Zyrtec: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Mar 3, 2019 Update terakhir: Okt 26, 2020 Waktu baca: 3 menit

Pernahkah kamu mendengar tentang Zyrtec? Mungkin namanya masih asing di telinga. Di Indonesia kita lebih mengenal nama generiknya Cetirizine dan juga sebagai merk dagang Betarhin, Ryzen, Ryvell dan Incidal. Baik Zyrtec maupun merk dagang lainnya mengandung Cetirizine yang berguna meredakan gejala dan tanda alergi

Yuk kita pelajari bersama obat yang satu ini!

Apa itu obat Zyrtec?

Zyrtec merupakan merk dagang dari Cetirizine yang di Indonesia dapat diperoleh melalui resep dokter. Zyrtec seperti halnya Cetirizine digunakan utamanya untuk penanganan gejala dan tanda penyakit alergi seperti bersin-bersin, gatal pada kulit, ruam, mata berair dan juga meler. 

Selain Zyrtec, ada pula Zyrtec-D yang mengandung Cetirizine dan Pseudoephedrine yang digunakan untuk menangani rinitis alergi ataupun gejala pilek seperti hidung tersumbat, sinus yang penuh, bersin, rasa gatal dan berair pada mata, dan hidung meler. Zat aktif dalam keduanya yaitu Cetirizine merupakan anti histamin generasi kedua dan bekerja dengan cara mencegah reaksi alergi dengan menempati reseptor histamin H1. 

Cetirizine dapat mencegah timbulnya tanda dan gejala alergi tetapi “pengobatan” penyakit alergi sendiri adalah dengan menghindari pencetus reaksi alergi tersebut seperti menghindari debu, bulu hewan, gigitan serangga, bahan makanan dan produk perawatan kulit tertentu. 

Obat-obat antihistamin seperti Cetirizine biasa diresepkan untuk meredakan efek yang timbul karena alergi tersebut dengan lebih cepat.

Dosis dan Cara Pemakaian Zyrtec

Zyrtec umumnya tersedia dalam bentuk sediaan tablet 5 mg dan 10 mg, sirup 1 mg/ ml dan sebagai tablet kunyah 5 mg dan 10 mg. Obat ini dapat diminum dengan ataupun tanpa makanan dan atau air. 

Dosis yang dianjurkan untuk orang dewasa dan anak di atas usia 12 tahun adalah 5 mg atau 10 mg sekali sehari bergantung pada keparahan gejala alergi yang timbul. 

Pemberian Zyrtec pada anak sangat dianjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Sebagai garis besar, anak berusia 6-11 tahun dapat diberikan Zyrtec 5 mg atau 10 mg sekali sehari berdasarkan keparahan gejala alergi yang timbul. 

Pada anak berusia 2-5 tahun, Zyrtec dapat diberikan sebagai sebagai dosis awal 2,5 mg (setengan sendok teh) sehari sekali dan dapat ditingkatkan menjadi 5 mg per hari, diberikan sebagai 1 sendok teh sekali sehari atau dibagi dalam 2 dosis masing-masing setengah sendok teh. 

Selain itu, dapat pula diberikan tablet kunyah 5 mg satu kali sehari. Pada anak berusia kurang dari 2 tahun, konsultasikanlah pada dokter sebelum memberikan Zyrtec ataupun obat antihistamin lain guna mengatasi tanda dan gejala alergi yang timbul. 

Begitu pula pada mereka yang menderita gangguan ginjal dan hati, perlu dilakukan penyesuaian dosis dan sangat tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi Zyrtec tanpa anjuran dokter.

Efek Samping Zyrtec

Zyrtec dapat menimbulkan berbagai efek samping. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

• Denyut jantung yang cepat ataupun tidak teratur
• Kelemahan, tremor, gangguan tidur
• Hiperaktivitas
• Kebingungan
Gangguan penglihatan
• Berkurangnya frekuensi buang air kecil
• Pusing
• Mengantuk
• Lelah
• Mulut kering
Nyeri tenggorokan
• Batuk
• Mual
• Sulit buang air besar
• Sakit kepala
• Reaksi alergi

Pemakaian Zyrtec-D dapat berujung pula pada timbulnya beberapa efek samping seperti:

Mulut kering
• Pusing
• Mengantuk
• Lelah
• Mual
Nyeri perut
• Kesulitan buang air besar
• Tinnitus (telinga berdengung)

Bila kamu mengalami gejala-gejala tersebut di atas, segera hentikan pemakaian Zyrtec dan kunjungilah fasilitas kesehatan terdekat agar kamu bisa mendapatkan pertolongan yang sesuai.

Interaksi Zyrtec dengan Obat maupun Bahan Lain

Sebelum memulai penanganan alergi menggunakan Zyrtec, beritahukanlah dokter yang merawatmu mengenai obat-obatan yang kamu konsumsi. Beberapa obat yang dikenal dapat berinteraksi dengan Zyrtec adalah Bosulif, Iclusig, Juxtapid, Kaletra, Latudal, Nardil, Onfi, Norvir, Xalkori dan Zelboraf. 

Mengkonsumsi Zyrtec bersamaan dengan alkohol tidak dianjurkan karena alkohol dapat memperkuat efek samping Zyrtec berupa rasa lelah dan mengantuk. Efek Zyrtec pada janin tidak diketahui secara pasti, tetapi Zyrtec dapat ditemukan pada ASI sehingga dapat mempengaruhi bayi yang menyusu. 

Dalam kedua keadaan tersebut, berkonsultasilah terlebih dulu dengan dokter yang merawat untuk penanganan gejala alergimu selama kehamilan dan masa menyusui.

Demikian secara singkat sudah kita pelajari bersama manfaat, cara kerja, dosis dan berbagai efek samping dari Zyrtec. Tanda dan gejala alergi dapat muncul pada siapa dan kapan saja. 

Pada saat alergi melandamu, ingatlah doktermu mungkin akan memberikanmu obat yang satu ini. Makanlah dengan asupan yang sehat dan seimbang, berolahragalah secara teratur dan jagalah kesehatan selalu.


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Uesawa, Y., Hishinuma, S., Shoji, M. (2014). Molecular determinants responsible for sedative and non-sedative properties of histamine h1-receptor antagonists. Journal of Pharmaceutical Sciences, 124, 160–168 (https://www.jstage.jst.go.jp/article/jphs/124/2/124_13169FP/_pdf)
Day, J. H., Briscoe, M., Widlitz, M. D. (1998, May). Cetirizine, loratadine, or placebo in subjects with seasonal allergic rhinitis: Effects after controlled ragweed pollen challenge in an environmental exposure unit. Journal of Allergy and Clinical Immunology, 101(5), 638–645 (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9600501)
Day, J. H., Briscoe, M., Rafeiro, E., Chapman, D., Kramer, B. (2001, December). Comparative onset of action and symptom relief with cetirizine, loratadine, or placebo in an environmental exposure unit in subjects with seasonal allergic rhinitis: Confirmation of a test system. Annals of Allergy, Asthma & Immunology, 87(6), 474–481 (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11770694)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app