14 Penyebab Kemandulan pada Pria dan Wanita

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 6 menit
14 Penyebab Kemandulan pada Pria dan Wanita

Semua orang yang menikah pasti ingin memiliki anak atau keturunan. Namun sebagian besar pasangan suami istri harus menutup dalam-dalam keinginannya tersebut dikarenakan kemandulan (infertilitas). Banyak diantara mereka tidak mengetahui apa penyebab kemandulan yang mereka alami, sehingga perselingkuhan atau perceraian yang menjadi pilihan terakhir.

Asumsi yang timbul di masyarakat bahwa sebagian besar penyebab kemandulan adalah wanita. Namun, sebenarnya pria juga bisa mengalami kemandulan. Oleh karena itu, mari kita simak beberapa penyebab kemandulan pada wanita dan pria di bawah ini.

%70358077575040% pria wanita

Apa Penyebab Kemandulan pada Wanita?

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kemandulan pada wanita, sehingga wanita lebih sering dijadikan sebagai "kambing hitam" dalam masalah kemandulan. Penyebab kemandulan pada wanita, antara lain:

1. Masalah Ovulasi 

Kemandulan pada wanita paling utama disebabkan oleh masalah ovulasi. Ovulasi adalah pelepasan sel telur dari indung telur (ovarium) menuju tuba fallopi untuk dibuahi. Proses tersebut biasanya terjadi pada 14 hari sebelum haid atau 16 hari setelah hari pertama siklus menstruasi.

Pada situasi tertentu, pelepasan sel telur tersebut mengalami masalah, sehingga mengakibatkan sel telur tidak dilepaskan sama sekali atau terjadi pelepasan dalam waktu yang lebih lama dari yang seharusnya.

Masalah ovulasi disebabkan oleh beberapa hal berikut ini, yaitu:

  • Kegagalan Ovarium Prematur: merupakan kondisi di mana ovarium wanita berhenti bekerja atau kehilangan fungsinya (melepaskan sel telur) sebelum usia 40 tahun.
  • Sindrom Ovarium Polisistik: Adanya gangguan hormon yang menyebabkan ovarium kesulitan untuk memproduksi sel telur (ovum). Hal itu menyebabkan ovulasi terganggu karena kurangnya jumlah sel telur.
  • Gangguan Tiroid: Gangguan pada kelenjar tiroid menyebabkan terganggunya organ reproduksi yang menyebabkan ovulasi menjadi tidak teratur.

2. Rusaknya Tuba Fallopi

Tuba fallopi adalah saluran yang menghubungkan ovarium (indung telur) dengan rahim. Organ ini juga berfungsi sebagai tempat pembuahan sel telur oleh sperma.

Salah satu penyebab rusaknya tuba fallopi adalah operasi akibat kehamilan ektopik (di luar rahim), sehingga sel telur tidak dapat bergerak lebih jauh dan tidak terjangkau oleh sperma.

3. Gangguan Lendir Serviks 

Penyebab kemandulan yang selanjutnya adalah gangguan pada lendir serviks. Lendir serviks merupakan bagian yang dapat menipis secara alami ketika ovulasi, sehingga sperma dapat masuk ke dalam tuba fallopi. Nah, Apabila terjadi gangguan pada lendir serviks, maka organ tersebut akan menebal dan menyulitkan sperma yang bergerak masuk menuju tuba fallopi. Oleh karena itu, pembuahan tidak dapat dilakukan dan tidak akan terjadi kehamilan.

4. Fibroid Rahim

Fibroid rahim merupakan salah satu tumor jinak (bukan kanker) yang biasanya tumbuh di dalam atau di sekitar rahim. Adanya fibroid tersebut sangat memengaruhi kesuburan pada wanita, karena membuat embrio (hasil pembuahan) tidak dapat masuk ke dalam rahim.

5. Endometriosis

Endometriosis  adalah pertumbuhan jaringan pada rahim yang menonjol keluar, sehingga mengakibatkan jaringan tersebut tumbuh pada organ reproduksi lain, seperti pada tuba fallopi.

kondisi dimana lapisan kecil lapisan rahim (endometrium) mulai tumbuh di tempat lain, seperti ovarium. Hal ini dapat merusak ovarium atau saluran tuba dan menyebabkan masalah kesuburan. Hal tersebut akan menyumbat tuba fallopi dan menghalangi proses pembuahan di dalamnya.

6. Penyakit Radang Panggul

Penyakit radang panggul (PID) adalah infeksi pada saluran reproduksi wanita, yang meliputi rahim, tuba fallopi, dan ovarium (indung telur).

Penyakit ini biasanya disebabkan oleh  infeksi menular seksual (IMS). Penyakit radang panggul juga dapat merusak tuba fallopi, sehingga membatasi pergerakan sel telur dalam rahim.

7. Sterilisasi

Sterilisasi adalah penyebab kemadulan pada wanita yang berikutnya. Salah satu faktor yang melatarbelakangi wanita melakukan sterilisasi adalah penyakit, seperti terdapat miom dalam rahim dan lain sebagainya. Sterilisasi membuat sel telur tidak mungkin masuk ke dalam rahim. Prosedur tersebut dapat dibalik, namun hasilnya juga belum tentu dapat membuat Anda bisa hamil.

8. Penggunaan Obat-obatan Tertentu

Efek samping dari beberapa jenis obat-obatan tertentu dapat menjadi penyebab kemandulan. Beberapa jenis obat yang dapat mengurangi kesuburan Anda, yaitu:

  • Obat antiinflamasi non-steroid (NSAID): Penggunaan obat antiinflamasi non-steroid dengan dosisi tinggan dan dalam jangka waktu yang lama dapat membuat Anda sulit untuk hamil. Obat antiinflamasi non-steroid  seperti  ibuprofen atau aspirin.
  • Obat untuk kemoterapi: Obat -obatan yang digunakan untuk kemoterapi, terkadang dapat menyebabkan kerusakan pada ovarium, sehingga tidak lagi dapat berfungsi dengan baik.
  • Obat neuroleptik: Obat golongan antipsikotik ini biasa digunakan untuk mengobati masalah kejiwaan atau psikologis. Obat tersebut dapat menyebabkan siklus menstruasi terganggu hingga menyebabkan ketidaksuburan.
  • Spironolakton:  Jenis obat yang biasa digunakan untuk mengobati retensi cairan (edema). Anda akan kembali subur setelah dua bulan berhenti mengonsumsi obat tersebut.
  • Obat-Obatan Terlarang: Ganja dan kokain merupakan salah satu obat terlarang yang menjadi penyebab kemandulan, karena obat-obatan terlarang dapat mempengaruhi kesuburan dan mempersulit terjadinya ovulasi.

Baca juga: Ciri-Ciri Wanita Mandul yang Perlu Diwaspadai

Apa Penyebab Kemandulan pada Pria?

Faktor-faktor penyebab kemandulan tidak hanya dimiliki oleh wanita, tetapi juga pria. Ingin tahu? penyebab kemandulan pada pria, mari kita lihat penjelasan berikut ini.

1. Kualitas Sperma dan Air Mani

Penyebab kemandulan yang paling umum pada pria adalah kualitas air mani yang buruk. Beberapa kemungkinan yang menyebabkan kualitas air mani memburuk, yaitu:

  • Kurangnya jumlah sperma: Bisa jadi, kandungan sperma dalam air mani memiliki jumlah yang sangat rendah bahkan tidak ada sama sekali.
  • Sperma yang tidak bergerak dengan benar: Hal tersebut akan membuat sperma sulit berenang menuju sel telur.
  • Bentuk Sperma tidak normal: Kemungkinan lainnya adalah bentuk sperma yang tidak normal, sehingga menyulitkan sperma untuk bergerak dan membuahi sel telur.

Peningkatan suhu skrotum (suhu pada testis) dapat memperburuk kualitas air mani. Jadi, celana yang ketat dapat menjadi faktor peningkatan suhu skrotum. Oleh karena itu, pastikan Anda menggunakan celana yang longgar dan nyaman agar suhu pada testis dan kualitas sperma tetap terjaga.

2. Gangguan Testis

Testis merupakan penghasil dan tempat menyimpan sperma. Apabila testis mengalami kerusakan, maka sangat mempengaruhi kualitas air mani Anda. Beberapa faktor yang mungkin dapat merusak testis, yaitu:

  • Infeksi testikel.
  • kanker testis.
  • Operasi testis.
  • Gangguan testis sejak lahir (cacat bawaan).
  • Testis yang tidak turun (Kriptorkismus).
  • Luka pada testis.

3. Vasektomi

Vasektomi adalah tindakan medis yang dilakukan untuk menghentikan aliran sperma dengan menutup saluran yang membawa sperma keluar dari testis Anda (vas deferens), sehingga air mani Anda tidak lagi mengandung sperma. Dengan tidak adanya sperma yang terkandung dalam air mani, maka tidak akan terjadi pembuahan.

4. Gangguan Ejakulasi

Beberapa pria mengalami masalah ejakulasi, seperti ejakulasi dini dan retrograde ejakulasi (air mani tidak keluar atau sedikit). Gangguan tersebut sangat menyulitkan untuk melepaskan air mani saat berhubungan intim.

5. Hipogonadisme

Hipogonadisme adalah rendahnya tingkat hormon seksual (testosteron) yang dihasilkan oleh testis. Hormon testosteron sangat memengaruhi dalam pembuatan sperma. Gangguan ini biasanya disebabkan oleh tumor, konsumsi obat-obatan terlarang, atau  sindrom Klinefelter (sindrom dimana seorang pria dilahirkan dengan kelebihan kromosom wanita).

6. Mengonsumsi Obat-obatan 

Mengonsumsi obat-obatan secara berlebihan juga dapat menjadi penyebab kemandulan pada pria. Beberapa obat-obatan yang mungkin menyebabkan kemandulan, yaitu:

  • Sulfasalazine: Obat anti-inflamasi yang digunakan untuk mengobati radang sendi dan penyakit Crohn ini dapat menurunkan jumlah sperma. Namun, efek samping tersebut bersifat sementara dan jumlah sperma akan kembali normal ketika berhenti mengonsumsinya.
  • Steroid anabolik: Obat ini sering digunakan secara ilegal. obat ini memiliki efek yang serupa dengan testosteron dan mampu meningkatkan pertumbuhan otot. Penyalahgunaan obat ini dalam jangka waktu yang lama dapat mengurangi jumlah sperma dan pergerakan sperma.
  • Obat untuk Kemoterapi: Obat-obatan yang digunakan dalam kemoterapi terkadang dapat mengurangi produksi dan kualitas sperma.
  • Obat herbal: Tidak hanya obat medis, beberapa obat herbal juga dapat menjadi penyebab kemandulan, salah satunya,  seperti ekstrak akar ramuan Cina Tripterygium wilfordii. Ramuan tersebut dapat mempengaruhi produksi sperma atau dapat mengurangi ukuran testis.
  • Obat-obatan terlarang: Pria yang suka menggunakan obat-obat terlarang dapat mengalami kemandulan. hal tersebut dikarenakan jenis obat-obatan terlarang, seperti ganja dan kokain dapat memengaruhi kualitas air mani.

Baca: Ciri-ciri Pria Mandul Secara Fisik yang Bisa Kamu Amati

Sekarang Anda sudah paham, kan? Ternyata kemandulan tidak hanya disebabkan oleh salah satu pihak saja, tetapi juga pria dan wanita memiliki risiko yang sama terhadap kemandulan. Cara terbaik mengobati kemandulan adalah dengan berkonsultasi dengan dokter ahli. Lakukan semua proses pengobatan dengan sabar dan tak lupa selalu berdoa kepada Tuhan, karena hakikatnya anak adalah titipan Tuhan.


66 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Smith JF, et al. (2010). The use of complementary and alternative fertility treatment in couples seeking fertility care: Data from a prospective cohort in the United States. DOI: (https://doi.org/10.1016/j.fertnstert.2010.02.054)
Sengupta P. (2012). Challenge of infertility: How protective the yoga therapy is? DOI: (http://doi.org/10.4103/0257-7941.113796)
Rahman SU, et al. (2018). Therapeutic role of green tea polyphenols in improving fertility: A review. (https://www.mdpi.com/2072-6643/10/7/834/htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app