Penyebab dan Cara Mencegah Luka pada Vagina

Dipublish tanggal: Mei 24, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Penyebab dan Cara Mencegah Luka pada Vagina

Vagina yang luka atau lecet merupakan hal yang biasa terjadi terutama bagi Anda yang aktif melakukan hubungan seksual. Luka pada vagina sering tidak dianggap serius dan dianggap tidak berbahaya. 

Namun, Anda harus tetap waspada karena luka pada vagina dapat mempermudah virus atau bakteri masuk. Selain itu, luka pada vagina bisa menjadi tanda munculnya infeksi penyakit kelamin.

Luka pada vagina sulit untuk disembuhkan dengan cepat. Bagian vagina yang tertutup dan lembab membuat proses penyembuhan akan berlangsung lama. Anda tentu akan merasa tidak nyaman dengan rasa sakit yang diakibatkan luka pada vagina. 

Anda akan merasa sakit saat melakukan aktivitas sehari-hari, bahkan aktivitas ringan seperti duduk maupun berjalan juga akan merasa tidak nyaman jika vagina terluka.

Penyebab vagina yang terluka

Beberapa hal yang dapat menyebabkan luka di vagina antara lain:

Menopause

Saat memasuki masa menopause, Anda akan mengalami banyak perubahan, termasuk berkurangnya hormon progesteron pada tubuh Anda. Secara alami, kadar hormon progesteron akan berkurang seiring dengan usia. 

Berkurangnya hormon progesteron mengakibatkan berkurangnya produksi cairan vagina, sehingga dinding vagina akan menjadi kering. Hal inilah yang dapat menyebabkan luka pada vagina saat melakukan hubungan seksual. Cairan vagina berfungsi sebagai pelumas saat berhubungan seksual. 

Jika cairan vagina berkurang, maka akan beresiko terjadinya gesekan yang mengakibatkan luka.

Kurangnya rangsangan

Kurangnya rangsangan saat berhubungan seksual juga dapat menjadi penyebab munculnya luka pada vagina. Rangsang yang kurang akan menurunkan produksi cairan vagina. Hal ini berisiko menimbulkan gesekan yang dapat merobek vagina dan menimbulkan luka.

Posisi seks yang berisiko

Terdapat beberapa jenis posisi seks yang beresiko untuk menimbulkan luka pada vagina. Usahakan saat berhubungan seks Anda tetap mengontrol sejauhmana penis masuk ke vagina, sehingga Anda dapat mengurangi gesekan yang akan terjadi.

Vagina gatal

Rasa gatal pada vagina, merupakan hal yang umum terjadi. Tetapi terkadang Anda tidak sadar dan menggaruknya dengan keras, sehingga menyebabkan luka atau lecet pada vagina. Vagina yang gatal bisa disebabkan karena Anda kurang membersihkan vagina. 

Saat vagina gatal, usahakan jangan menggaruknya dengan keras. Membasuh vagina dengan air hangat dapat mengurangi rasa gatal.

Infeksi jamur

Infeksi jamur pada vagina juga dapat menyebabkan vagina terluka. Infeksi jamur membuat vagina terasa gatal dan jika Anda menggaruknya dengan keras akan menyebabkan luka pada vagina.

Mencegah luka pada vagina

Vagina yang terluka akan menyebabkan Anda merasa tidak nyaman.

  • Salah satu cara untuk mencegah munculnya luka pada vagina adalah jangan melakukan douche pada vagina. Douche adalah cara membersihkan vagina dengan menyemprotkan cairan pembersih ke vagina. 
  • Penggunaan douche hanya akan mengganggu kestabilan pH vagina dan akan mengeluarkan bakteri baik serta merangsang perkembangan bakteri buruk. Hal inilah yang menyebabkan vagina Anda merasa gatal dan mudah terluka.
  • Saat vagina Anda terasa gatal, jangan menggaruknya. Rasa gatal pada vagina biasanya hanya berlangsung sebentar. Pada saat menstruasi, hindari menggunakan tampon, lebih baik Anda menggunakan pembalut.
  • Mencegah luka pada vagina juga dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan vagina. Vagina memang mempunyai mekanisme pembersihan diri yang otomatis, tetapi Anda harus tetap rajin membersihkan vagina. 
  • Saat membersihkan vagina, gunakanlah air yang bersih dan basuhlah dari depan ke belakang. Bila perlu gunakanlah pembersih kewanitaan dengan kandungan povidone-iodine. 
  • Pastikan Anda mengeringkan vagina sebelum menggunakan celana dalam. Selain itu, pilihlah celana dalam dengan bahan yang menyerap keringat dan tidak ketat.

10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Whipple B. (n.d.). Sex and relationships: Vaginal thinning. (http://www.healthywomen.org/content/ask-expert/1338/vaginal-thinning)
Sloin MM, et al. (2006). Nonobstetric lacerations of the vagina. (http://jaoa.org/article.aspx?articleid=2093273)
Richmond D. (2014). Perineal tearing is a national issue we must address. (https://www.rcog.org.uk/en/blog/perineal-tearing-is-a-national-issue-we-must-address/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app