Mengenal Penyakit Sel Plasma

Dipublish tanggal: Sep 6, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit

Darah sendiri tersusun atas empat komponen utama, yakni sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), plasma darah, hingga keping darah (trombosit). 

Keempat komponen ini jika mengalami masalah maka dapat menyebabkan munculnya kelainandarah. Salah satunya  adalah sel plasma.

Sel plasma merupakan salah satu jenis sel darah putih yang menghasilkan antibodi dalam jumlah besar. Gejala penyakit yang menyerang sel plasma, terutama penyakit neoplasma, bisa berupa  kelelahan, susah menelan makanan, diare, dan anemia. 

Pada setiap sel plasma, mampu menghasilkan ribuan molekul antibodi saat dibutuhkan. Setelah dilepaskan ke darah dan saluran getah bening, molekul antibodi yang diproduksi oleh sel plasma akan mengikat zat asing untuk dihancurkan.

Jenis-jenis Penyakit Sel Plasma

Tubuh yang terlalu banyak memproduksi sel plasma membuat munculnya sel plasma yang tumbuh secara abnormal mengakibatkan kondisi sel plasma atau neolplasma. 

Kondisi ini bisa jinak hingga ganas. Kondisi ini lebih rentan dialami oleh pria paruh baya lanjut usia, kulit hitam, terkena paparan radiasi atau bahan kimia lain dan seseorang yang pernah menderita neoplasma.

Disamping itu, sel plasma juga membentuk protein M, yaitu protein antibodi yang tidak mempunyai fungsi untuk memerangi infeksi dan bahkan tidak dibutuhkan tubuh. 

Timbunan protein M pada sumsum tulang juga bisa menyebabkan gangguan, seperti pengentalan darah dan membahayakan ginjal.

Terdapat bermacam jenis neoplasma pada sel plasma, diantaranya:

Monoclonal gammopathy of undetermined significance (MGUS)

Kondisi ini tidak dianggap sebagai kanker, namun memiliki risiko menjadi kanker. MGUS terjadi karena kurang dari 10 persen sumsum tulang tersusun dari sel plasma yang tidak normal, namun bukan kanker. 

Sel abnormal ini membentuk protein M yang tidak berbahaya. MGUS berisiko memicu kanker, seperti multiple myeloma, chronic lymphocytic leukemia, ataupun lymphoplasmacytic lymphoma. 

  • Plasmasitoma
    Plasmasitoma terjadi saat pertumbuhan abnormal sel plasma membentuk sebuah tumor pada bagian tubuh. Plasmasitoma bisa dikategorikan ke dalam dua jenis:

-Plasmasitoma yang terisolasi di dalam tulang. Kurang dari 10 persen sumsum tulang terdiri dari sel-sel plasma, namun tidak menimbulkan gejala kanker. Plasmasitoma dalam tulang, bisa menimbulkan rasa sakit atau patah tulang.

- Plasmasitoma ekstramedular terjadi saat tumor sel plasma terdapat dalam jaringan lunak, seperti tenggorokan, dan bukan di tulang maupun sumsum tulang. Tumor ini bisa menekan dan menyebabkan rasa sakit atau gangguan lain pada area tumbuhnya tumor.

  • Multiple myeloma Multiple myeloma merupakan suatu jenis kanker sumsum tulang. Penyakit ini umumnya tidak membentuk tumor atau benjolan. Sel-sel myeloma tumbuh dan menyebar di dalam sumsum tulang sehingga bisa mengganggu produksi sel darah yang sehat.Biasanya kondisi ini menyerang berbagai bagian tubuh, seperti tulang tempurung kepala, iga, dan panggul. Keadaan seperti ini bisa berdampak buruk jika mencapai tahap lanjut, yaitu:
  • Kelelahan dan sesak napas karena anemia.
  • Masalah pada ginjal.
  • Tulang retak dengan mudah.
  • Memar, gusi berdarah, dan perdarahan tidak normal.
  • Infeksi yang berulang terus-menerus.

Sebagian kecil kasus neoplasma sel plasma bisa memicu kondisi yang disebut amiloidosis, yaitu penumpukan protein-protein abnormal atau protein amyloid. 

Gejala-gejala yang muncul biasanya merasa sangat kelelahan, lidah bengkak, bintik ungu pada kulit, diare, atau pembengkakan karena penumpukan cairan pada jaringan tubuh.

Guna mengatasi penyakit sel plasma, dokter akan mengecek riwayat kesehatan dan fisik. Kemudian dokter juga akan melakukan pemeriksaan darah serta imunoglobubin, biopsi, tes urine, MRI, atau CT scan

Penanganan untuk penyakit neoplasma sel plasma dilakukan dengan sejumlah cara, seperti terapi obat-obatan, kemoterapi, terapi radiasi, transplantasi stem cell, operasi, ataupun kombinasi metode-metode tersebut.


18 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Kyle RA, et al. Diagnostic criteria for the electrophoretic patterns of serum and urinary proteins in multiple myeloma. JAMA. 1960;174:107.
Rajkumar SV, et al. Program genealogies: Myeloma at Mayo. The Hematologist. 2015;12:6.
Cavo M, et al. Role of 18F-FDG PET/CT in the diagnosis and management of multiple myeloma and other plasma cell disorders: A consensus statement by the International Myeloma Working Group. Lancet Oncology. 2017;18:e206.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app