Perhatikan Tips Memilih Pelumas Vagina yang Aman bagi Wanita

Dipublish tanggal: Mei 24, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Perhatikan Tips Memilih Pelumas Vagina yang Aman bagi Wanita

Ketika melakukan hubungan seksual, terkadang ada beberapa pasangan yang membutuhkan bantuan, terutama wanita. Ya, proses penetrasi tidak melulu berjalan mulus dan lancar. Untuk mengatasinya, Anda membutuhkan pelumas vagina supaya penetrasi berjalan lancar tanpa meninggalkan rasa sakit. 

Sebab, tidak semua wanita akan terangsang penuh dan memproduksi cairan pelumas secara alami.

Hal yang perlu diperhatikan ketika memilih pelumas vagina

Ada dua hal yang perlu Anda perhatikan saat memilih pelumas vagina yang aman bagi vagina tentunya yaitu kenyamanan dan keamanan.

Faktor kenyamanan

Nah, pada faktor kenyamanan ini akan berpengaruh terhadap kenikmatan dan rasa nyaman setelah menggunakan pelumas. Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan seperti tekstur pelumas, cara penggunaan yang benar, dan intensitas pemakaiannya akan berpengaruh terhadap hubungan Anda. 

Namun, diantara ketiga pertimbangan tersebut, yang terpenting adalah cairan pelumas tersebut tidak menimbulkan reaksi alergi maupun ketidaknyamanan pada vagina wanita.

Faktor keamanan

Selain kenyamanan, tentu faktor keamanan adalah pertimbangan yang utama. Percuma, mendapat kenikmatan namun mengancam kesehatan organ vital Anda. Salah satu contohnya, pastikan pelumas vagina ini tidak dungakan ketika Anda juga memakai kondom lateks. 

Mengapa? Sebab, kondom dari bahan lateks ini tidak dapat berfungsi ketika dipakai bersamaan dengan pelumas minyak. Oleh karena itu, pastikan untuk mengetahui bahan dasar dari pelumas yang baik bagi tubuh Anda.

Ciri pelumas vagina yang baik dan buruk

Berdasarkan jenisnya, ada empat macam pelumas vagina yaitu berbahan dasar air mengandung gliserin, berbahan dasar air tanpa gliserin, silikon, dan minyak. Berikut ini pertimbangan pemilihan pelumas ditinjau dari kelebihan dan kekurangannya.

  • Pelumas berbahan dasar air dengan kandungan gliserin

Produk pelumas vagina ini banyak ditemukan di pasaran. Jenisnya memiliki sedikit rasa manis karena gliserin. Saat Anda menggunakannya dan mulai terasa kering, hindari untuk menambahkan pelumasnya lagi. Tapi, basahilah dengan air ataupun air liur untuk melicinkan.

Kelebihan produk ini mudah ditemukan, murah, aman digunakan bersama kondom lateks, serta tidak meninggalkan noda. Sedangkan kekurangannya cepat kering, memicu infeksi jamur, mudah lengket, dan rentan alergi.

  • Pelumas berbahan dasar air tanpa gliserin

Jenis pelumas ini disarankan bagi pasangan yang memiliki infeksi jamur pada organ vitalnya. Sebab, tanpa adanya gliserin, tidak akan memicu munculnya infeksi jamur.

Kelebihan produk ini mampu mengurangi risiko iritasi kelamin, aman digunakan bersama kondom lateks, tidak meninggalkan noda, serta disarankan bagi pemakaian seks anal.

Sedangkan kekurangannya yaitu mengandung parabens dan glikol propilen yang memicu iritasi kulit.

  • Pelumas berbahan dasar silikon

Rekomendasi pelumas ini cocok bagi wanita yang memiliki vagina kering dan merasa nyeri saat penetrasi. Tentunya, bahan silikon ini berbeda dengan silikon implan dan tidak berbahaya.

Kelebihannya pelumas ini tidak menimbulkan alergi. Sedangkan kekurangannya harganya terbilang mahal dan dijual di toko-toko tertentu. Pemakaian yang terlalu banyak pun harus dinetralisir dengan dibersihkan pakai sabun dan air setelahnya.

  • Pelumas berbahan dasar minyak

Terakhir, jenis pelumas dari bahan minyak ini sifatnya merusak kondom berbahan lateks. Namun, pelumas ini aman untuk pemakaian kondom dari bahan nitril, polyuretan, dan polisoprena. Pelumas ini juga dapat diperoleh dari bahan tradisional seperti minyak sayur, baby oil, dan mentega.

Kelebihan produk ini aman bagi kelamin, murah, mudah didapatkan, dan sebagian aman dikonsumsi.

Sedangkan kekurangannya dapat merusak kondom dari bahan lateks dan meninggalkan noda.


15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app