Rahasia Mengatasi Nyeri Saat Melahirkan

Dipublish tanggal: Sep 6, 2019 Update terakhir: Mei 27, 2021 Waktu baca: 3 menit
Rahasia Mengatasi Nyeri Saat Melahirkan

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Pemberian obat antinyeri bisa membantu meringankan rasa sakit saat melahirkan, salah satunya morfin. Tetapi penggunaannya harus sesuai anjuran dokter.
  • Pemberian anestesi regional dianggap paling efektif mengatasi nyeri melahirkan. Bisa dengan anestesi epidural maupun spinal.
  • Anestesi lokal biasanya digunakan untuk mengurangi rasa sakit di sekitar jalan lahir pada saat proses melahirkan.
  • Nyeri melahirkan juga dapat diatasi dengan memijat atau mengusap bagian tubuh yang sakit, mengatur napas, dan dukungan dari suami atau pendamping persalinan.
  • Dapatkan paket pemeriksaan kandungan dengan promo menarik dan dokter berpengalaman melalui HDmall;
  • Gunakan fitur chat untuk berkonsultasi dengan apoteker kami secara gratis seputar obat dan pemeriksaan kesehatan yang Anda butuhkan.

Setiap ibu memiliki tingkat toleransi nyeri yang berbeda-beda saat melahirkan. Ada ibu yang harus diberi obat-obatan tertentu untuk membantu meredakan rasa nyerinya, tetapi ada pula ibu yang mampu mengatasi nyeri melahirkan tanpa bantuan obat. Sebagai seorang calon ibu yang sebentar lagi melewati proses persalinan, pastinya timbul pertanyaan mendasar: bagaimana cara mengatasi nyeri melahirkan? Yuk, baca tips-tipsnya berikut ini.

Cara mengatasi nyeri melahirkan

Nyeri saat melahirkan dapat terjadi akibat reaksi dari kontraksi otot rahim dan jalan lahir. Namun, perlu diingat bahwa semakin nyeri yang dirasakan, maka semakin dekat pula waktu kita bertemu dengan bayi yang selama ini dikandung. Setidaknya, hal ini akan membantu mengalihkan rasa nyeri yang dirasakan dan tergantikan dengan antusias bertemu calon buah hati.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi nyeri melahirkan, antara lain:

1. Obat antinyeri

Obat antinyeri dapat membantu mengurangi rasa nyeri saat melahirkan. Apabila rasa nyerinya sangat berlebihan, dokter dapat memberikan obat golongan opioid seperti morfin dan fentanyl. Namun, pemberian morfin haruslah hati-hati karena dapat menimbulkan efek samping berupa rasa kantuk dan gangguan pernapasan. 

Selain itu, terdapat obat antinyeri lain yaitu aspirin, naproxen, dan ketorolac. Penggunaan obat antinyeri selama kehamilan harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. 

2. Anestesi regional

Anestesi regional adalah cara paling umum untuk meredakan rasa nyeri  melahirkan karena dianggap paling efektif. Anestesi atau pembiusan dapat memberikan efek mati rasa di bagian tubuh tertentu. 

Ada 2 dua jenis anestesi, yaitu:

  • Anestesi epidural: Diberikan di luar lapisan saraf tulang belakang. Efek mati rasa dirasakan setelah 10-20 menit penyuntikkan.
  • Anestesi spinal: Disuntikkan lebih mendalam mendekati saraf tulang belakang. Efek mati rasa dirasakan langsung setelah penyuntikkan dan dosisnya pun lebih rendah daripada pembiusan epidural. 

Baca selengkapnya: Ketahui Proses Anestesi Spinal dan Efek Sampingnya

Meskipun anestesi epidural dan spinal memiliki perbedaan, keduanya sama-sama aman digunakan bagi Anda maupun bayi Anda. Namun, sama seperti obat pada umumnya, anestesi epidural dan spinal tetap memiliki efek samping meskipun jarang terjadi, yakni dapat menimbulkan sakit kepala, sulit kencing, gatal-gatal, kaki berat dan kesemutan, serta menurunkan tekanan darah

3. Anestesi lokal

Beda dengan anestesi regional, anestesi lokal biasanya digunakan untuk mengurangi rasa sakit di sekitar jalan lahir pada saat proses melahirkan. Jenis anestesi ini juga digunakan pada saat episiotomi atau memotong sedikit perineum yang berada di antara anus dan vagian. Selain itu, anestesi lokal juga bisa digunakan untuk meminimalkan rasa nyeri saat menjahit robekan vagina setelah melahirkan.

Sama seperti anesteso regional, anestesi lokal dapat menimbulkan efek samping mesipun jarang terjadi. Efek samping tersebut berupa menurunnya tekanan darah dan reaksi alergi. Akan tetapi, Anda tak perlu khawatir karena penggunaan anestesi lokal cenderung aman bagi ibu maupun bayi.

Ada juga penggunaan obat lain untuk meredakan nyeri melahirkan namun jarang digunakan di Indonesia, yaitu obat petidin dan gas entonox. 

Baca juga: Cara-Cara Efektif untuk Mengatasi Nyeri Perineum Postpartum

Cara alami mengatasi nyeri melahirkan

Selain menggunakan obat antinyeri dan anestesi, ada juga cara-cara sederhana lainnya yang bisa membantu Anda mengatasi nyeri saat melahirkan, di antaranya: 

  • Pijat bagian tubuh yang sakit, dipercaya mampu menciptakan obat penghilang rasa sakit alami
  • Duduk dengan punggung disangga bantal atau bersandar di dinding
  • Berdiri dan menekuk lutut berkali-kali dengan tangan memegang tepi tempat tidur atau dinding, bila dokter mengizinkan
  • Menarik napas dalam, mendengarkan musik, atau menggunakan aromaterapi
  • Minta dukungan suami, keluarga, teman, atau pendamping persalinan lainnya
  • Berjalan setiap selesai kontraksi. Hal ini dipercaya dapat mempercepat proses melahirkan sekaligus mengatasi nyeri
  • Mengisi botol dengan air hangat, dibungkus handuk, diletakkan pada bagian tubuh yang nyeri
  • Berendam di dalam bak air hangat

Pilihlah cara mengatasi nyeri melahirkan sesuai dengan kondisi dan kenyamanan Anda. Ingat, dengarkan tubuh Anda sendiri dan ikuti ritmenya. Semakin sakit yang dirasakan, semakin cepat pula waktu Anda bertemu si buah hati yang selama ini ada di dalam perut.

Baca juga: Cara Mempercepat Pembukaan Persalinan


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Dealing with Pain During Childbirth. American Academy of Family Physicians. (https://familydoctor.org/dealing-pain-childbirth/)
Dealing With Pain During Childbirth (for Parents). Nemours KidsHealth. (https://kidshealth.org/en/parents/childbirth-pain.html)
The Pain of Labour. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4589939/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app