Vasektomi: Metode, Syarat, Manfaat, Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit
Vasektomi: Metode, Syarat, Manfaat, Efek Samping

Vasektomi adalah prosedur medis untuk menghentikan aliran sperma pria dengan jalan melakukan okulasi (penutupan) vasa deferensia atau saluran sperma sehingga alur transportasi sperma terputus. Disebut juga dengan kontrasepsi mantap (Kontap) pada pria.

Tidak banyak dari kita yang mengetahui apa itu vasektomi, karena di Indonesia penggunaan vasektomi memang belum begitu populer dibandingkan  metode kontrasepsi lainnya. Kontrasepsi masih didominasi penerapannya pada kaum wanita dengan metode kontrasepsi pilihan berkisar antara pil, suntik dan susuk. Hanya sedikit pria yang menggunakan kondom karena merasa tidak nyaman ketika berhubungan badan dengan istri.

Dalam bahasa KB vasektomi sering disebut sebagai kontap-pria atau kontrasepsi mantap pria, karena pria yang menjalani vasektomi sudah tidak mungkin menghamili wanita lagi. Pada artikel kali kita akan membahas vasektomi pada pria untuk sterilisasi.

Definisi Vasektomi

Vasektomi berasal dari bahasa latin yang terdiri dari dua kata yaitu Vasa yang berarti saluran dan Tomy  yang berarti memotong, Dengan kata lain vasektomi adalah prosedur medis untuk menghentikan aliran sperma pria dengan jalan melakukan okulasi (penutupan) vasa deferensia atau saluran sperma sehingga alur transportasi sperma terputus. Dengan tidak adanya sperma yang dikelaurkan, maka proses fertilisasi (penyatuan sperma dengan ovum) tidak dapat terjadi.

Pada kondisi normal, sperma diproduksi di dalam testis. Pada saat ejakulasi, sperma akan mengalir melalui 2 buah saluran berbentuk pipa (vas deferens), kemudian bercampur dengan cairan semen (cairan pembawa sperma), dan akhirnya keluar melalui penis. Saluran (vas deferens) tersebut dipotong dan kedua ujungnya diikat, sehingga sperma tidak dapat mengalir dan bercampur dengan cairan semen. Vasektomi ini merupakan prosedur yang sangat efektif untuk mencegah terjadinya kehamilan karena efek yang ditimbulkannya bersifat permanen.

Metode Vasektomi

Hingga saat ini ada beberapa macam metode penutupan vas deferens, yang masih dinilai memiliki kemantapan, antara lain dengan cara:

  • Menjepit saluran vas deferens dengan klip (jepitan) dari tantalum
  • Mengkauter kedua ujung saluran vas deferens
  • Menyuntik saluran vas deferens dengan sclerotizing agent sehingga menjadi buntu
  • Menutup saluran vas deferens dengan tutup semacam jarum
  • Mengikat saluran vas deferens
  • Kombinasi antara dua metode sebelumnya, misalnya mengikat dan kauterisasi

Keuntungan

Sebagai metode kontrasepsi mantap pria vasektomi memiliki beberapa keuntungan yaitu:

  • Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi
  • Tidak akan mengganggu ereksi, potensi seksual, produksi hormon
  • Tidak menggangu kehidupan seksual suami istri
  • Tidak mengganggu produksi ASI (untuk kontap wanita)
  • Lebih aman (keluhan lebih sedikit)
  • Lebih praktis (hanya memerlukan satu kali tindakan)
  • Lebih efektif (tingkat kegagalannya sangat kecil)
  • Lebih ekonomis (hanya memerlukan biaya untuk sekali tindakan)
  • Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit
  • Tidak ada resiko kesehatan
  • Tidak ada mortalitas/kematian
  • Dapat digunakan seumur hidup
  • Sifatnya permanen

Kerugian

Selain keuntungan tersebut metode kontrasepsi vasektomi juga memiliki beberapa kerugian yaitu:

  • Prosedur ini tidak dapat dilakukan oleh orang yang masih ingin mempunyai anak lagi.
  • Hanya boleh diterapkan pada pasangan yang memang memutuskan untuk tidak ingin memiliki momongan lagi.
  • Preosedur ini harus dilakukan dengan tindakan pembedahan.
  • Tidak langsung bisa diandalkan, karena harus menggunakan kontrasepsi lain (kondom) dalam kurun waktu beberapa hari atau minggu setelah prosedur sampai dinyatakan bahwa sel sperma sudah tidak ada.

Efek Samping Vasektomi

Pada kebanyakan pria tindakan vasektomi tidak menimbulkan efek samping dan sangat jarang menimbulkan komplikasi yang serius. Meskipun demikian masih ada kemungkinan terjadi beberapa efek samping yang timbul pasca tindakan operasi yaitu:

  • Adanya darah di dalam air mani
  • Memar pada skrotum
  • Perdarahan atau bekuan darah pada skrotum
  • Infeksi pasca operasi
  • Pembengkakan
  • Perasaan tidak nyaman

Agar tidak terjadi efek samping yang timbul pasca operasi, skrotum sebaiknya di kompres dengan air es pada waktu 24 jam setelah operasi, dan gunakan celana yang memiliki penyangga agar tidak menimbulkan gesekan langsung pada skrotum. Jika pembengkakan skrotum diikuti dengan skrotum yang menjadi merah meradang kemungkinan sudah terjadi infeksi pada daerah skrotum.

Syarat yang harus dipenuhi

Untuk dapat menjalani proses vasektomi ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain:

  • Harus dilakukan secara sukarela
  • Harus mendapat persetujuan istri
  • Memiliki Jumlah anak yang cukup minimal dua orang, dan anak paling kecil harus sudah berumur diatas dua tahun
  • Mengetahui akibat tindakan vasektomi.
  • Memiliki umur yang tidak kurang dari 30 tahun.
  • Memiliki istri dengan umur yang tidak kurang dari 20 tahun dan tidak lebih dari 45 tahun

Satu-satunya risiko terbesar dalam melakukan vasektomi adalah ketika pasien mengalami perubahan pikiran dan ingin memiliki anak lagi. Meskipun proses vasektomi bisa dibalikkan, tetapi tidak ada jaminan bahwa vas deferens akan bekerja seperti sebelumnya, dan pembalikan proses vasektomi ini memerlukan prosedur operasi yang lebih rumit, lebih mahal dan tentunya tidak efektif. Jadi sebelum memutuskan untuk melakukan melakukan vasektomi, sebaiknya harus dipikirkan dengan matang dan mantap terlebih dahulu.

Pada saat ini di Indonesia telah banyak rumah sakit dan klinik kesehatan yang melayani tindakan vasektomi, dan Vasektomi ini merupakan pilihan tepat bagi pria yang ingin berpartisipasi aktif dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk di negara berkembang.


22 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app