Tapentadol: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 13, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Mei 7, 2019 Waktu baca: 3 menit

Apa itu Tapentadol?

Tapentadol biasa banyak digunakan untuk membantu meringankan atau mengurangi sakit ringan sampai berat yang berlangsung dalam kurun waktu pendek seperti nyeri atau sakit yang diderita setelah tindakan operasi. Tapentadol tergolong dalam golongan obat opioid (narkotik), bekerja dalam otak dengan cara merubah reaksi, respon dan rasa terhadap sakit yang dialami.

Mengenai Tapentadol

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

-

Kandungan:

Golongan opioid

Dosis Tapentadol

Pasien wajib untuk mengikuti petunjuk dokter untuk jadwal dan dosis penggunaan. Jangan menggunakan tapentadol lebih dari dosis dan waktu yang diberikan dokter.

Efek Samping Tapentadol

Seperti obatan narkotik lainnya, tapentadol dapat memperlambat sistem pernapasan, jika hal ini terus berlangsung kematian dapat menjadi efek samping paling fatal.

 Jika pasien mengalami hal berikut dibawah ini, segera hubungi dokter untuk konsultasi lanjut:

  • Impotensi, masalah seksual, kehilangan nafsu seksual
  • Masalah kesuburan, jadwal menstruasi yang terlewat
  • Gelisah dan merasa kepanasan
  • Kepala terasa ringan seperti mau pingsan
  • Napas lemas atau lambat, detak nadi lambat, detak jantung lambat
  • Kejang
  • Kantuk hebat atau pusing, kebingungan, masalah dalam berbicara atau keseimbangan
  • Tingkat kortisol rendah - mual, muntah, hilang nafsu makan, pusing, rasa lelah yang memburuk.

Pasien wajib segara mencari bantuan medis segara jika mengalami gejalan serotonin syndrome, seperti gelisah, halusinasi, demam, berkeringat, gugup, mengigil, ritme jantung cepat, otot kaku. Kehilangan kordinasi, mual, muntah dan diare.

Bahwa kemampuan untuk memiliki anak (fertilitas) akan terpengaruh dari penggunaan obatan opioid pada pria maupun wanita menjadi hal yang perlu diperhatikan. Namun belum diketahui apakah dampaknya pada fertilitas adalah permanen.

Dampak lebih serius akan dialami oleh mereka yang berusia lanjut, kelebihan berat badan, kurang gizi atau memiliki kondisi tubuh lemah.

Pada beberapa pasien efek yang timbul bersifat sementara dan tidak memerlukan penanganan medis segera. Hal ini karena tubuh belum terbiasa dengan obat, beberapa efek yang sering dirasakan pasien yang mengosumsi tapentadol adalah:

  • Kantuk atau pusing ringan
  • Sakit kepala, merasa lelah
  • kostipasi, mual ringan, nyeri perut

 Selama dalam perawatan tapentadol, pasien dilarang mengosumsi alkohol. Efek samping dapat berupa kematian.

Jika ibu hamil mengosumsi tapentadol, bayi yang dilahirkan dapat mengalami kecanduan terhadap obat, hal ini dapat mengakibatkan gejala yang mengancam hidup anak. Bayi yang lahir dengan bawaan kecanduan terhadapa obat, wajib di rawat intensif di bawah pengawasan dokter. Beritahu dokter jika pasien sedang hamil.

Karena belum diketahui apakan tapentadol dapat disalurkan melalui ASI, ibu menyusui dilarang menggunakan tapentadol atau ibu mengosumsi tapentadol tidak boleh memberikan ASI.  Obat ini tidak boleh diberikan untuk anak-anak.

Interaksi Obat

Jenis obatan opiod (narkotik) dapat menimbulkan interaksi berbahaya dengan obatan lainnya. Pastikan dokter tahu jika pasien sedang menggunakan:

Perhatian

Pasien tidak boleh menggunakan tapentadol jika alergi terhadap tapentadol, ciri-ciri alergi dapat berupa namun tidak terbatas pada rasa tersengat, nyeri dada, detak jantung cepat, kesulitan bernapas, bengkak pada bagian wajah, bibir, lidah atau tenggorokan.

Pasien juga dilarang menggunakan tapentadol jika:

  • Memiliki penyakit asma atau masalah pernapasan
  • Penyumbatan pada daerah pencernaan pasien seperti pada usus atau perut
  • Pasien dalam pengobatan MAO inhibitor 14 hari terakhir, seperti selegiline, tranylcypromine, rasagiline, linezolid, isocarboxazid, phenelzine.

 Interaksi tapentadol dapat terjadi dengan obat:

  • Penyakit Parkinson
  • Sakit kepala migrain
  • Infeksi berat
  • Pencegah mual atau muntah
  • Penyakit mental
  • Depresi

Jika pasien sedang dalam pengobatan diatas, dokter harus diberitahu sebelum dapat menggunakan tapentadol.

Selain itu untuk memastikan bahwa pasien aman untuk menggunakan tapentadol, beritahu dokter jika pasien pernah memiliki riwayat:

  • Penyakit ginjal atau hati
  • Masalah urinasi
  • Ketergantungan pada obat atau penyakit jiwa
  • Berbagai masalah pernapasan
  • Cedera kepala, tumor otak atau kejang


6 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
tapentadol. University of Michigan | Michigan Medicine. (https://www.uofmhealth.org/health-library/d07453a1)
(tapentadol) dosing, indications, interactions, adverse effects, and more. Medscape. (https://reference.medscape.com/drug/nucynta-tapentadol-999202)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app