuk disertai gejala lain. Jika batuk kemungkinan karena bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik oral. 

Biasanya obat ini digunakan selama seminggu untuk sembuh total dari batuk. Sirup batuk ekspektoran atau penekan batuk yang mengandung codeine.

Jika dokter tidak dapat menemukan penyebab batuk, mereka mungkin akan melakukan tes tambahan misalnya sinar X pada dada untuk menilai apakah paru-paru bersih. 

Tes darah dan kulit juga dilakukan untuk mengetahui apakah Anda memiliki alergi. Pada beberapa kasus, lendir mungkin dianalisis sebagai tanda bakteri atau tuberkulosis.

Pencegahan Batuk

Terdapat beberapa cara untuk menghindari batuk:

Berhenti merokok

Merokok merupakan kontributor utama batuk kronis. Sangat sulit menyembuhkan batu perokok. Terdapat beberapa metode untuk membantu Anda berhenti merokok. 

Mulai dari rokok elektrik hingga komunitas berhenti merokok. Setelah berhasil berhenti merokok, kemungkinan kecil mengalami batuk kronis.

Perubahan pola makan

Penelitian dari American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine menemukan bahwa seseorang yang mengonsumsi banyak buah, serat dan flavonoid jarang menderita batuk kronis. Dokter akan mengarahkan Anda ke ahli gizi untuk mendapatkan pola makan terbaik.

Kondisi medis

Sangat disarankan untuk menghindari seseorang dengan penyakit menular seperti bronkitis, agar menghindari kontak dengan kuman. Anda sebaiknya mencuci tangan dengan teratur, dan tidak berbagi pakai perkakas dapur, handuk atau bantal.


14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app