Tak Perlu Ke Dokter, Atasi Demam Pada Bayi Di Rumah Lewat Cara Ini

Dipublish tanggal: Sep 11, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Waktu baca: 2 menit
Tak Perlu Ke Dokter, Atasi Demam Pada Bayi Di Rumah Lewat Cara Ini

Demam pada bayi memang membuat panik. Sebagai orang tua, Anda mungkin akan bingung, apakah si bayi harus dibawa ke rumah sakit atau cukup dengan hanya merawatnya di rumah. 

Apalagi ditambah suara tangisan yang tak kunjung berhenti, terutama di malam hari. Akhirnya bukan hanya si bayi yang butuh pertolongan, Anda pun lelah tak karuan karena kurangnya istirahat. 

Lalu sebenarnya bagaimana sih penanganan yang tepat bila buah hati Anda terserang demam?

Tingkatan Demam pada bayi

Bayi dikatakan mengidap demam ketika suhu tubuhnya diatas 38 derajat celcius. Sama seperti orang dewasa, demam pada bayi adalah upaya tubuh dalam menangkal zat asing penyebar penyakit, seperti virus, mikroba, dan sebagai reaksi alergi

Karena hal ini, demam bisa menjadi pertanda jika tubuh bayi menjalankan fungsinya dengan normal.

Tingkatan demam dibedakan menjadi tiga, diukur berdasarkan suhu tubuh bayi. Pertama adalah demam ringan, dengan suhu antara 37-37,5 derajat celcius. Kedua yaitu demam sedang, dengan ukuran suhu 38-38,5 derajat celcius. 

Terakhir adalah demam tinggi, ketika suhu tubuh mencapai ukuran 39 derajat celcius.

Demam dengan tingkatan ringan hingga sedang dapat disembuhkan dengan penangan sederhana di rumah tanpa obat. Demam tinggi yang harus diwaspadai, karena bisa jadi merupakan gejala awal penyakit yang lebih serius. 

Segera bawa bayi ke dokter untuk diberikan penanganan medis yang sesuai.

Penanganan Demam di rumah

Ketika mengetahui bayi Anda terserang demam, langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pengukuran suhu. Suhu antara 37,5-38 derajat celcius masih dapat dikatakan demam ringan, jangan panik. Demam dapat disebabkan oleh multifaktor. 

Contohnya karena infeksi virus dan mikroba, efek samping imunisasi, efek beraktivitas lama di luar ruangan, sehingga karena menggunakan pakaian yang berlapis-lapis.

Penanganan yang dapat dilakukan setelah pengukuran suhu tubuh bayi antara lain:

  • Lakukan kompres

Air hangat dipilih karena dapat membantu membuka pori-pori kulit sehingga panas dapat keluar dari tubuh. Usap kain basah pada area dahi, ketiak, leher dan pipi bayi.

  • Mandikan bayi dengan air hangat

Meskipun demam, bayi tetap perlu dimandikan atau minimal di lap tubuhnya dengan air hangat. Air hangat dipercaya mampu menurunkan suhu tubuh bayi sekitar 1-2 derajat celcius. 

Sebaliknya, penggunaan air dingin harus dihindari, karena justru akan menyebabkan gejala kegigilan karena kedinginan.

  • Konsumsi banyak cairan

Konsumsi cairan yang cukup berguna untuk menggantikan cairan yang hilang, selain itu juga dapat membantu melarutkan racun dalam tubuh. Pastikan bayi tidak kekurangan asupan ASI atau susu formula.

  • Hindari pakaian yang tebal

Demam adalah tanda tubuh perlu didinginkan. Sebaiknya gunakan pakaian tipis pada bayi agar panas tubuh dapat menguap ke udara.

Kapan perlu ke rumah sakit?

Tidak semua demam bisa ditangani secara mandiri di rumah. Beberapa kondisi berikut mengindikasikan jika bayi harus segera diberikan perawatan dokter, yaitu:

  • Bayi kurang dari 3 bulan yang mengalami demam diatas 38 derajat celcius.
  • Suhu tubuh bayi yang tak kunjung turun selama lebih dari tiga hari.
  • Muncul gejala dehidrasi, seperti mulut yang kering dan air mata yang tak keluar ketika menangis.
  • Terdapat ruam kemerahan di sekitar tangan, tumit dan lutut.
  • Bayi mengalami kejang-kejang.
  • Tangisan yang terus-menerus diluar kewajaran.

Jika bayi Anda mengalami berbagai kondisi yang disebutkan diatas, segera bawa ke rumah sakit. Dokter biasanya akan memberikan obat penurun panas seperti paracetamol dan ibuprofen, mungkin disertai antibiotik bila diperlukan.


14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app