Molluscum Contagiosum - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 3, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Pernahkah Anda mendengar tentang penyakit Molluscum Contagiosum? Atau pernahkah Anda melilihat seseorang mengalami bintil-bintil berisi cairan pada kulit yang berbentuk seperti kubah dengan isi seperti nasi di dalamnya? 

Dan tahukah Anda kalau penyakit kulit yang satu ini dapat menular ke orang lain jika ada kontak dengan penderitanya? Daripada penasaran tentang apa sebenarnya penyakit Molluscum Contagiosum, berikut artikel ini akan memberikan penjelasan yang lebih lanjut mnengenai penyakit kulit ini. Selamat membaca.

Apa sih Molluscum Kontagiosum itu?

Moluskum kontagiosum adalah penyakit disebabkan oleh virus poks, gambaran klinis penyakit ini yaitu berupa papul- papul atau bintil-bintil, pada permukaannya terdapat lekukakan, berisi massa seperti nasi yang mengandung badan moluskum atau badan virus.

Moluskum kontagiosum merupakan infeksi pada kulit yang dapat sembuh dengan sendirinya, umumnya penyakit kulit ini terjadi pada anak-anak, yang disebabkan oleh virus poks. Akan tetapi virus ini juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi, penyebarannya juga dapat ditularkan melalui kontak seksual.

Moluskum kontagiosum dapat terjadi di mana saja di permukaan kulit, tetapi lokasi yang paling umum terdapat pada lipatan kulit (misalnyagt;ketiak, leher) pada paha, bokong dan di daerah kemaluan. Lesi atau bintil pada wajah juga bisa terjadi dan seringkali sangat mengganggu.

Apa ciri-ciri dari penyakit Molluscum Kontagiosum?

Agar dapat mengetahui lebih detail tentang penyakit kulit ini, berikut beberapa ciri-ciri dari Molluscum Kontagiosum yang perlu Anda ketahui:

  • Kelainan kulit berupa papul berbentuk bulat miliar, atau kadang lentikular.
  • Lesi atau bintil pada moluskum biasanya berbentuk kubah,
  • Benjolan MCV (Molluscum Kontagiosum Virus) biasanya mengkilap seperti lilin yang kemudian di tengahnya terdapat lekukan.
  • Jika benjolan tersebut dipencet akan tampak ke luar massa yang berwarna putih seperti nasi.
  • Lesi yang ditimbulkan oleh MCV biasanya berwarna putih, pink, atau warna daging
  • Lesi moluskum kontagiosum dapat timbul sebagai lesi multipel atau single (biasanya <30 papul).

Reaksi seperti gatal atau peradangan pada kulit dapat disebabkan oleh proses menggaruk, yang dapat menyebabkan penyebaran virus. Benjolan pada moluskum kontagiosum itu sendiri bisa menjadi merah dan bengkak, kadang-kadang membentuk jerawat nanah. Ketika tonjolan moluskum hilang, bekas benjolan ini biasanya meninggalkan bintik-bintik merah muda ungu atau putih yang memudar seiring waktu. 

Lesi moluskum kontagiosum pada pasien HIV tidak sembuh secara cepat dan mudah menyebar ke lokasi lain (seperti wajah) dan biasanya terjadi kekambuhan jika diobati dengan terapi biasa.

Bagaimana cara mengobati Molluscum Contagiosum?

Pilihan terapi Molluscum Contagiosum tergantung pada usia pasien, dan jumlah posisi lesi atau bintil. Terapi ini bertujuan untuk menghancurkan kulit yang terinfeksi, dan merangsang respon imun untuk bertindak langsung melawan virus. Ada banyak cara dalam mengatasi masalah kulit yang disebabkan oleh virus Molluscum Contagiosum, seperti:

  • Kalium hidroksida adalah basa kuat yang bersifat sangat korosif. Larutan KOH adalah alkali kuat yang dapat terserap ke dalam kulit dan menghancurkan kulit karena larutan ini dapat melarutkan keratin. Efek samping dari larutan ini dapat menyebabkan cedera pada jaringan. Hal ini juga dapat menyebabkan reaksi iritasi di kulit, gejala iritasi termasuk kemerahan, rasa terbakar dan gatal
  • Bedah Beku (Cryosurgery) merupakan salah satu terapi yang umum dan efisien digunakan dalam pengobatan moluskum kontagiosum. Cryotherapy efektif dan umum digunakan pada anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa. Efek samping meliputi rasa nyeri saat pemberian terapi, erosi, ulserasi serta terbentuknya jaringan parut hipopigmentasi maupun hiperpigmentasi
  • Terapi lainnya dapat berupa metode yang mudah untuk menghilangkan lesi atau bintil dengan cara mengeluarkan inti badan virus melalui penggunaan instrumen seperti skalpel, ekstraktor komedo dan jarum suntik. Penggunaan metode ini kebanyakan tidak dapat ditoleransi oleh anak-anak

Karena penyakit Molluscum Contagiosum dapat hilang dengan sendirinya selama berbulan-bulan sampai beberapa tahun, pada umumnya pengobatan penyakit ini tidak diperlukan jika benjolan tidak mengganggu.

Bagaimana sih cara terbaik agar terhindar dari penyebaran virus Molluscum Contagiosum?

Molluscum Contagiosum merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh virus dan dapat menular jika terjadi kontak fisik dengan penderita. Berikut beberapa hal yang dapat Anda lakukan agar terhindar dari penularan penyakit ini:

  • Hindari menggores atau menggaruk benjolan
  • Hindari berbagi handuk dan kontak kulit-ke-kulit saat mandi atau saat berada dalam satu kolam dengan orang yang terinfeksi
  • Hindari bercukur, atau kontak seksual, dengan orang yang terinfeksi Molluscum Contagiosum

Jika Anda mengalami atau melihat adanya tanda-tanda akan munculnya penyakit kulit Molluskum Contagiosum ini, ada baiknya Anda konsultasikan masalah Anda ke dokter kulit agar dapat menghilangkan keraguan akan masalah pada kulit Anda. 


12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
WebMD (2019). Skin and Molluscum Contagiosum. (https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/molluscum-contagiosum)
Giorgi, A. Healthline (2018). Molluscum Contagiosum. (https://www.healthline.com/health/molluscum-contagiosum)
Mayo Clinic (2018). Diseases Conditions. Molluscum Contagiosum. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/molluscum-contagiosum/symptoms-causes/syc-20375226)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app