Linezolid: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Tinjau pada Mei 10, 2019 Waktu baca: 3 menit

Mengenai Linezolid

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

Suntikan IV

Kandungan:

Obat monoamine oxidase inhibitor (MAOI)

Apakah Linezolid ?

Merupakan antibiotik yang bekerja melawan bakteri dalam tubuh pasien, linezolid biasa digunakan dalam perawatan berbagai jenis infeksi bakteri seperti pneumonia, infeksi kulit dan infeksi lainnya yang kebal terhadap antibiotik lain.

Linezolid termasuk golongan monoamine oxidase inhibitor (MAOI) dan dapat ditemukan dalam bentuk oral maupun suntikan, mungkin digunakan juga untuk pengobatan lain selain tersebut diatas.

Dosis Linezolid

Ikuti resep pemberian dokter atau petunjuk lengkap pada label kemasan. Pastikan pasien tidak menambah atau mengurangi dosis tanpa konsultasi dokter.

Dosis yang umum diberikan pada pasien dewasa: 

  • Pengobatan bacteremia : 600 mg IV atau secara oral setiap 12 jam
  • Pengobatan pneumonia: 600 mg IV atau secara oral setiap 12 jam

Baik linezolid tablet maupun cair dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.

Suntikan linezolid diberikan melalui pembuluh darah, kemudian pasien dapat melakukan sendiri mengikuti petunjuk perawat. Jangan menyuntik sendiri jika pasien atau keluarga belum yakin untuk melakukan tanpa bantuan profesional.

Jika pasien lupa menggunakan linezolid pada jadwal yang ditentukan, janga manggandakan dosis pada jadwal selanjutnya. Penggunaan dosis yang tidak sesuai jadwal dapat meningkatkan resiko infeksi lain yang kebal pada pengobatan. Infeksi virus seperti flu dan demam tidak dapat diobati dengan linezolid.

Pasien perlu melakukan tes medis berkala untuk mengecek penglihatan dan tekanan darah

Efek samping penggunaan Linezolid

Jika pasien mengalami tanda reaksi alergi seperti rasa menyengat, sulit bernapas, bengkak pada bagian wajah dan leher ; atau reaksi kulit yang parah seperti mata rasa terbakar, kulit perih, kulit terbakar dan terkelupas, demam, kulit kemerahan; segera hubungi unit gawat darurat.

Selain itu pasien juga disarankan untuk segera melakukan kontak tenaga medis jika mengalami serotonin syndrome (sindrom serotonin) seperti kaku otot, mual, muntah, diare, hilang keseimbangan, halusinasi, merasa terganggu, berkeringat, demam.

Beberapa efek samping yang timbul selama pengobatan mungkin tidak membutuhkan penanganan medis, efek samping akan hilang seiring dengan adaptasi tubuh terhadap obat. Efek samping yang umum timbul adalah:

  • Mual, muntah dan diare
  • Ruam ringan pada kulit
  • Rendahnya sel Darah Merah (anemia)
  • Sakit kepala dan pusing

Sementara itu efek samping yang lebih buruk mungkin muncul seperti:

  • Masalah penglihatan, perubahan warna pada penglihatan, penglihatan kabur
  • Nyeri perut berat, diare berair disertai darah
  • Kejang
  • Berkeringat, merasa cemas atau gemetar - mungkin gejala gula darah rendah
  • Laktikasidemia - nyeri otot yang tidak biasa, masalah pernapasan, nyeri perut, muntah, irama jantung tidak normal, pusing, kedinginan, merasa letih lesu.
  • Rendahnya jumlah sel darah - demam, dingin, lelah, lesu, bingung, sakit mulut, mudah lebam, pendarahan tidak normal, kulit pucat, tangan dan kaki rasa dingin, napas pendek, kepala terasa ringan.
  • Perubahan warna pada lidah
  • Perubahan nafsu makan
  • Gatal pada vagina atau alat kelamin
  • Tidak bisa tidur (anemia)

Jika pasien mengalami gejala diatas, untuk segera menghubungi dokter. Adapun obat antibiotik dapat menyebabkan diare, yang mungkin mengarah pada munculnya infeksi baru, jika pasien mengalami diare berair dan berdarah jangan mengosumsi obat diare tanpa konsultasi dokter.

Interaksi Obat

Interkasi linezolid dengan isocarboxazid, phenelzine, rasagiline, selegiline, and tranylcypromine atau obat MAO Inhibitor (MAOI) lainnya dapat menimbulkan efek berbahaya, jangan menggunakan linezolid jika pasien mengosumsi MAO inhibitor (MAOI) dalam kurun waktu 14 hari belakangan.

Selain itu jenis obatan yang juga dapat berinteraksi dengan linezolid adalah obat stimulan, obat depresi, obat mencegah mual dan muntah, obat migrain dan sakit kepala, obat sakit mental, produk herbal, obat opioid. 

Perhatian

Beritahu dokter jika pasien memiliki riwayat:

  • Gangguan tiroid
  • Tekanan darah tinggi
  • Tumor carcinoid
  • Penyakit hati atau ginjal
  • Kejang
  • Diabetes
  • Sistem imun tubuh lemah
  • Menggunakan catheter

Belum diketahui apakah linezolid berbahaya untuk bayi dalam kandungan, namum ada kemungkinan linezolid dapat disalurkan melalui ASI. Jika pasien memiliki phenylketonuria (PKU), pertimbangkan penggunaan cairan linezolid karena mungkin mengandung phenylalanine.

Pasien juga diwajibkan menghindari makan yang diproses terlalu lama dan makanan lain yang mengandung tyramine, alkohol juga wajib dihindari. Konsumsi makanan tinggi tyramine selama pengobatan linezolid dapat meningkatkan tekanan darah. 




4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Zyvox (linezolid) dosing, indications, interactions, adverse effects, and more. Medscape. (https://reference.medscape.com/drug/zyvox-linezolid-342574)
Linezolid: Its Role in the Treatment of Gram-Positive, Drug-Resistant Bacterial Infections. American Academy of Family Physicians (AAFP). (https://www.aafp.org/afp/2002/0215/p663.html)
Linezolid: Side Effects, Dosages, Treatment, Interactions, Warnings. RxList. (https://www.rxlist.com/consumer_linezolid_zyvox/drugs-condition.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app