Bahan Produk Pelumas Seks yang Dapat Membahayakan Vagina

Dipublish tanggal: Mei 20, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit

Fungsi dari pelumas seks atau lubrikan adalah untuk membasahi jaringan vulva dan vagina untuk meningkatkan efek pelumasan. Sehingga wanita dapat menikmati aktivitas seksualnya tanpa gesekan yang dapat membuat iritasi. 

Bahkan, beberapa pelumas memiliki fungsi tambahan untuk merangsang gairah seksual.

Meski memiliki banyak manfaat, Anda tetap harus hati-hati ketika memilih produk pelumas karena produk yang salah justru dapat menyebabkan masalah bagi kesehatan. 

Produk yang salah dapat memporak-porandakan keseimbangan pH alami vagina dan garam yang membuat wanita rentan tertular jamur vagina dan bacterial vaginosis. Untuk itu, Anda harus mengetahui terlebih dahulu bahan kimia apa saja yang harus dihindari sebagai pelumas seks.

Bahan kimia yang harus dihindari sebagai pelumas seks

1. Petrokimia – propilen glikol, petroleum, dan polietilen glikol

Beberapa pelumas seksual mengandung bahan petrokimia yang merupakan zat kimia dari minyak bumi. Pelumas yang mengandung petroleum biasanya digunakan sebagai pemanas. 

Sebenarnya, Anda tidak terlalu perlu menggunakan pelumas lubrikan untuk pemanas, karena gairah seksual yang muncul dari rangsangan saat aktivitas seksual akan menimbulkan pemanasan alami organ seksual. 

Oleh karena itu Anda tidak perlu menambahkan bahan kimia ke vagina agar organ dalam ini terasa panas.

Keberadaan pelumas seks yang mengandung petrokimia dapat mengganggu fungsi normal pada vagina. Kandungan propilen glikol justru dapat menyebabkan vagina iritasi. Bahkan, kandungan zat kimia ini dicurigai dapat menyebabkan kanker pada Rahim.

2. Benzocaine

Fungsi dari keberadaan zat kimia benzocaine yaitu mematikan area kulit yang diberikan pelumas, ibaratnya berfungsi sebagai obat bius. Pelumas ini umumnya ada pada pelumas yang digunakan untuk seks eksperimental dan seks anal.

Zat Benzocaine yang terkandung dalam pelumas seks dapat mengisyaratkan bahaya. Hal ini dikarenakan rasa sakit yang dihilangkan dari tubuh menyebabkan tubuh tidak dapat merespon tanda bahaya. 

Apabila Anda tidak dapat merasakan rasa sakit ketika melakukan aktivitas seksual, dapat menyebabkan Anda tidak paham apakah aktivitas tersebut berbahaya atau tidak. Akibatnya Anda akan meneruskan aktivitas seksual hingga terjadi luka seperti sobekan di jaringan vagina.

3. Gliserin

Gliserin berfungsi sebagai pengental pelumas yang berfungsi untuk membuat tekstur cairan pelumas semakin lengket dan kental. Hal ini dikarenakan gliserin berguna sebagai agen penjaga kelembaban yang menyerap air dari zat.

Namun, kandungan gliserin yang terlalu tinggi dalam pelumas tidak terlalu baik. Gliserin, yang merupakan alkohol gula justru dapat menyebabkan peningkatan terhadap koloni candida. Koloni candida ini mengakibatkan infeksi saluran kencing dan jamur vagina pada wanita yang rentan.

4. Pengawet – paraben, phenoxyethanol, benzyl alkohol, asam sitrat

Pengawet menjadi salah satu penyebab ruam gatal dan rasa panas pada kulit, selain itu pengawet juga bisa menyebabkan rasa lengket selama dan setelah dipakai. 

Konsentrasi tinggi pada pengawet berupa phenoxyethanol dan paraben menyebabkan iritasi kulit, kerusakan reproduksi, keracunan, dan bahkan berakibat langsung pada bayi seperti mengurangi fungsi sistem saraf. Paraben bahkan dapat meningkatkan risiko kanker payudara wanita.

5. Spermasida nonoxynol-9

Keberadaan zat ini dapat menyebabkan luka. Luka terbuka ini dapat menyebabkan tereksposnya cairan tubuh seperti darah. Bahkan dapat meningkatkan risiko penularan HIV  serta penyakit menular lainnya. zat ini juga dapat mengganggu jumlah bakteri normal pada vagina.

Pelumas seks yang baik digunakan

Meski banyak efek samping, namun ada beberapa produk pelumas yang tetap bisa digunakan. Anda disarankan memilih pelumas jenis iso-osmotik, karena produk tersebut cocok digunakan untuk vagina. Atau juga Anda bisa memilih produk organik yang diformulasikan khusus sehingga tidak menimbulkan iritasi.


6 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Lube Up for Better Lovin'. WebMD. (Accessed via: https://www.webmd.com/sex-relationships/features/lube-up-for-better-lovin)
Vaginal lubricants: best lubes for vaginal dryness. NetDoctor. (Accessed via: https://www.netdoctor.co.uk/healthy-living/sex-life/a27317/when-to-use-vaginal-lubricants/)
Are Sexual Lubricants Safe?. Psychology Today. (Accessed via: https://www.psychologytoday.com/us/blog/all-about-sex/201710/are-sexual-lubricants-safe)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app