Vaksin Rabies: Informasi Manfaat dan Cara Kerja

Dipublish tanggal: Sep 4, 2019 Update terakhir: Okt 26, 2020 Tinjau pada Okt 16, 2019 Waktu baca: 3 menit

Gigitan anjing tidak hanya meninggalkan luka yang terasa nyeri, tapi juga berisiko menyebarkan bakteri yang bisa memicu infeksi, cedera, bahkan fatalnya menyebabkan kematian. Guna mencegah risiko infeksi, orang yang baru saja digigit anjing disarankan untuk segera mendapatkan vaksin rabies.

Manfaat vaksin rabies

Rabies adalah salah satu infeksi virus yang dapat menyebar lewat gigitan atau air liur hewan yang terinfeksi. Meski lebih sering dikaitkan dengan gigitan anjing, virus rabies juga dapat menular lewat gigitan kelelawar, rakun, rubah, bahkan kucing yang belum divaksinasi sekalipun.

Vaksin rabies adalah vaksin yang digunakan untuk menangkal infeksi akibat virus rabies. Jenis vaksin ini terbuat dari virus rabies yang sudah dimatikan, kemudian disuntikkan melalui otot agar bekerja efektif mencegah rabies, terutama pada kelompok yang berisiko tertular rabies.

Melansir dari siaran pers Kementerian Kesehatan RI, ada 2 jenis vaksin rabies, di antaranya:

  • Profilaksis Pra-Pajanan (PrPP), yaitu vaksinasi pencegahan sebelum paparan virus rabies.
  • Profilaksis Pasca Pajanan (PEP), yaitu vaksinasi untuk menghentikan timbulnya rabies setelah terpapar virus.

Siapa saja yang harus mendapatkan vaksin rabies?

Vaksin rabies diberikan pada orang-orang yang berisiko tinggi terinfeksi virus rabies agar tidak ketularan. Vaksin ini juga mampu mencegah infeksi rabies begitu seseorang terkena gigitan anjing atau hewan lainnya.

Berikut ini daftar orang-orang yang perlu mendapatkan vaksin rabies, yaitu:

  • Dokter hewan
  • Peternak hewan
  • Orang yang kotnak langsung dengan hewan-hewan bertaring dan berisiko terinfeksi rabies
  • Pekerja laboratorium yang berhubungan dengan hewan
  • Bepergian ke daerah yang endemis rabies

Jadwal vaksin rabies

Vaksin rabies umumnya diberikan dengan 3 dosis awal, yaitu:

  • Dosis 1: sesuai keperluan
  • Dosis 2: 7 hari setelah dosis 1
  • Dosis 3: 21 hari atau 28 hari setelah dosis 1

Pada orang dewasa, vaksin diberikan di otot deltoid atau lengan atas dekat bahu. Sedangkan untuk anak-anak di bawah 1 tahun, suntikan diberikan di area anterolateral atau paha atas. 

Untuk pekerja laboratorium atau orang-orang yang mungkin berulang kali terpapar virus rabies, tes kekebalan perlu dilakukan secara berkala. Kelompok ini juga perlu diberikan dosis booster (penguat) sesuai kebutuhan.

Sementara untuk orang yang baru saja digigit anjing atau binatang lainnya, luka harus segera dibersihkan sebelum kemudian pergi ke dokter. Dokter akan menentukan apakah pasien membutuhkan vaksin rabies atau tidak.

Pasien yang terpapar dan belum pernah diberikan vaksin rabies perlu mendapatkan 4 dosis vaksin, yaitu:

  • Dosis 1: segera setelah digigit anjing atau hewan yang dicurigai membawa virus rabies. Biasanya disertai dengan suntik Rabies Immune Globulin.
  • Dosis 2: hari ketiga
  • Dosis 3: hari ketujuh
  • Dosis 4: hari ke-14

Namun bila Anda sudah pernah mendapatkan vaksin rabies sebelumnya, Anda hanya perlu 2 kali vaksin, yaitu segera setelah digigit hewan dan pada hari ketiga setelah dosis pertama. Tidak perlu disertai dengan suntik Rabies Immune Globulin.

Sebelum mendapatkan vaksin, beri tahukan dokter jika Anda mengalami salah satu kondisi berikut ini:

  1. Pernah mengalami reaksi alergi pada vaksin rabies atau vaksin lain sebelumnya.
  2. Memiliki sistem imun yang rendah karena mengidap HIV/AIDS, menggunakan obat steroid maupun obat-obatan lain yang melemahkan sistem imun, atau terkena kanker.

Orang yang sedang demam tetap boleh divaksin tanpa harus menunggunya sembuh. Namun pada orang-orang yang sedang sakit tingkat sedang hingga parah, sebaiknya tunggu dulu sampai ia sembuh, barulah ia boleh diberikan vaksin rabies.

Apabila Anda positif terkena rabies, Anda wajib mendapatkan vaksin rabies meskipun sedang mengidap penyakit apa pun.

Efek samping vaksin rabies

Sama seperti jenis vaksin atau obat lainnya, vaksin untuk rabies juga dapat menimbulkan efek samping ringan pada sebagian orang. Efek samping vaksin rabies meliputi nyeri, kulit kemerahan, bengkak, atau gatal di sekitar area kulit yang disuntik.

Vaksin rabies juga dapat memicu sakit kepala, mual, sakit perut, nyeri otot, hingga pusing pada sebagian orang lainnya. Ada juga yang mengalami gatal biduran, demam, hingga nyeri persendian.

Segera konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi seperti sesak napas, bengkak di wajah dan tenggorokan, denyut jantung meningkat, hingga kelemahan. Meski jarang terjadi, kondisi ini perlu cepat-cepat ditangani agar tidak berakibat fatal.

Di mana saya bisa mendapatkan vaksin rabies?

Vaksin rabies harus dilakukan oleh tenaga medis atau dokter di klinik, Puskesmas, maupun rumah sakit terpercaya. Segera kunjungi klinik atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan vaksin rabies sesuai keperluan.

Berapa harga vaksin rabies?

Vaksin rabies bukanlah imunisasi rutin seperti vaksin hepatitis B, polio, atau campak. Vaksin ini dianjurkan untuk orang-orang yang berisiko tinggi ketularan atau sudah terkena gigitan binatang yang diduga membawa virus rabies.

Kementerian Pertanian menyediakan vaksin anti rabies untuk manusia di Puskesmas dan vaksin rabies untuk anjing di Puskesmas Hewan. Vaksin ini diberikan secara gratis sebagai upaya pemerintah menuju Indonesia Bebas Rabies 2030.

Vaksin rabies yang didapatkan di klinik atau rumah sakit tentu akan dikenakan biaya. Harganya berbeda-beda, namun rata-rata harga vaksin anti rabies adalah sekitar 250-500 ribu. Harga ini tentunya belum termasuk biaya konsultasi dokter dan obat resep yang mungkin diberikan.

Untuk mendapatkan harga vaksin rabies yang lebih pasti, tanyakan lebih lanjut pada pihak rumah sakit terdekat.


28 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Rabies and Your Pet. American Veterinary Medical Association. (https://www.avma.org/resources/public-health/rabies-and-your-pet)
Is Rabies Really 100% Fatal? - Viruses101. Nature. (https://www.nature.com/scitable/blog/viruses101/is_rabies_really_100_fatal/)
Rabies Transmission, Symptoms, Treatment, Prevention & Causes. MedicineNet. (https://www.medicinenet.com/rabies_virus/article.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app