Haid 2 Kali Dalam Sebulan? Ketahui Penyebab dan Solusinya

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 6 menit
Haid 2 Kali Dalam Sebulan? Ketahui Penyebab dan Solusinya

Umumnya kaum hawa mengalami menstruasi atau haid sekali dalam sebulan. Namun ada beberapa yang mengalami haid 2 kali dalam sebulan. Jika hal ini terjadi pada Anda, apa yang Anda pikirkan? Daripada menduga-duga yang tak pasti, lebih baik memahami penyebab dan solusinya di bawah ini.

Siklus haid bagi wanita dewasa biasanya berkisar dari 21 sampai 35 hari, dan bagi remaja putri siklus berlangsung dari 21 sampai 45 hari. Namun setiap wanita memiliki siklus yang berbeda-beda, dan bisa bervariasi dari bulan ke bulan. Lamanya haid di tiap bulan pun bisa jadi berbeda-beda dan kedatangannya pun bisa lebih cepat atau lebih lambat dari sebelumnya. Terkadang, ada sebagian wanita yang mengalami gangguan menstruasi berupa haid 2 kali sebulan.

Jika siklus haid pendek dan berlangsung di siklus normal menstruasi, itu pertanda normal dan Anda tidak perlu mengkhawatirkan apa pun. Namun, jika Anda mengalami perdarahan lagi di luar siklus menstruasi normal dan menduga mengalami menstruasi 2 kali sebulan, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah dengan memastikan apakah itu hanya sekedar bercak atau memang darah dari menstruasi.

Untuk memastikannya, Anda harus benar-benar memperhatikan jumlah dan warna darah pada tampon atau pembalut yang Anda pakai. Perhatikan setiap beberapa jam sekali. Jika jumlahnya sedikit dan warnanya pun kecoklatan itu hanya bercak darah saja (spotting atau ngeflek), namun jika ternyata jumlahnya banyak dan warnanya merah terang berarti itu menstruasi, Anda mengalami menstruasi 2 kali sebulan.

Setelah memastikan apakah Anda hanya mendapati bercak saja atau memang benar-benar mengalami menstruasi yang kedua kalinya dalam sebulan, langkah selanjutnya adalah dengan mulai mencari tahu kemungkinan apa saja yang menyebabkan Anda mengalami perdarahan menstruasi yang berlebihan.

Penyebab Haid 2 Kali Sebulan

Perdarahan menstruasi yang meningkat mungkin bisa disebabkan oleh siklus menstruasi yang lebih pendek dari siklus haid normal, atau karena masalah kesehatan yang menyebabkan adanya perdarahan pada vagina.

Penyebab siklus yang lebih pendek

Jika siklus Anda tiba-tiba menjadi lebih pendek dari biasanya, bisa jadi karena salah satu dari beberapa penyebab berikut ini:

  • Anovulasi (tidak ovulasi).
  • Hipertiroid.
  • Hipotiroid.
  • Gejala menopause.
  • Masa pubertas.
  • Fibroid uterus dan kista.
  • Stress.
  • Bertambah atau berkurangnya berat badan secara ekstrim.
  • Pembatasan kelahiran (KB).
  • Penyakit.

Kondisi yang menyebabkan perdarahan menstruasi berlebih

Jika Anda mengalami perubahan siklus haid yang berbeda dari normalnya, seperti tiba-tiba mengalami haid 2 kali sebulan, hal ini dapat menjadi indikator adanya kondisi kesehatan yang memengaruhi tubuh Anda. Di bawah ini ada beberapa kondisi kesehatan yang menyebabkan terjadinya perdarahan abnormal pada siklus haid Anda.

  • Kehamilan; dapat menyebabkan timbulnya bercak. Bercak selama kehamilan bisa jadi merupakan hal yang normal, namun untuk lebih jelasnya sebaiknya Anda berkonsultasi pada dokter tentang perdarahan selama kehamilan.
  • Infeksi menular seksual; dapat menyebabkan keputihan atau perdarahan berlebih.
  • Keguguran; dapat menyebabkan perdarahan berat. Jika Anda sedang hamil dan mengalami perdarahan yang hebat dan berbeda dari biasanya segera hubungi dokter.

Siapa yang lebih berisiko? Jika dalam keluarga Anda memiliki riwayat fibroid uterus, kista, atau menopause dini, Anda pun akan berisiko tinggi mengalami haid 2 kali sebulan.

Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami:

  • Nyeri pada perut bagian bawah yang tak kunjung henti setelah beberapa hari.
  • Mengalami masa-masa menstruasi yang berat.
  • Terasa menyakitkan ketika berhubungan seksual.
  • Saat menstruasi mengalami kram perut yang berlebihan daripada biasanya.
  • Mendapati banyak gumpalan gelap selama menstruasi.

Apa bahaya atau Komplikasi Menstruasi 2 kali sebulan?

Salah satu efek kesehatan yang akan timbul dari terjadinya menstruasi berlebih adalah anemia, yang terjadi karena banyaknya darah yang hilang. Konsultasikanlah pada dokter dan periksakan Hb Anda sekaligus lakukan tes untuk mengetahui penyebab perdarahan abnormal yang Anda alami.

Gejala anemia bisa meliputi:

Bagaimana mengobati haid 2 kali sebulan?

Pengobatan tergantung pada penyebab haid 2 kali yang Anda alami. Jika normalnya Anda memang memiliki siklus haid yang lebih pendek atau jika Anda baru saja mulai menstruasi (remaja puteri), pada kondisi ini tidak diperlukan tindakan perawatan. Namun, jika dokter melihat ada kemungkinan timbulnya anemia maka dokter akan menyarankan untuk mengonsumsi suplemen zat besi.

Berikut ini akan kami uraikan pengobatan dari beberapa faktor penyebabnya, antara lain:

1. Hipotiroidisme

Jika Anda mengalami hipotiroidisme, berarti Anda memiliki kelenjar tiroid yang kurang aktif, sehingga menyebabkan tubuh kekurangan hormon tiroid. Pada kasus ini biasanya dokter akan meresepkan terapi penggantian hormon tiroid yang diberikan secara oral.

2. Hipertiroidisme

Kebalikan dari hipotiroidisme, penderita hipertiroidisme memiliki kelenjar tiroid yang terlalu aktif, sehingga tubuh akan menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan. Beberapa pengobatan dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi ini dan dokter akan memeriksa kondisi kesehatan Anda untuk kemudian menyarankan pengobatan yang terbaik.

3. Gejala Menopause

Jika ternyata Anda mengalami gejala menopause, biasanya dokter akan meresepkan terapi hormon dan terapi penggantian estrogen. Pengobatan dengan cara ini dapat membantu mengatur menstruasi Anda sampai benar-benar menghilang perlahan ketika menopause berkembang.

4. Fibroid Uterus dan Kista

Dokter mungkin akan merekomendasikan beberapa pilihan pengobatan untuk Anda yang memiliki fibroid uterus atau kista, yaitu:

  • Spiral (IUD) : Merupakan salah satu bentuk dari perangkat kontrasepsi yang dapat membantu mengurangi masa menstruasi. Namun, cara ini tidak akan menciutkan fibroid.
  • Operasi MRI-guided ultrasound : Prosedur ini dilakukan saat Anda berada di dalam pemindai MRI. Dokter dapat menggunakan cara ini untuk menghilangkan fibroid atau kista. Prosedur ini hanya dilakukan di klinik khusus.
  • Embolisasi arteri uterus : Merupakan prosedur invasif minimal yang bekerja dengan cara menghambat suplai darah ke rahim. Cara ini akan membuat fibroid membusuk dan menciut.
  • Miomektomi : Prosedur operasi untuk menghilangkan fibroid. Ada berbagai jenis miomektomi. Miomektomi histeroskopi; fibroid dikeluarkan melalui serviks, tidak dibutuhkan sayatan. Miomektomi laparoskopi; operasi perut untuk menghilangkan fibroid dengan sayatan kecil. Abdominal miomektomi; prosedur pembedahan perut terbuka dengan sayatan lebih lebar.
  • Histerektomi : Prosedur operasi untuk mengangkat rahim secara keseluruhan.
  • Gonadotropin-releasing hormone agonists : Merupakan obat yang dapat membantu mengobati fibroid. Cara kerjanya dengan memblokir estrogen dan progesteron, dan memasukkan Anda ke keadaan pascamenopause sementara, yang akan menghentikan pertumbuhan fibroid dan dapat menciutkannya.

5. Stress

Perubahan gaya hidup akan sangat memengaruhi tingkat stres, yang pada akhirnya dapat memengaruhi siklus haid Anda. Untuk membantu meredakan stres, cobalah untuk rajin berolahraga, meditasi, atau bahkan mengikuti terapi yang dapat membantu Anda terhindar dari stress.

6. Penurunan atau penambahan berat badan yang ekstrem

Konsultasikanlah dengan dokter, tentang kemungkinan penyebab dibalik perubahan berat badan Anda yang ekstrem. Dokter akan memberikan solusi terbaik untuk Anda, agar ke depannya dapat mengelola berat badan dengan baik.

7. Bereaksi terhadap metode pengendalian kelahiran (kontrasepsi)

Beberapa dari jenis kontrasepsi akan memengaruhi hormon di dalam tubuh, yang pada akhirnya akan berdampak pada siklus haid Anda. Solusinya, cobalah untuk menemukan jenis kontrasepsi baru, yang dirasa lebih sesuai dengan kondisi tubuh. Perlu di ingat, bahwa tubuh membutuhkan waktu beberapa bulan untuk menyesuaikan diri dengan jenis kontrasepsi yang baru. Oleh sebab itu, Anda bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memulainya.

Berkonsultasi dengan dokter

Perubahan siklus haid dapat menjadi pertanda adanya masalah kesehatan di dalam tubuh. Oleh karena itu, penting untuk segera menghubungi atau berkonsultasi dengan dokter apabila Anda mengalami perdarahan berlebih atau abnormal, seperti pada kasus haid 2 kali sebulan ini.

Biasanya dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan untuk menganalisis gejala-gejala yang Anda alami. Dengan memberikan informasi-informasi yang jelas, maka akan membantu dokter memberikan perawatan yang tepat sesegera mungkin.

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang mungkin ditanyakan oleh dokter:

  • Berapa lama siklus haid Anda? Apakah ini normal?
  • Jika siklus haid yang lebih pendek tidak normal bagi Anda, lalu kapan terakhir terjadi perubahan pada perdarahan Anda?
  • Berapa lama perdarahan yang terakhir?
  • Apa warna darahnya?
  • Seberapa berat perdarahannya? Seberapa deras darah yang mengalir di tampon atau pembalut Anda?
  • Apakah ada gumpalan? Jika ya, seberapa besar gumpalannya?
  • Apakah Anda memiliki gejala yang lain?

Untuk menghitung panjang siklus haid, catatlah tanggal atau hari pertama Anda menstruasi dan kapan berhentinya. Ini akan menjadi acuan untuk mengetahui siklus haid Anda apakah normal atau tidak.

Baca juga:

Jika Anda merasa mengalami haid 2 kali sebulan, segera konsultasikan dengan dokter. Agar dokter dapat membantu Anda menyeimbangkan kadar hormon dan mengatur perdarahan Anda dengan perawatan terbaik, yang pada akhirnya akan membantu Anda kembali ke siklus normal menstruasi.


32 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Vaginal bleeding in pregnancy. (2018). (https://medlineplus.gov/ency/article/003264.htm)
Smikle C, et al. (2017). Asherman syndrome. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448088/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app