Skizofrenia Paranoid - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 9, 2019 Update terakhir: Nov 9, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit

Skizofrenia paranoid adalah salah satu contoh tersering dari gangguan mental. Skizofrenia merupakan salah satu tipe psikosis dimana pikiran tidak sejalan dengan realita yang ada. Hal ini bisa mempengaruhi bagaimana cara berpikir seseorang dan bagaimana ia berperilaku.

Penyakit ini biasanya muncul di akhir masa remaja atau saat dewasa muda. Orang dengan skizofrenia paranoid tidak bisa berpikir dengan rasional dan selalu mencurigai segala sesuatu. Hal ini mengakibatkan ia sulit untuk melakukan pekerjaannya, menjalin pertemanan, dan ia akan mengalami kesulitan untuk diajak pergi ke dokter.

Meskipun penyakit ini merupakan penyakit yang berlangsung seumur hidup, namun dengan mengkonsumsi obat – obatan dan adanya support (dukungan) dari lingkungan sekitar bisa membantu menghilangkan gejala atau membuatnya lebih mudah untuk hidup bersama - sama dengan orang lain.

Apa Penyebab Skizofrenia Paranoid?

Para ahli menyatakan bahwa penyebab pasti dari gejala skizofrenia paranoid masih belum diketahui dengan jelas. Meskipun para ahli percaya bahwa disfungsi otak memiliki peranan penting dalam munculnya gejala awal (onset) dari sebagian besar tipe penyakit ini, namun mereka tidak mengetahui penyebab pasti yang menginisiasi terjadinya disfungsi otak ini.  Para ahli mengindikasikan bahwa faktor genetik dan lingkungan berperan secara bersama – sama untuk mencetuskan timbulnya gejala.

Para peneliti mengindikasikan bahwa ketidakseimbangan antara zat – zat kimia dalam otak berperan terhadap munculnya episode psikotik tahap awal yang jika berkelanjutan akan menjadi gejala skizofrenia paranoid.

Faktor risiko yang meningkatkan terjadinya skizofrenia paranoid antara lain sebagai berikut:

  • Riwayat keluarga mengalami penyakit psikotik.
  • Terpapar infeksi virus saat dalam rahim.
  • Malnutrisi fetus (janin).
  • Stress  di awal masa anak – anak.
  • Kekerasan fisik maupun seksual.
  • Penggunaan obat psikoaktif selama masa remaja.

Seperti Apa Ciri-ciri dan Gejala Skizofrenia Paranoid?

Pasien sering menggambarkan kehidupan skizofrenia paranoid sebagai dunia yang terpisah – pisah (fragmented) dan penuh dengan kegelapan. Kehidupannya dibatasi oleh rasa curiga dan ketertutupan diri dimana pasien akan merasa diikuti oleh suara dan bayangan – bayangan yang ingin mencelakakan atau berbuat jahat pada dirinya.

Gejala yang biasa terjadi pada pasien dengan skizofrenia paranoid meliputi:

  • Gangguan pendengaran dimana pasien merasa ada suara – suara yang berbicara dengan dirinya. Padahal suara –suara tersebut tidak real. Hal ini disebut sebagai halusinasi auditorik.
  • Halusinasi visual dimana pasien merasa melihat bayangan yang sebenarnya tidak nyata.
  • Rasa marah yang tidak jelas penyebabnya.
  • Gangguan emosi.
  • Kecemasan yang berlebihan dan rasa gelisah.
  • Tingkah laku yang selalu ingin berdebat.
  • Kecenderungan untuk melakukan tindakan kekerasan.
  • Waham kebesaran yakni kepercayaan diri bahwa ia memiliki kekuatan khusus yang tak dimiliki orang lain.
  • Waham curiga yakni rasa percaya dalam dirinya bahwa orang lain tidak menyukai dan ingin mencelakakan dirinya. Gejala ini khas pada kasus skizofrenia paranoid.
  • Adanya pikiran dan perilaku bunuh diri yang seringkali berulang.

Dari berbagai gejala di atas, dua gejala ini merupakan gejala utama dari skizofrenia paranoid:

Delusi (waham) Paranoid . Ketika mengalami skizofrenia paranoid, maka pasien akan merasa bahwa orang lain melakukan konspirasi untuk melawan dirinya. Karena pikiran paranoid yang makin menjadi ini, maka pasien cenderung untuk berperilaku agresif atau melakukan tindakan kekerasan sebagai mekanisme pertahanan dirinya melawan orang – orang atau hal – hal tertentu yang dipercaya ingin berbuat jahat pada dirinya. Pasien juga merasa memiliki kekuatan khusus seperti bisa bernapas di dalam air atau bisa terbang seperti burung. Pasien juga bisa merasa bahwa ia merupakan orang terkenal atau orang terkenal ingin berkencan dengan dirinya. Meskipun hal – hal tesebut tidaklah benar dan tak ada buktinya, namun pasien tetap memegang teguh kepercayaan tersebut.

Halusinasi auditori. Contohnya saat pasien duduk di ruang keluarganya, kemudian ia merasa mendengar suara di dalam ruangan tersebut meskipun tidak ada orang lain yang mendengarnya. Pasien bisa merasa mendengar suara satu orang atau bisa juga merasa mendengar dua orang atau lebih yang sedang bercakap – cakap. Pasien merasa orang tersebut sedang membicarakan tentang dirinya dan kemudian mengkritiknya. Tiba – tiba pasien bisa saja mendengar adanya satu suara yang memerintahkan untuk melukai orang lain atau dirinya sendiri. Meskipun hal ini tidak nyata namun bagi pasien ini adalah realita.

Langkah Pengobatan

Untuk melakukan pengobatan skizofrenia paranoid harus memiliki komitmen seumur hidup, sebab tidak ada pengobatan yang bisa menyembuhkan penyakit ini. Pengobatan umumnya sama untuk semua tipe penyakit ini, namun bisa bervariasi tergantung berat ringannya dan intensitas terjadinya gejala, riwayat kesehatan pasien, usia dan faktor individu lainnya yang berkaitan.

Pengobatan skizofrenia paranoid membutuhkan tim medis yang profesional. Strategi pengobatannya antara lain dengan satu atau beberapa pilihan terapi berikut ini: obat antipsikotik, psikoterapi untuk pasien dan keluarganya, perawatan di rumah sakit, electroconvulsive therapy (ECT), dan pelatihan pengembangan kemampuan bersosialisasi.

Agar bisa dilakukan intervensi psikoterapi dan non farmasi lainnya maka pertama – tama dokter harus bisa mengontrol gejala skizofrenia paranoidnya terlebih dahulu. Dokter bisa meresepkan satu atau lebih obat anti psikotik. Agar obat bisa bekerja dengan efektif, pasien harus mematuhi anjuran dokter untuk mengkonsumsi obat sesuai dosis dan jadwalnya.

Ketidakpatuhan pengobatan merupakan masalah utama terhadap keberhasilan pengobatan dan pemulihan pasien dengan skizofrenia paranoid. Sejumlah besar pasien memilih untuk menghentikan pengobatannya selama tahun pertama pengobatan, sehingga menyebabkan gejala psikosis kembali dan menyebabkan kekambuhan penyakit tersebut.

Skizofrenia paranoid yang tidak diobati bisa memperburuk gejala dan menyebabkan pasien tidak bisa kembali ke dunia nyata. Pikiran dan tindakan ingin bunuh diri juga seringkali muncul.

Jika anda menduga bahwa anggota keluarga anda mengalami tanda dan gejala skizofrenia paranoid maka segera ajak ke dokter psikiatrik untuk mendapatkan bantuan.


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Goldberg, J. Web MD (2017). What is Paranoid Schizophrenia? (https://www.webmd.com/schizophrenia/qa/what-is-paranoid-schizophrenia)
Frankenburg, F. Medscape (2017). Schizophrenia (https://emedicine.medscape.com/article/288259-overview)
Cherney, K. Healthline (2017). What is Paranoid Schizophrenia? (https://www.healthline.com/health/schizophrenia/paranoid-schizophrenia)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app