Jenis Pelumas Kondom, Mana Yang Terbaik?

Dipublish tanggal: Sep 16, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit

Tak dapat dipungkiri, pelumas kondom memang memegang peranan penting dalam aktivitas seksual. Tak hanya mencegah kerusakan kondom, pelumas kondom juga berguna untuk melancarkan penetrasi sehingga aktivitas seksual terasa lebih nikmat dan aman.

Sama seperti produk kondom pada umumnya, pelumas kondom juga terdiri dari bermacam-macam jenis dengan kandungan komposisi yang berbeda. Oleh karenanya sebelum memilih mana yang terbaik untuk Anda dan pasangan, mari ketahui lebih dulu apa saja jenis pelumas kondom yang ada di pasaran.

Jenis Pelumas Kondom

Hal pertama yang perlu diketahui soal kondom adalah bahwa tidak semua produk pengaman ini dilengkapi dengan pelumas. Untuk kondom yang sudah dilengkapi pelumas, umumnya itu mengandung spermisida. Bahan ini mampu membunuh sperma karena mengandung zat kimia nonoxynol-9

Walau tergolong aman, tapi tidak menutup kemungkinan spermisida menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang. Inilah sebabnya, sebagian pasangan lebih suka menggunakan produk kondom tanpa pelumas. Mereka biasanya kemudian menambahkan pelumas kondom sendiri. 

Yang jadi masalah sekarang adalah tidak semua pelumas cocok digunakan sebagai pelumas kondom. Untuk tahu mana pelumas kondom terbaik, mari kita simak lebih dulu beberapa bahan dasar pelumas berikut ini:

Air 

Dibanding bahan pelumas kondom lainnya, pelumas berbahan dasar air dinilai paling aman untuk beragam aktivitas seksual. Selain tidak menimbulkan iritasi, pelumas dari air juga tidak merusak bahan dasar kondom (lateks). Lebih dari itu, pelumas dari air juga lebih mudah dibersihkan. Hanya saja sayangnya, pelumas dari bahan ini biasanya kurang tahan lama.

Minyak

Contoh pelumas kondom dari bahan minyak adalah baby oil, mineral oil, minyak sayur, hingga petrolatum. Sayangnya, penggunaan pelumas berbahan dasar minyak dijumpai mampu meningkatkan risiko penularan penyakit seksual. 

Menurut The National Center for Biotechnology Information, pelumas dari bahan minyak dapat merusak lateks secara signifikan. Karenanya, pelumas berbahan dasar minyak tidak disarankan digunakan untuk melumasi kondom lateks.

Silikon

Dibanding pelumas dari air, bahan silikon memang lebih tahan lama. Namun karena sifat anti-airnya sangat kuat, maka pelumas dari bahan silikon juga lebih sulit dibersihkan. 

Wax (lilin)

Ada pula pelumas kondom dari bahan lilin seperti shea butter, beeswax, dan minyak jojoba. Akan tetapi, Women’s Health beranggapan pelumas dari bahan ini dapat merusak sel kulit vagina dan mengganggu kemampuannya untuk beregenerasi. 

Gula 

Sementara pelumas dari gula jelas tidak disarankan. Menurut Everyday Health, pelumas berbahan dasar gula dapat meningkatkan produksi ragi di vagina sehingga berisiko memicu infeksi jamur.

Bahan tertentu

Bahan pelumas kondom tertentu seperti paraben, phenoxyethanol, serta propylene glycol juga patut diwaspadai. Meski efek samping jangka panjangnya belum jelas, namun deretan bahan tersebut berpotensi memicu kanker atau merusak kesehatan alat reproduksi. 

Belum lagi, selaput membran dari vagina yang jauh lebih lembut dibanding permukaan kulit lainnya. Oleh sebab itu, bagian ini lebih rawan mengalami iritasi. 

Contoh Pelumas Kondom Alami

Di samping pelumas kondom buatan, banyak pula pasangan lebih memilih menggunakan pelumas alami, misalnya seperti madu atau bahkan air liur. Untuk air liur ini tentunya harus dipastikan dulu bahwa Anda atau pasangan sama-sama tidak mengidap penyakit menular seksual. Alasannya karena penyakit seksual tertentu seperti hepatitis  dapat menyebar melalui air liur.

Terapis seks Brier Jirka beranggapan, beberapa minyak sayur dan mineral  oil seperti minyak kelapa, zaitun, dan alpukat dapat digunakan sebagai pelumas alami. 

Walau mungkin tidak menimbulkan efek samping, Anda disarankan tetap berhati-hati saat menggunakan pelumas alami tersebut. Selain belum ada bukti ilmiah yang mendukung penggunaannya, pelumas alami belum tentu aman bagi ketahanan bahan kondom.  Perlu diketahui pula bahwa pelumas alami juga berpotensi memicu efek samping seperti:

  • Alergi atau iritasi pada organ kemaluan.
  • Risiko infeksi penyakit seksual - jika bahan alami tersebut ternyata merusak bahan kondomnya.

Tips Memilih Pelumas Kondom Terbaik

Tips berikutnya adalah soal bagaimana memilih pelumas kondom terbaik. Kuncinya adalah sebagai berikut:

    • Pastikan Anda dan pasangan tidak memiliki alergi terhadap bahan tersebut.
    • Hindari menggunakan produk yang mengandung gula atau gliserin. 
    • Terakhir, jangan pula menggunakan produk pelumas berbahan dasar minyak. 

    15 Referensi
    Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
    Wolf LK. (2012). Studies raise questions about safety of lubricants. (http://cen.acs.org/articles/90/i50/Studies-Raise-Questions-Safety-Personal.html)
    Sutton KS, et al. (2012). To lube or not to lube: Experiences and perceptions of lubricant use in women with and without dyspareunia. DOI: (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22082320)

    Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

    Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
    (1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

    Buka di app