Jenis Obat Untuk Nyeri Dan Demam Akibat Chikungunya

Dipublish tanggal: Jul 23, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Waktu baca: 3 menit
Jenis Obat Untuk Nyeri Dan Demam Akibat Chikungunya

Virus Chikungunya menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Gejala infeksi yang paling umum adalah demam dan nyeri sendi. 

Gejala lain mungkin termasuk sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan sendi, atau ruam. Wabah telah terjadi di negara-negara di Afrika, Asia, Eropa, dan Samudra Hindia dan Pasifik.

Bagaimana virus Chikungunya menular?

Virus Chikungunya terutama ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi, terutama Aedes aegypti dan Aedes albopictus. 

Manusia adalah inang utama virus chikungunya selama periode epidemi. Penularan virus chikungunya terjadi melalui darah yang telah terinfeksi. 

Bagaimana perkembangan gejala Chikungunya?

Virus menyebabkan demam yang berlangsung beberapa hari dan nyeri sendi yang dapat berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan. 

Demam chikungunya biasanya berlangsung dari lima hingga tujuh hari dan sering menyebabkan nyeri sendi yang parah dan seringkali melumpuhkan yang kadang-kadang berlangsung lama. Kondisi ini jarang mengancam jiwa.  Gejala biasanya mulai 3–7 hari setelah digigit nyamuk yang terinfeksi.

Orang-orang yang berisiko untuk penyakit yang lebih parah seperti pada bayi baru lahir yang terinfeksi sekitar waktu kelahiran, orang dewasa yang lebih tua (≥65 tahun), dan orang-orang dengan kondisi medis seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau penyakit jantung.

Penyakit ini memiliki beberapa tanda klinis dengan demam berdarah dan zika, dan dapat didiagnosis secara salah di daerah-daerah di mana mereka biasa.

Apakah ada vaksin Chikungunya?

Tidak ada vaksin untuk melawan virus ini, sehingga langkah-langkah pencegahan sepenuhnya bergantung pada menghindari gigitan nyamuk yang terjadi terutama di siang hari, dan menghilangkan tempat perkembangbiakan nyamuk. 

Apa saja gejala Chikungunya?

Gejala virus chikungunya mirip dengan penyakit lain seperti demam berdarah. Gejalanya biasanya muncul hanya beberapa hari setelah nyamuk menggigit seseorang. 

Gejala umum pada penderita chikungunya antara lain:

Bagaimana cara mencegah gigitan nyamuk?

Untuk menghindari gigitan nyamuk, cara mudah yang dapat dilakukan antara lain:

  • mengenakan pakaian yang menutupi kulit sebanyak mungkin;
  • gunakan penolak nyamuk pada kulit yang terpapar dan pakaian
  • gunakan kelambu untuk melindungi bayi, orang tua dan orang sakit 
  • gunakan obat nyamuk bakar dan alat penguap insektisida di siang hari.

Untuk perlindungan selama wabah chikungunya, pakaian yang meminimalkan paparan kulit pada vektor yang menggigit sehari disarankan. Anti nyamuk bisa diterapkan pada kulit yang terpapar atau pakaian sesuai ketat dengan instruksi label produk. 

Bagi mereka yang tidur di siang hari, terutama anak-anak kecil, atau orang sakit atau orang tua, kelambu yang diberi insektisida memberikan perlindungan yang baik. Kumparan nyamuk atau alat penguap insektisida lainnya juga dapat mengurangi gigitan dalam ruangan.

Untuk mengurangi perkembangbiakan nyamuk, cara yang dapat dilakukan antara lain:

  • Jangan membiarkan wadah terbuka berisi air dalam waktu yang lama
  • Untuk wadah yang sedang digunakan,  kosongkan setiap 3-4 hari untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk termasuk wadah berisi air di dalam ruangan. Atau, tutupi sepenuhnya untuk mengusir nyamuk.

Apa saja terapi pada demam dan nyeri akibat Chikungunya?

Tidak ada pengobatan antivirus khusus yang tersedia untuk demam. Demam dapat dikendalikan dengan menyingkirkan infeksi serius lainnya yang serupa dengan demam Chikungunya seperti demam berdarah, malaria, atau infeksi bakteri.

Anti nyamuk  harus mengandung DEET (N, N-diethyl-3-methylbenzamide), IR3535 (3- [N-acetyl-N-butyl] -aminopropionic acid ethyl ester) atau icaridin (1-piperidinecarboxylic acid, 2- (2-hydroxyethyl) -1-methylpropylester). 

Setelah infeksi lain disingkirkan, penanganan awal meliputi hidrasi, pemantauan status hemodinamik, pengumpulan spesimen darah untuk diagnosis, dan terapi antipiretik seperti parasetamol. 

  • Arthralgia yang parah dapat dikelola dengan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)) dan fisioterapi
  • Kontrol glikemik yang buruk pada pasien dengan diabetes yang memiliki infeksi Chikungunya
  • Penggunaan kortikosteroid secara sembarangan, NSAID (terutama aspirin), dan antibiotik lainnya dapat menyebabkan trombositopenia, gastritis, perdarahan gastrointestinal, dan gagal ginjal serta secara tidak langsung berkontribusi terhadap kematian. 

Sehingga penggunaan aspirin sangat tidak dianjurkan pada kondisi ini. 


16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
What are the signs and symptoms of Chikungunya virus infection?. Medscape. (https://www.medscape.com/answers/2225687-118260/what-are-the-signs-and-symptoms-of-chikungunya-virus-infection)
Chikungunya Virus Infection Symptoms & Treatment. MedicineNet. (https://www.medicinenet.com/chikungunya_virus_infection/article.htm)
What Is It Like to Have Chikungunya?. Verywell Health. (https://www.verywellhealth.com/what-is-it-like-to-have-chikungunya-1958984)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app