Rokok Tingkatkan Risiko Cacat Jantung Janin Hingga 40 Persen

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Waktu baca: 2 menit
Rokok Tingkatkan Risiko Cacat Jantung Janin Hingga 40 Persen

Sebuah studi baru menunjukkan, bayi dalam kandungan yang terkena paparan asap rokok berpotensi mengidap Fibrilasi atrium atau AF sesudah lahir. AF adalah aritmia atau masalah dengan kecepatan detak jantung.  Gejala AF antara lain adalah nyeri di bagian dada, palpitasi atau jantung berdegup tidak normal, kelelahan, pusing, kurang mampu beraktivitas fisik dan pembengkakan di ekstremitas bawah (organ gerak bagian bawah). Yang lebih parah, AF juga dapat memicu stroke dan gagal jantung.

Rokok Sangat Berbahaya Bagi Kesehatan Jantung

Kita sudah lama tahu bahwa merokok sangat berbahaya bagi jantung. Rokok menyebabkan gangguan pembuluh arteri jantung serta meningkatkan risiko serangan dan gagal jantung. Sayangnya, bahaya rokok tidak tertuju pada si perokok saja tapi juga pada bukan perokok yang terpapar asapnya atau disebut perokok pasif. Risiko gangguan arteri jantung pada perokok pasif lebih tinggi 20-30 persen jika dibandingkan dengan orang yang bebas asap rokok. 

Ketika tubuh terpapar asap rokok, terjadilah peradangan yang memengaruhi jantung dan pembuluh darah. Kondisi inilah yang akhirnya memicu terjadinya serangan jantung. Selain itu, asap rokok juga mampu menurunkan kemampuan tubuh menerima terapi medis dari dokter.

Peradangan dan AF

Penelitian yang dilakukan oleh tim Dr. T. Jared Bunch, MD, peneliti Intermountain Medical Center Heart Institute dan direktur medis Intermountain Healthcare network menemukan bahwa peradangan atau inflamasi tubuh berkaitan langsung dengan meningkatnya risiko AF. Semakin tinggi inflamasi, semakin tinggi juga risiko AF. Level inflamasi yang tinggi pada penderita AF terbukti bisa meningkatkan risiko stroke, serangan jantung dan gagal jantung.

Fakta-fakta lain 

Peneliti juga menemukan: 

1. Orang yang ayah dan ibunya merokok saat dia dalam kandungan, memiliki risiko AF 37 persen lebih tinggi dari mereka yang orang tuanya tidak merokok.

2. Risiko yang sama terjadi pada mereka yang ayah dan ibunya bekas perokok. 

3. Anak yang tinggal di lingkungan perokok memiliki risiko AF 40 persen lebih tinggi saat ia dewasa nanti. 

4. Dari semua faktor yang dapat meningkatkan angka kejadian AF, paparan asap rokok pada bayi atau pada janin dalam kandungan adalah salah satu yang paling signifikan. 

5. Kita semua memiliki risiko AF antara 10 dan 20 persen namun anak dan bayi yang sudah akrab dengan asap rokok memiliki risiko AF jauh lebih tinggi ketika mereka dewasa nanti.

Studi ini semakin meneguhkan bahwa rokok bukan cuma membahayakan pemakainya tapi juga orang-orang lain yang terkena paparannya. Bahkan rokok mampu menembus rahim dan berbuat jahat pada bayi-bayi yang tidak berdosa, menyebabkan mereka harus menanggung akibatnya seumur hidup. 

Jika Anda bukan perokok tapi berpikir mau mencobanya, urungkan niat itu. Semua pecandu berawal dari sekadar coba-coba dan hanya sedikit yang mampu benar-benar berhenti. Jika Anda perokok dan ingin berhenti, segeralah lakukan. Minta bantuan ahli jika perlu. Jika Anda perokok dan tidak mau berhenti, isolasilah diri Anda ketika merokok agar orang lain tidak terkena dampaknya. 


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
CDC Online Newsroom - Press Release - Smoking Early In Pregnancy Raises Risks Of Heart Defects In Newborns. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (https://www.cdc.gov/media/pressrel/2008/r080407.htm)
Maternal smoking and congenital heart defects. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18381510)
Maternal Cigarette Smoking and Congenital Heart Defects. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4406351/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app