Apa yang Dapat Dilakukan Untuk Mencegah Terjadinya Rakhitis Pada Anak?

Dipublish tanggal: Agu 23, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 18, 2020 Waktu baca: 3 menit
Apa yang Dapat Dilakukan Untuk Mencegah Terjadinya Rakhitis Pada Anak?

Rakhitis adalah kelainan tulang yang disebabkan oleh kekurangan vitamin D, kalsium, atau fosfat. Ketiga komponen tersebut sangat penting untuk perkembangan tulang yang kuat dan sehat.  

Penderita rakhitis memiliki tulang yang lemah dan lunak, pertumbuhan terhambat, dan, dalam kasus yang parah, kelainan bentuk tulang.

Vitamin D adalah nutrisi yang membantu tubuh menyerap kalsium dan fosfat dari usus. Anda bisa mendapatkan asupan vitamin D dari berbagai produk makanan, termasuk susu, telur, dan ikan. Tubuh Anda juga dapat mengubah provitamin D menjadi vitamin D ketika tubuh terkena sinar matahari.

Kekurangan vitamin D membuat tubuh Anda sulit mempertahankan kadar kalsium dan fosfat yang cukup. 

Ketika hal ini terjadi, tubuh Anda memproduksi hormon yang menyebabkan kalsium dan fosfat dilepaskan dari tulang Anda. Ketika tulang mengalami kekurangan mineral ini, struktur tulang menjadi lemah dan lunak.

Rakhitis paling sering terjadi pada anak-anak yang berusia di antara 6 dan 36 bulan. Anak-anak memiliki resiko paling tinggi mengalami rakhitis mengingat struktur tulang yang masih dalam masa pertumbuhan

Anak-anak mungkin tidak mendapatkan cukup vitamin D jika mereka tinggal di daerah dengan sedikit sinar matahari, menjalani pola diet vegetarian, atau tidak mengkonsumsi makanan atau minuman yang berasal dari produk susu. 

Dalam beberapa kasus, kondisi ini dapat terjadi secara turun-temurun.

Pencegahan Rakhitis pada Anak

Cara terbaik untuk mencegah rakhitis adalah makan makanan yang mengandung kalsium, fosfor, dan vitamin D. dalam jumlah yang cukup. Orang dengan kelainan ginjal harus memantau kadar kalsium dan fosfat secara teratur.

Untuk mencegah terjadinya kekurangan vitamin D pada bayi, anak-anak, dan remaja, dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin D setidaknya 400 IU / hari. 

Untuk memastikan setiap anak tidak kekurangan asupan vitamin D harian, ada beberapa tips yang dapat Anda gunakan untuk memenuhi kebutuhan vitamin D pada anak :

  • Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif harus mendapatkan tambahan vitamin D sebanyak 400 IU / hari yang dimulai dalam beberapa hari pertama kehidupan. Pemberian suplemen harus dilanjutkan kecuali bayi mengkonsumsi susu formula yang diperkaya vitamin D setidaknya 1 L / hari. Susu murni sebaiknya tidak diberikan sampai bayi berusia 12 bulan. 
  • Semua balita yang tidak menyusu, serta anak-anak usia sekolah yang mengkonsumsi susu formula atau susu yang diperkaya vitamin D <1000 mL / hari, harus mendapatkan suplemen vitamin D sebesar 400 IU / hari. Sumber makanan lain dari vitamin D, seperti makanan yang telah ditambahkan vitamin D, dapat dimasukkan dalam asupan harian setiap anak.
  • Remaja yang tidak mendapatkan asupan vitamin D sebanyak 400 IU per hari melalui susu yang diperkaya vitamin D dan makanan yang diperkaya vitamin D (seperti sereal dan telur yang diperkaya) harus mendapatkan suplemen vitamin D sebanyak 400 IU / hari.
  • Atas dasar bukti yang tersedia, konsentrasi serum 25-OH-D pada bayi dan anak-anak harus ≥ 50 nmol / L (20 ng / mL).
  • Anak-anak dengan peningkatan risiko defisiensi vitamin D, seperti anak-anak dengan malabsorpsi lemak kronis dan mereka yang menggunakan obat anti kejang jangka lama, dapat terus mengalami defisiensi vitamin D meskipun telah mendapatkan asupan vitamin D sebanyak 400 IU / hari. Pemberian suplemen vitamin D dosis tinggi mungkin diperlukan untuk mencapai status vitamin D normal pada anak-anak, dan status ini harus ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium (misalnya, untuk serum 25-OH-D dan konsentrasi PTH dan ukuran status mineral tulang). Jika seorang anak diberikan suplemen vitamin D, kadar 25-OH-D dalam darah harus diulang dalam interval 3 bulan sampai tingkat normal tercapai. PTH dan status mineral tulang harus dipantau setiap 6 bulan sampai mereka normal kembali.
  • Dokter anak dan profesional perawatan kesehatan lainnya harus berusaha untuk membuat suplemen vitamin D tersedia untuk semua anak dalam komunitas mereka, terutama pada komunitas di mana anak-anak berisiko mengalami defisiensi vitamin D.

Rakhitis adalah kondisi yang memiliki manifestasi yang cukup fatal jika tidak ditangani sejak dini. Kunci penanganan kondisi ini dapat dilakukan dengan diagnosis dan penanganan dini. 

Oleh karena itu, sebagai orang tua, hendaknya Anda memperhatikan asupan nutrisi buah hati Anda agar dapat mencegah penyakit-penyakit terkait malnutrisi seperti penyakit rakhitis.


21 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Munns CF, et al. Global consensus recommendations on prevention and management of nutritional rickets. Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism. 2016;101:394.
Perrine CG, et al. Adherence to vitamin D recommendations among US infants. Pediatrics. 2010;125:627.
Golden NH, et al. Optimizing bone health in children and adolescents. Pediatrics. 2014;134:e1229.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app