GRACIA BELINDA
Ditulis oleh
GRACIA BELINDA
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Berbahaya walau Langka, Ini Fakta tentang Mirror Syndrome pada Ibu Hamil

Dipublish tanggal: Des 3, 2020 Update terakhir: Jan 8, 2021 Waktu baca: 2 menit
Berbahaya walau Langka, Ini Fakta tentang Mirror Syndrome pada Ibu Hamil

Ringkasan

Buka

Tutup

    • Mirror syndrome adalah kondisi yang ditandai dengan mengalami preeklamsia. Dalam kondisi ini, bayi dalam kandungan juga mengalami kelebihan cairan;
    • Penyakit mirror syndrome juga sering disebut triple edema atau Ballantyne syndrome. Ini merupakan komplikasi kehamilan yang cukup jarang terjadi;
    • Mirror syndrome dikaitkan dengan hidrops fetalis (fetal hydrops) yang bisa terjadi karena faktor genetik, infeksi, penyakit jantung, dan gangguan metabolisme;
    • Beberapa gejala mirror syndrome adalah pembengkakan di area tubuh tertentu, tekanan darah tinggi selama kehamilan, dan kandungan protein dalam urine;
    • Penanganan mirror syndrome memungkinkan dokter untuk mempercepat waktu persalinan sehingga bayi harus lahir dalam kondisi prematur;
    • Klik untuk membeli berbagai suplemen dan vitamin ibu hamil dari rumah Anda melalui HDmall dengan harga promo menarik. *Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD;
    • Anda juga dapat membeli paket prenatal pemeriksaan kehamilan dengan harga dan layanan terbaik hanya melalui HDmall. Hubungi tim kami sekarang juga!

    Wanita hamil cukup rentan terhadap gangguan medis, mulai dari morning sickness, sakit punggung, hingga penyakit langka seperti mirror syndrome.

    Mirror syndrome adalah kondisi kehamilan langka yang berbahaya yang ditandai dengan preeklamsia (tekanan darah tinggi saat kehamilan) dan kelebihan cairan pada bayi. Kondisi mirror syndrome disebabkan oleh pembengkakan atau edema yang berbahaya bagi nyawa bayi dalam kandungan.

    Mirror syndrome juga sering disebut dengan triple edema atau Ballantyne syndrome. Oleh karena itu, wanita hamil yang berisiko mengalami mirror syndrome harus memahami terlebih dahulu mengenai gejala, penyebab, dan penanganannya.

    Baca juga: Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati Preeklamsia

    Mengenal mirror syndrome pada masa kehamilan

    Penyebab mirror syndrome sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Meski demikian, secara umum kondisi mirror syndrome dikaitkan dengan hidrops fetalis (fetal hydrops), yaitu penumpukan cairan di beberapa organ tubuh bayi, seperti pada jantung, paru-paru, atau perut. Hal ini bisa terjadi karena faktor genetik, infeksi, penyakit jantung, dan gangguan metabolisme tubuh.

    Meski termasuk penyakit langka, wanita hamil tetap harus mewaspadai gejala mirror syndrome. Beberapa gejala mirror syndrome adalah:

    • Pembengkakan parah yang terjadi secara signifikan;
    • Tekanan darah tinggi selama kehamilan;
    • Terdapat kandungan protein dalam urine;
    • Kenaikan berat badan secara berlebih dalam waktu singkat.

    Baca juga: Hati-Hati, Ibu Hamil Rentan Alami 7 Keluhan Ini!

    Untuk membantu mencegah mirror syndrome, penerapan pola hidup sehat sangat diperlukan selama kehamilan, di antaranya:

    • Mencukupi asupan gizi yang seimbang;
    • Olahraga secara teratur;
    • Istirahat yang cukup;
    • Menghindari stres berlebih;
    • Tidak merokok atau minum alkohol;
    • Mengonsumsi suplemen kehamilan.

    Selain itu, pemeriksaan kehamilan secara rutin, terutama di awal kehamilan, penting untuk dilakukan. Toh, pendeteksian awal dapat membantu mengurangi risiko komplikasi kehamilan yang berbahaya bagi ibu dan bayi.

    Baca juga: Vitamin Ibu Hamil Trimester 1 yang Penting untuk Dipenuhi

    Bagaimana cara mengetahui mirror syndrome?

    Meski belum ada tes khusus yang dapat mendiagnosis mirror syndrome, beberapa jenis pemeriksaan kehamilan dapat membantu menegakkan diagnosis tersebut. Contohnya adalah pemeriksaan kehamilan dengan USG dan cek tensi untuk mengetahui kenaikan tekanan darah dan protein dalam urine. 

    Pada beberapa kasus tertentu, mirror syndrome dapat dideteksi dengan tes darah, tepatnya dengan memastikan terjadi hemodilusi atau tidak. Hemodilusi adalah kondisi yang ditandai dengan peningkatan jumlah plasma dalam darah dan sel darah merah yang lebih rendah sehingga darah menjadi terlalu cair. Kondisi ini diakibatkan oleh penumpukan cairan dalam tubuh sebagai imbas dari pembengkakan.

    Pemeriksaan mirror syndrome pada bayi dapat dilihat dari jumlah cairan atau air ketuban yang berlebihan serta penebalan plasenta. Kondisi ini dapat dipastikan melalui pemeriksaan USG. Selain itu, ada kemungkinan bayi mengalami pembengkakan terutama di bagian jantung, hati, dan limpa. 

    Baca juga: Pahami Jadwal Pemeriksaan Kehamilan Anda

    Penanganan mirror syndrome

    Untuk mencegah komplikasi yang lebih parah, proses diagnosis dan penanganan mirror syndrome yang cepat dan tepat sangat penting dilakukan. Penanganan kondisi ini bergantung pada keluhan serta kondisi ibu dan janin. Dalam beberapa kasus mirror syndrome, mempercepat waktu persalinan merupakan salah satu solusi dalam menyelamatkan nyawa ibu dan bayi.

    Jika lahir lebih cepat dari perkiraan dokter, bayi prematur tersebut akan dirawat terlebih dahulu selama beberapa waktu di ruang khusus NICU (Neonatal Intensive Care Unit).Tujuannya adalah memastikan kondisi kesehatannya sudah membaik, termasuk mengeluarkan penumpukan cairan pada tubuh bayi.

    Baca juga: Gangguan Paru-Paru pada Bayi Prematur


    6 Referensi
    Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
    NHS. Common health problems in pregnancy. (www.nhs.uk/conditions/pregnancy-and-baby/common-pregnancy-problems/)
    Screening In Pregnancy - Genetic Screening. American Academy of Family Physicians. (Accessed via: https://familydoctor.org/screening-in-pregnancy/)
    Stewart J. Care of the neonatal intensive care unit graduate. https://www.uptodate.com/contents/search.

    Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

    Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
    (1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

    Buka di app