HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

5 Pertanyaan Tentang Seks yang Malu Anda Tanyakan Langsung ke Dokter (Part-1)

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
5 Pertanyaan Tentang Seks yang Malu Anda Tanyakan Langsung ke Dokter (Part-1)

Seks mungkin masih menjadi bahasan yang tabu bagi sebagian orang. Ada juga yang menganggap, seks adalah masalah yang sangat pribadi, sehingga sulit untuk diungkapkan pada orang lain. Hal ini membuat orang-orang yang punya pertanyaan mengenai seksualitas atau punya masalah terkait hubungan intim, malu bertanya secara langsung, entah kepada dokter - apalagi kepada teman.

Kami mengumpulkan beberapa pertanyaan mengenai seks yang paling populer dan meminta tim dokter kami untuk menjawabnya. Inilah pertanyaan-pertanyaan seputar seks tersebut: 

1. Bagaimana caranya berhubungan seks pertama kali?

Umumnya, pada malam pertama seorang pria dan wanita yang sama-sama belum melakukan hubungan intim, akan merasa bingung dan "kikuk". Di malam pertama, jika pihak wanita tidak merasakan kenikmatan, adalah hal yang wajar  karena rasa sakit akibat baru pertama kali melakukan hubungan ini.

Sedangkan pada pria, hal yang biasa terjadi adalah adanya jeda waktu disfungsi ereksi yang ringan yang terjadi secara tiba-tiba, karena merasa gugup. 

Tip bagi pasangan yang baru menikah dan baru melakukan hubungan seksual:

  • Jangan lupakan pemanasan. 
  • Rileks dan tidak terburu-buru. Posisi bercinta pertama kali yang dapat Anda lakukan adalah dengan posisi misionaris atau man on top. Posisi ini dianggap sebagai posisi dasar sehingga Anda dan pasangan dapat melakukannya dengan mudah.
  • Jangan kecewa jika tidak tahan lama. Hal ini wajar karena keduanya belum memiliki pengalaman dalam hal mengontrol emosi dalam berhubungan intim.
  • Komunikasi agar tercipta suasana yang nyaman dan tidak kaku. 

2. Apakah bisa hamil jika vagina terkena tisu bekas lap sperma?

Di udara, sperma bertahan hidup rata-rata hanya tiga menit, kecuali jika dikeluarkan di dalam vagina. Jika pihak  wanita berada dalam masa subur maka masa hidup sperma menjadi lebih panjang hingga mencapai 48 jam. Saat ejakulasi, kekuatan semburan sperma bisa mencapai hingga 48km/jam.

Begitu sperma masuk ke dalam vagina, mereka membutuhkan waktu hingga tiga hari untuk mencapai sel telur yang jaraknya hanya 15 Cm. Ketika sudah mencapai saluran tuba dalam rahim wanita, sperma dapat bertahan hingga lima hari menunggu sel telur  dikeluarkan, sehingga masih bisa terjadi kehamilan walau Anda berhubungan tidak pada masa subur. 

Anda tidak perlu khawatir hamil jika sperma dikeluarkan di luar rahim, meski Anda sedang dalam masa subur. Pasalnya, sperma akan mati dan tidak menyebabkan kehamilan, kecuali jika sperma tersebut sudah terlebih dahulu mencapai saluran tuba tempat pertemuan sperma dan sel telur wanita.

3. Amankah memasukkan jari ke vagina?

Pada dasarnya, penggunaan jari untuk membantu mencapai klimaks tidak berbahaya dan boleh dilakukan sesuai dengan kesepakatan bersama pasangan. Tidak jarang dijumpai pasangan yang justru dapat mencapai klimaks dengan bantuan jari.

Hal ini dikaitkan dengan lebih lincahnya jari dalam mengeksplorasi titik-titik sensitif wanita, termasuk G-spot. Namun, Anda perlu memerhatikan kebersihan tangan pasangan. Pastikan dia mencuci tangan setiap kali hendak melakukan rangsangan dengan jari. 

4. Saya mengeluarkan sperma di paha istri. Lalu, istri  mencuci vagina dan pahanya menggunakan air, apakah masih bisa hamil? 

Sperma dapat bertahan hidup lebih lama jika berada pada suhu yang hangat atau berada di air yang hangat. Sperma akan mati lebih cepat jika terkontaminasi dengan suhu yang kering atau permukaan yang kering. Hal yang dilakukan oleh istri Anda, mungkin saja mematikan sperma. 

5. Mengapa setiap selesai berhubungan intim, istri selalu merasakan perih akibat lecet di vaginanya? 

Rasa sakit yang muncul pada saat awal penetrasi bisa disebabkan oleh: 

  • Kurangnya cairan lubrikasi. Cairan ini diproduksi secara alami oleh vagina ketika wanita terangsang. Penyebab utama kurangnya lubrikasi adalah kurang pemanasan. Produksi cairan lubrikasi juga akan terganggu pada wanita yang telah menopause,  baru melahirkan lalu menyusui, konsumsi obat-obatan seperti pil KB, obat penenang, obat antidepresan, dan obat tekanan darah tinggi
  • Vagina mengalami infeksi. 
  • Cidera atau iritasi yang terjadi pada wanita yang baru melakukan operasi panggul atau akibat kecelakaan, rasa sakit akan muncul saat penetrasi awal. Selain itu, wanita yang baru saja menjalani episiotomi – penyayatan jaringan antara vagina dan anus saat melahirkan – juga akan merasakannya. 
  • Vaginismus. Perasaan takut sebelum bercinta kerap dirasakan oleh wanita. Secara tidak sadar, hal itu membuat otot vagina kejang sehingga membuatnya sakit saat pasangan melakukan penetrasi. 

Sakit saat penetrasi mendalam disebabkan oleh: 

Anda dan pasangan bisa mencoba untuk mengatasi sendiri dengan empat langkah berikut ini: 

  • Berkomunikasi. Jika Anda merasa sakit, tidak perlu sungkan untuk memberi tahu pasangan agar memperlambat gerakannya. 
  • Ganti posisi. Anda bisa mencoba berada di atas saat berhubungan seksual. Dengan posisi itu, Anda bisa mengontrol gerakan dan kedalaman penetrasi. 
  • Jangan terburu-buru. Rasa sakit biasanya terjadi karena penetrasi yang terlalu dini dilakukan oleh pasangan, padahal Anda belum siap.  
  • Gunakan pelumas. Namun jangan asal memakai produk pelumas. Tanyakan dahulu kepada dokter produk apa yang cocok untuk Anda. (LT)

2 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
What Does Demisexual Mean? 17 FAQs About Sex, Attraction, More. Healthline. (https://www.healthline.com/health/demisexual)
Frequently Asked Questions About Sexual Health. WebMD. (https://www.webmd.com/sexual-conditions/sexual-health-faq)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app