Seberapa Berbahayakah Merokok Saat Menyusui

Dipublish tanggal: Mei 18, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Seberapa Berbahayakah  Merokok Saat Menyusui

Merokok tidak hanya mempengaruhi bayi yang sedang tumbuh selama kehamilan, tetapi mungkin memiliki kelemahan bagi ibu yang menyusui.

Merokok dapat mengurangi persediaan ASI ibu. Nikotin dan racun lain dapat diturunkan melalui ASI, dan dikaitkan dengan peningkatan insiden kerewelan, mual, dan kegelisahan pada bayi.

Menyusui menawarkan banyak keuntungan bagi bayi baru, termasuk sistem kekebalan yang ditingkatkan. Organisasi seperti Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan pemberian ASI sebagai sumber nutrisi paling sehat untuk bayi dalam beberapa bulan pertama kehidupan mereka, dan seterusnya.

Jika ibu baru terus merokok dan memilih untuk menyusui, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan.

Berapa banyak nikotin yang ditularkan melalui ASI?

Nikotin yang salah satu bahan aktif dalam rokok sangatlah berbahaya dan dapat ditularkan melalui ASI ibu.

Jumlah nikotin yang ditransfer ke ASI adalah dua kali lipat dari nikotin yang ditransmisikan melalui plasenta selama kehamilan. Tetapi manfaat menyusui masih dianggap lebih penting daripada risiko paparan nikotin saat menyusui.

Efek merokok pada ibu dan bayi

Merokok tidak hanya mentransmisikan bahan kimia berbahaya ke bayi Anda melalui ASI Anda, tetapi juga dapat memengaruhi persediaan ASI baru. Hal ini mungkin menyebabkan produksi ASI menjadi lebih sedikit.

Wanita yang merokok lebih dari 10 batang sehari mengalami pengurangan suplai susu dan perubahan komposisi susu.

Efek lain yang terkait dengan merokok dan persediaan susu termasuk:

  • Bayi pada ibu perokok cenderung mengalami perubahan pola tidur.
  • Bayi yang terpapar asap rokok melalui pemberian ASI lebih rentan terhadap sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) dan perkembangan penyakit terkait alergi seperti asma.
  • Nikotin yang ada dalam ASI dapat menyebabkan perubahan perilaku pada bayi seperti menangis lebih dari biasanya.

Bahan kimia berbahaya lainnya yang telah dilaporkan dalam rokok, termasuk:

Tidak ada informasi yang tersedia tentang bagaimana ini dapat digunakan untuk bayi yang dilahirkan. Penggunaan e-cigarrette juga telah terbukti masih mengandung nikotin, yang berarti masih berisiko bagi ibu dan bayi.

Rekomendasi untuk Ibu yang merokok

ASI adalah sumber nutrisi terbaik untuk bayi yang baru lahir. Tetapi ASI teraman tidak memiliki bahan kimia berbahaya dari rokok atau e-rokok.

Jika seorang ibu merokok kurang dari 20 batang per hari, risiko dari paparan nikotin tidak signifikan. Tetapi jika seorang ibu merokok lebih dari 20 hingga 30 batang per hari, ini meningkatkan risiko bayi untuk:

Jika Anda terus merokok, tunggu setidaknya satu jam setelah Anda selesai merokok sebelum menyusui bayi Anda. Ini akan mengurangi risiko paparan bahan kimia.

Bahkan jika seorang ibu yang menyusui dapat berhenti merokok sambil menyusui anaknya, penting baginya untuk menghindari asap rokok sedapat mungkin.

Perokok pasif meningkatkan risiko bayi terhadap infeksi seperti pneumonia. Ini juga meningkatkan risiko mereka untuk sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Tobacco and E-Cigarettes. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (Accessed via: https://www.cdc.gov/breastfeeding/breastfeeding-special-circumstances/vaccinations-medications-drugs/tobacco-and-e-cigarettes.html)
Breastfeeding and smoking. NHS (National Health Service). (Accessed via: https://www.nhs.uk/conditions/pregnancy-and-baby/breastfeeding-and-smoking/)
Smoking While Breast-feeding: Is It Dangerous?. Healthline. (Accessed via: https://www.healthline.com/health/parenting/smoking-while-breastfeeding)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app