Clenbuterol: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 5, 2019 Update terakhir: Okt 23, 2020 Tinjau pada Mar 21, 2019 Waktu baca: 4 menit

Dalam membentuk tubuh yang ideal, sebenarnya kuncinya hanya 1 yaitu konsistensi. Baik itu konsisten dalam menjaga pola makan, konsisten dalam melakukan olahraga dan konsisten mendapatkan waktu yang cukup untuk beristirahat. Tetapi sayangnya kebanyakan orang tidak bisa melakukan hal ini, orang-orang dari jaman di jaman milenial membutuhkan sesuatu yang serba instan, termasuk dalam membentuk tubuh. Diketahui, bahkan para artis dan atlet-atlet pun melakukan hal yang “curang” untuk mendapatkan tubuh yang ideal. Bagaimana caranya? Ya dengan menggunakan obat-obatan.

Clenbuterol adalah salah satu obat yang diklaim dapat meningkatkan massa otot, meningkatkan metabolisme dan menurunkan massa lemak pada seseorang, dengan kata lain Clenbuterol adalah “pil ajaib” yang dibutuhkan oleh semua orang yang ingin memiliki tubuh yang ideal. Namun sayangnya Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika melarang penggunaan obat ini dan siapapun tidak dianjurkan menggunakannya, mengapa? Untuk lebih jelasnya, mari disimak artikel yang satu ini untuk mengetahui apakah sebenarnya konsumsi Clenbuterol aman dan apa sebenarnya kegunaan obat ini?

Iklan dari HonestDocs
Meso Slimming Treatment di Reface Clinic

Meso Slimming merupakan teknik non-bedah kosmetik dimana mikroskopis kecil dari obat-obatan kelas medis, vitamin, mineral dan asam amino disuntikkan ke dalam lapisan kulit. Penyuntikan dilakukan pada bagian atas dan tengah untuk mengatasi berbagai jenis masalah penumpukan lemak. Suntikan akan diberikan ke dalam mesoderm, yaitu lapisan lemak dan jaringan di bawah kulit. Befungsi untuk menghilangkan lemak tubuh yang tidak diinginkan dan selulit.

Mengenai Clenbuterol

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

Tablet

Kandungan:

Agonis beta 2

Manfaat Clenbuterol

Clenbuterol (sering disebut hanya sebagai 'Clen') adalah suatu obat yang bekerja seperti steroid tetapi bukan merupakan obat golongan steroid. Clenbuterol adalah stimulans sistem saraf pusat Beta 2 yang digunakan untuk melegakan dan melebarkan otot-otot pernapasan.

Clenbuterol digunakan di negara-negara tertentu sebagai bronkodilator dalam pengobatan asma. Clenbuterol dipasarkan sebagai Dilaterol, Spiropent, Ventipulmin.Clenbuterol tersedia sebagai garam hidroklorida atau clenbuterol hidroklorida. Clenbuterol menstimulasi jantung dan sistem saraf pusat.

Clenbuterol memiliki efek yang sama pada tubuh sebagai epinefrin dan amfetamin. Selain sebagai obat asma, Clenbuterol juga menyebabkan berbagai efek, seperti:

Iklan dari HonestDocs
Meso Slimming Treatment di Reface Clinic

Meso Slimming merupakan teknik non-bedah kosmetik dimana mikroskopis kecil dari obat-obatan kelas medis, vitamin, mineral dan asam amino disuntikkan ke dalam lapisan kulit. Penyuntikan dilakukan pada bagian atas dan tengah untuk mengatasi berbagai jenis masalah penumpukan lemak. Suntikan akan diberikan ke dalam mesoderm, yaitu lapisan lemak dan jaringan di bawah kulit. Befungsi untuk menghilangkan lemak tubuh yang tidak diinginkan dan selulit.

  • Pembakaran lemak cepat
  • Membuat seseorang bergairah
  • Kegugupan
  • Peningkatan energi

Oleh karena efek inilah,Clenbuterol sempat menjadi primadona dikalangan para atlet dan artis. Clenbuterol dapat digunakan sebagai obat penurun berat badan karena dapat meningkatkan metabolisme seseorang. Serta mengurangi lemak dan berat badan, Clenbuterol juga memungkinkan pengguna untuk mempertahankan massa otot dan kekuatan tubuh pada saat yang bersamaan. Satu studi yang meninjau data dari dua pusat racun regional di AS menemukan bahwa di 11 dari 13 kasus yang dilaporkan orang yang mengalami overdosis karena memakai Clenbuterol, adalah dengan alasan penurunan berat badan atau sebagai bagian dari binaraga. Badan Anti-Doping Dunia telah melarang penggunaan clenbuterol setiap saat, baik di dalam maupun di luar persaingan. 

Dosis Clenbuterol

Atlet dan binaragawan mengkonsumsi Clenbuterol saat mereka dalam program latihan atau tidak, artinya kebanyakan atlet dan binaragawan akan mengkonsumsi obat ini dalam jangka waktu yang lama. Mereka mengkonsumsi obat ini dengan pola 2 hari mengonsumsi clenbuterol dan 2 hari tanpa mengonsumsi obat apa pun, atau mungkin seminggu mengonsumsi obat yang diikuti dengan satu minggu tidak ada.

Dosisnya dapat bervariasi, tergantung pada faktor-faktor yang mencakup jenis kelamin dan reaksi dari tiap-tiap orang terhadap penggunaan obat ini, obat ini tersedia dalam bentuk tablet dan injeksi. Kedua metode penggunaan obat ini memiliki risiko masing-masing. Suntikan dapat menyebabkan jaringan parut atau gelembung udara terbentuk di dalam darah, sementara tablet dapat mempengaruhi hati. 

Dosis yang digunakan di Eropa dan Amerika Latin untuk membuka saluran udara dalam kasus asma, adalah 0,02-0,04 miligram (mg) per hari.

Efek Samping Clenbuterol 

Alasan Clenbuterol dilarang penggunaanya di banyak negara dan menjadi sangat kontroversial adalah karena banyak efek samping yang ditimbulkan berkaitan dengan penggunaanya. Efek samping yang dihasilkan mirip dengan penggunaan salah satu narkoba amfetamin, efek sampingnya yaitu:

  • Kegelisahan
  • Gemetar
  • Sakit kepala
  • Produksi keringat yang abnormal
  • Peningkatan suhu tubuh

Clenbuterol juga dapat memiliki efek negatif pada jantung, seperti palpitasi jantung, fibrilasi atrium atau detak jantung yang tidak teratur dan detak jantung yang cepat, dan berbagai masalah dengan tekanan darah. Peningkatan denyut jantung dan pembesaran jantung yang disebabkan oleh obat ini dapat menyebabkan suatu kondisi yang dikenal sebagai hipertrofi jantung. Kondisi ini adalah ketika jantung tumbuh ke ukuran yang tidak normal, yang pada akhirnya dapat menyebabkan serangan jantung dan akhirnya kematian.

Iklan dari HonestDocs
Meso Slimming Treatment di Reface Clinic

Meso Slimming merupakan teknik non-bedah kosmetik dimana mikroskopis kecil dari obat-obatan kelas medis, vitamin, mineral dan asam amino disuntikkan ke dalam lapisan kulit. Penyuntikan dilakukan pada bagian atas dan tengah untuk mengatasi berbagai jenis masalah penumpukan lemak. Suntikan akan diberikan ke dalam mesoderm, yaitu lapisan lemak dan jaringan di bawah kulit. Befungsi untuk menghilangkan lemak tubuh yang tidak diinginkan dan selulit.

Clenbuterol mengandung dopamine, yang umumnya dikenal sebagai hormon yang memberi kenikmatan. Dopamin berhubungan erat dengan kecanduan. Dengan demikian, Clenbuterol bisa sangat membuat ketagihan.

Saat ini, penggunaan Clenbuterol sebagai obat untuk binaraga dan tujuan penurunan berat badan semakin meningkat, karena walaupun penggunaan obat ini ilegal, tetapi orang-orang dapat mendapatkannya dengan mudah melalui internet. 

Jika Anda salah satunya, perlu diingat bahwa terdapat bahaya tersembunyi yang terkait dengan penggunaan Clenbuterol, ada risiko serius bagi mereka yang mengonsumsinya secara teratur. Kami sarankan untuk selalu melakukan konsultasi dokter Anda untuk dosis lebih tepat sebelum menggunakan obat ini. 

Interaksi Clenbuterol

Obat clenbuterol dapat menimbulkan interaksi obat bila dikonsumsi dengan obat-obatan lain seperti:

Perhatian

  • Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk yang tertera pada kemasan obat, dalam mengonsumi clenbuterol.
  • Selalu mengonsumsi clenbuterol pada waktu yang sama setiap harinya, agar mendapat hasil yang optimal.
  • Bila lupa mengkonsumsi clenbuterol, disarankan untuk segera melakukannya begitu ingat, apabila jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.

18 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Yen M, et al. (2012). Toxicity of weight loss agents. DOI: (https://dx.doi.org/10.1007%2Fs13181-012-0213-7)
The world anti-doping code international standard: Prohibited list. (2018). (http://www.wada-ama.org/sites/default/files/prohibited_list_2018_en.pdf)
Wannenes F, et al. (2012). In vitro effects of beta-2 agonists on skeletal muscle differentiation, hypertrophy, and atrophy. DOI: (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3651181/)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app