Tanda dan Gejala Air Ketuban Pecah Sebelum Waktunya

Jika Anda melihat cairan yang merembes keluar, gunakan pembalut atau kertas untuk menyerap sebagian cairan. Lihatlah dan cium baunya. Cairan ketuban memiliki aroma yang berbeda dengan urin dan biasanya tidak berwarna.Tanda-tanda lain yang menandakan seorang wanita mengalami KPD meliputi :
Dipublish tanggal: Agu 31, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 29, 2020 Waktu baca: 3 menit
Tanda dan Gejala Air Ketuban Pecah Sebelum Waktunya

Pada wanita hamil, ketuban pecah dini (KPD) adalah suatu komplikasi medis yang terjadi ketika kantung ketuban yang mengelilingi bayi (membran) pecah sebelum munculnya tanda-tanda persalinan. Biasanya kondisi ini terjadi sebelum minggu ke-37 kehamilan. 

Menurut American Family Physician, Kondisi ini lebih sering terjadi pada kehamilan kembar atau bayi besar.

Semakin cepat terjadinya KPD, maka semakin serius dampaknya bagi ibu dan bayinya.

  • Jika kehamilan telah melewati 37 minggu dan selaput ketuban pecah, maka bayi sudah siap untuk dilahirkan.
  • Jika kehamilan berusia kurang dari 37 minggu dan terjadi KPD, dokter harus memutuskan apakah akan segera melahirkan bayi atau mencoba melanjutkan kehamilan. Dokter mungkin memilih untuk menginduksi persalinan lebih awal untuk menghindari risiko infeksi yang bisa terjadi pada bayi.

Wanita yang melahirkan dalam waktu 24 jam setelah KPD terjadi, cenderung akan mengalami infeksi, jadi penting untuk pergi ke rumah sakit sesegera mungkin setelah selaput ketuban pecah. Di rumah sakit, tes sederhana dapat memastikan bahwa seorang ibu hamil mengalami KPD atau tidak.

Apa tanda dan gejala seorang wanita hamil mengalami ketuban pecah dini?

Tanda KPD yang paling utama adalah merembesnya cairan dari vagina. Cairan mungkin menetes secara perlahan atau mungkin menyembur keluar. Seorang wanita terkadang salah mengira cairan ketuban sebagai air seni.

Jika Anda melihat cairan yang merembes keluar, gunakan pembalut atau kertas untuk menyerap sebagian cairan. Lihatlah dan cium baunya. Cairan ketuban memiliki aroma yang berbeda dengan urin dan biasanya tidak berwarna.

Tanda-tanda lain yang menandakan seorang wanita mengalami KPD meliputi :

  • perasaan seperti Anda tidak bisa berhenti buang air kecil.
  • keputihan atau cairan yang merembes dengan volume yang lebih dari normal.
  • perdarahan dari vagina.

Jika Anda merasa selaput Anda pecah, segera hubungi dokter Anda.

Bagaimana petugas medis menentukan seorang wanita hamil mengalami KPD?

Jika Anda mencurigai bahwa Anda mengalami KPD, dokter Anda perlu memastikan bahwa selaput ketuban benar-benar pecah. Dokter akan memeriksa dan mengamati cairan yang berasal dari vagina. 

Dokter kemudian akan melakukan beberapa tes untuk membantu mengkonfirmasi terjadinya KPD. Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa KPD, dilakukan dengan menganalisa cairan yang keluar dari vagina untuk menentukan apakah cairan yang keluar merupakan cairan ketuban atau bukan. 

Untuk itu dokter perlu melakukan beberapa pemeriksaan penunjang seperti :

1. Uji pH

Tes ini melibatkan pengujian pH sampel cairan vagina. PH vagina normal adalah antara 4,5 hingga 6,0. Cairan ketuban memiliki pH lebih tinggi yaitu 7,1 hingga 7,3. Karena itu, jika seorang wanita mengalami KPD, maka pH dari sampel cairan vagina yang keluar akan lebih tinggi dari normal.

2. Tes Nitrazine

Tes ini dilakukan dengan meletakkan cairan yang diperoleh dari vagina pada strip kertas yang mengandung pewarna Nitrazine. Strip berubah warna tergantung pada pH cairan. Strip akan berubah menjadi biru jika pH lebih besar dari 6.0. 

Berubahnya warna kertas menjadi warna biru menandakan bahwa cairan tersebut merupakan air ketuban dan selaput ketuban telah pecah.

3. Ferning

Cairan ketuban yang dicampur bersama dengan estrogen akan menciptakan pola "mirip daun pakis" di bawah mikroskop karena kristalisasi garam. Beberapa tetes cairan akan ditempatkan pada slide mikroskop dan diamati di bawah mikroskop.

Apa komplikasi yang dapat disebabkan oleh KPD?

Komplikasi utama yang dapat disebabkan oleh KPD adalah infeksi. Jika rahim terinfeksi (korioamnionitis), bayi harus segera dilahirkan. Infeksi dapat menyebabkan masalah serius bagi bayi.

Sedangkan untuk KPD pada kelahiran prematur, resiko terbesar adalah kelahiran prematur, yang meningkatkan risiko komplikasi bagi bayi. Komplikasi ini meliputi:

Komplikasi serius lainnya adalah kompresi tali pusat. Tanpa cairan ketuban, tali pusat rentan mengalami gangguan dan kerusakan. Tali pusar berfungsi untuk memberikan oksigen dan nutrisi ke bayi dan biasanya dilindungi oleh cairan ketuban. 

Jika cairan ketuban bocor, tali pusar bisa tertekan antara bayi dan rahim atau dalam beberapa kasus, tali pusat akan membumbung keluar ke vagina. Kondisi ini dapat menyebabkan cedera otak yang serius dan bahkan kematian pada bayi.


17 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Premature Rupture of the Fetal Membranes. The New England Journal of Medicine. (https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJM199803053381006)
Neonatal outcomes are associated with latency after preterm premature rupture of membranes. Nature. (https://www.nature.com/articles/jp201215)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Artikel selanjutnya
Waspada Emboli Air Ketuban Yang Mengancam Ibu Hamil
Waspada Emboli Air Ketuban Yang Mengancam Ibu Hamil

Saat terjadi kondisi emboli air ketuban diperlukan penanganan yang cepat, ini dikarenakan dapat memicu berbagai komplikasi yang membahayakan, seperti rusaknya jaringan dikarenakan kekurangan oksigen.

Buka di app