Obat Demam Anak: Pilih Paracetamol, Ibuprofen, atau Aspirin?

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Waktu baca: 5 menit
Obat Demam Anak: Pilih Paracetamol, Ibuprofen, atau Aspirin?

Obat demam anak adalah jenis obat yang harus selalu ada dalam kotak persediaan obat di rumah anda. Sebagai orang tua kita harus selalu bersiaga jikalau anak kita mendadak demam.

Apalagi jika demam terjadi pada malam hari, tentu kita akan kesulitan jika kita tidak mempunyai persediaan obat demam. Memang saat ini sudah bertebaran apotek-apotek yang beroperasi 24 jam.

Namun ini hanya ada di kota besar! Lagipula jika kita hanya sendiri, tentu sangat merepotkan jika harus mengajak anak membeli obat demam, apalagi sampai harus meninggalkannya di rumah sendirian sementara kita membeli obat di apotek.

Pengertian Demam

Demam adalah suatu kondisi saat suhu tubuh kita mencapai 37°C atau lebih. Kondisi ini adalah mekanisme pertahanan tubuh saat terjadinya infeksi oleh bakteri atau virus. Peningkatan suhu tubuh juga bisa disebabkan oleh suatu penyakit atau terjadinya radang di salah satu bagian tubuh kita.

Demam seringkali bisa hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari, namun bisa juga menjadi sangat serius. Demam berpotensi bahaya jika suhu tubuh menyentuh angka 39°C.

Penyebab demam bisa berbagai macam. Pasca imunisasi pneumokokus atau vaksin TB, bayi biasanya mengalami demam. Penyakit-penyakit infeksi oleh bakteri, virus atau parasit lain juga sering menimbulkan demam.

Penyakit akibat gigitan nyamuk (seperti demam berdarah, malaria, dan chikungunya), penyakit kanker (misalnya leukimia, kanker hati, kanker payudara, atau kanker paru-paru), penyakit artritis dan hipertiroidisme juga menimbulkan terjadinya demam.

Bahkan penggunaan obat-obatan seperti obat antihipertensi dan antidepresan terkadang juga bisa menimbulkan demam. Baca (Flu singapura : kenali ciri-ciri, gejala, penyebab dan pengobatannya).

Kapan anak memerlukan obat demam?

Saat suhu tubuh anak anda berkisar antara 37°C-38°C, dia belum membutuhkan obat demam. Peningkatan suhu tubuh ini adalah sebuah mekanisme alami dari sel-sel antibodi tubuh untuk menetralisir serangan bakteri atau virus. Saat ini anda hanya perlu melakukan penanganan-penangan seperti berikut :

  • Memberikan pakaian yang tipis supaya memperlancar sirkulasi panas tubuh. Seringkali saat anak-anak demam, para orang tua memakaikan pakaian tebal ke anak-anaknya karena saat anak demam, tubuhnya terlihat menggigil. Namun hal ini justru menghambat sirkulasi panas dan memicu kenaikan suhu tubuh.
  • Lakukan kompres dengan air hangat. Bila memungkinkan mandikan dengan air hangat akan lebih baik. Hal ini akan membuka pori-pori kulit sehingga panas bisa keluar dari tubuh. Jangan menggunakan kompres dengan air dingin apalagi dengan es karena hal ini hanya menurunkan suhu sementara (hanya di tempat kompres) namun akan dengan segera memicu peningkatan suhu tubuh.
  • Berikan anak anda minum yang cukup. Bisa air putih atau minuman-minuman yang mengandung elektrolit. Air kelapa muda sangat baik diberikan untuk menurunkan suhu tubuh. Air kelapa muda juga mengandung banyak nutrisi yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Menurut rekomendasi WHO, obat penurun panas baru digunakan jika suhu tubuh lebih besar dari 38.5 °C (101,3 °F). Anda bisa menggunakan obat-obat penurun panas yang bisa didapatkan tanpa resep dokter di apotek atau di toko obat berijin.

Memilih Obat Demam Anak : Paracetamol, Ibuprofen Atau Aspirin?

Anda bisa menggunakan obat-obat yang mengandung acetaminophen (paracetamol) atau ibuprofen. Berbagai merk sediaan yang mengandung obat paracetamol (misalnya sanmol), dan sediaan yang mengandung obat ibuprofen (misalnya proris) telah tersedia di pasaran.

Jika anak anda berusia di bawah 16 tahun, jangan menggunakan obat yang mengandung aspirin. Karena adanya potensi terjadinya sindrom reye (penyakit serius yang terkait dengan penggunaan aspirin atau salisilat lainnya pada anak-anak selama episode infeksi virus atau bakteri). Obat ini juga dikenal dengan nama acetosal (acetyl salicylic acid).

Paracetamol obat demam anak pilihan pertama

Secara umum merk sediaan obat penurun panas yang mengandung paracetamol lebih baik dibandingkan ibuprofen jika digunakan untuk anak-anak. Paracetamol memiliki efek samping yang lebih sedikit jika dibandingkan ibuprofen dan aspirin, sepanjang digunakan pada dosis terapi yang tepat.

Efek sampingnya berupa gangguan saluran pencernaan bisa diatasi dengan menggunakan obat setelah makan. sedangkan efek samping paracetamol berupa gangguan fungsi hati dapat terjadi hanya jika dipakai dalam dosis yang relatif besar (> 4 gram/hari).

Paracetamol memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan obat demam yang lain karena obat ini memiliki mekanisme aksi yang sedikit berbeda. Seperti diketahui paracetamol bekerja dengan cara menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX).

Enzim COX berperan pada pembentukan prostaglandin yaitu senyawa penyebab nyeri. Dengan dihambatnya kerja enzim ini, maka jumlah prostaglandin pada sistem saraf pusat menjadi berkurang sehingga respon tubuh terhadap nyeri berkurang.

Hal ini juga menyebabkan kacaunya termostat di hipotalamus set-point di pusat pengendali suhu tubuh di otak sehingga menghasilkan efek penurunan suhu tubuh.

Enzim cyclooxygenase (COX) terdiri dari COX-1, COX-2,COX-3. Paracetamol spesifik bekerja pada enzim COX-3, tidak pada COX-1 atau pun COX-2. Dengan tidak menghambat COX-1, efek paracetamol sebagai anti radang sangat kecil dibandingkan ibuprofen atau aspirin.

Namun, karena tidak menghambat COX-1, efek samping paracetamol berupa gangguan lambung lebih kecil daripada obat demam yang lain. Hal ini terjadi karena paracetamol tidak mempengaruhi produksi prostaglandin jaringan yang dibutuhkan untuk melindungi mukosa lambung.

Dibandingkan aspirin paracetamol tidak memiliki efek mengencerkan darah. Tidak juga menyebabkan terjadinya syndrom Reye.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut maka dibandingkan ibuprofen dan aspirin, paracetamol adalah obat demam anak terbaik.

Baca juga: Paracetamol: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Apa yang harus diperhatikan saat menggunakan obat demam paracetamol

Meskipun paracetamol dikatakan sebagai obat demam anak terbaik, anda tetap harus menggunakannya sesuai dengan dosis dan aturan pakai yang benar. Berikut ini beberapa hal yang harus anda perhatikan :

  • Jika anak anda menderita penyakit asma, waspadai kemungkinan memburuknya penyakit tersebut saat menggunakan paracetamol.
  • Jangan menggunakan obat ini melebihi dosis yang dianjurkan, karena paracetamol bisa menyebabkan kerusakan hati terutama jika penggunaanya melebihi dosis terapi yang benar.
  • Meskipun efeknya terhadap perdarahan lambung relatif lebih kecil daripada obat-obat golongan NSAID (seperti ibuprofen dan aspirin), ada baiknya obat ini dikonsumsi setelah makan.
  • Jika anak anda memiliki gangguan fungsi hati dan ginjal, anda harus memberikan perhatian lebih atas penggunaan obat ini. Jika diperlukan tes fungsi hati atau ginjal bisa anda lakukan.
  • Paracetamol memiliki interaksi dengan obat-obat lai, misalnya : Metoclopramide meningkatkan efek analgetic paracetamol. Carbamazepine, fenobarbital dan fenitoin meningkatkan potensi kerusakan hati. Kolestiramin dan lixisenatide mengurangi efek farmakologis paracetamol. Paracetamol meningkatkan efek koagulansi Antikoagulan warfarin sehingga meningkatkan potensi resiko terjadinya perdarahan.

Dengan berbagai ulasan di atas, sejauh ini pilihan sebagai obat demam anak terbaik jatuh kepada paracetamol, kecuali atas pertimbangan-pertimbangan tertentu, misalnya kondisi penyakit, penggunaan obat-obat lain (interaksi), atau adanya riwayat hipersensitif/alergi obat paracetamol.


25 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Kristina Duda, RN, Fever in babies (https://www.verywellhealth.com/safe-ways-to-treat-a-fever-4023633), 15 November 2019.
Karen Gill, M.D., Fever in babies (https://www.medicalnewstoday.com/articles/324660.php), 8 March 2019.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app