Kelainan Sistem Gerak

Dipublish tanggal: Agu 10, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Kelainan Sistem Gerak

Sistem gerak terdiri dari kerjasama antara tulang, otot, serta tendon yang mampu menggerakan seluruh bagian tubuh. Peran saraf yang secara motorik dapat mengambil alih setiap gerakan yang dituju. 

Namun beberapa jenis gangguan sistem gerak menjadi masalah yang dapat dtimbulkan baik pada anak-anak atau dewasa baik dalam faktor luar hingga gangguan di dalam tubuh. 

Ini dapat menganggu kontrol gerak mulai dari persarafan hingga kerja motorik yang mengganggu aktivitas seseorang.

Peran otot dalam sistem gerak

650 otot dalam tubuh tidak hanya mendukung gerakan - mengendalikan berjalan, berbicara, duduk, berdiri, makan dan fungsi sehari-hari lainnya yang dilakukan orang secara sadar - tetapi juga membantu mempertahankan postur dan mengedarkan darah dan zat lain ke seluruh tubuh, di antara fungsi-fungsi lainnya.

Otot sering dikaitkan dengan aktivitas kaki, lengan, dan pelengkap lainnya, tetapi otot juga menghasilkan gerakan yang lebih halus, seperti ekspresi wajah, gerakan mata, dan pernapasan.

Kelainan pada sistem gerak banyak dikaitkan dengan beberapa faktor penyebab diantaranya:

  • Kelainan saraf
  • Kelemahan otot
  • Gangguan tulang
  • Gangguan sistem otak

Jenis kelainan sistem gerak

Beberapa jenis kelainan sistem gerak yang sering ditemui antara lain:

Myasthenia gravis

Myasthenia gravis (MG) adalah kelainan neuromuskuler yang menyebabkan kelemahan pada otot rangka, yang merupakan otot yang digunakan tubuh Anda untuk bergerak. 

Ini terjadi ketika komunikasi antara sel-sel saraf dan otot menjadi terganggu. Gangguan ini mencegah terjadinya kontraksi otot yang penting, yang mengakibatkan kelemahan otot.

Osteoartritis

Osteoartritis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh peradangan pada sendi yang bersifat degeneratif. Penyakit ini paling sering muncul pada usia dewasa hingga usia lanjut. 

Kondisi ini disebabkan oleh kakunya bantalan persendian di antara dua tulang seperti pada lutut, siku tangan, punggung, dan pinggul yang mengakibatkan rusaknya kartilago yang dapat beresiko keterbatasan anggota gerak hingga kecacatan.

Tendinitis

Tendinitis merupakan peradangan yang terletak di tendon. Kondisi ini paling sering menyerang bagian tubuh yang sering kita gunakan saat beraktivitas seperti pada siku, lutut, panggul, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki. 

Trauma menjadi salah satu penyebab utama dari kondisi ini. Tendinitis dapat terjadi pada hampir semua umur, terutama yang suka melakukan aktivitas fisik dalam waktu yang lama.

Penyakit ini menyerang tendon di dalam tubuh. Tendon merupakan struktur yang elastis yang menghubungkan otot dan tulang. 

Otot tersebut berfungsi untuk menggerakan tulang-tulang di seluruh bagian tubuh selama beraktivitas seperti saat berjalan, berlari, merangkak, dan melompat.

Tetanus

Tetanus merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh racun dari bakteri Clostridium tetani. Tetanus dapat menimbulkan kondisi serius seperti kejang otot dan kaku akibat racun yang merusak jalur persarafan. 

Tetanus adalah suatu kondisi yang perlu tindakan secara dini karena bila seseorang telah terkontaminasi bakteri tersebut maka bakteri akan dengan cepat akan merusak sistem saraf dan menyebabkan kematian.

Munculnya tetanus disebabkan oleh komplikasi dari kecelakaan dimana timbul luka terbuka seperti luka bakar, luka lecet, terkena besi karat, dan sebagainya yang memudahkan bakteri tetanus dapat masuk ke dalam tubuh. 

Bakteri ini hinggap di tanah, debu, pupuk, dan kotoran hewan yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Saat bakteri telah masuk maka ia akan berinkubasi dengan cepat dan menghasilkan racun bernama tetanospasmin.

ALS

Amyotrophic lateral sclerosis adalah jenis penyakit motor neuron. Ini mengacu pada sekelompok penyakit neurologis progresif yang menyebabkan disfungsi pada saraf yang mengontrol pergerakan otot.

Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) mempengaruhi saraf yang mengendalikan pernapasan, dan ini bisa berakibat fatal.

Neuron motorik ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Saat ALS berlangsung, sel-sel ini mengalami degenerasi dan mati. 

Mereka berhenti mengirim pesan ke otot. Otak tidak bisa lagi mengendalikan gerakan sukarela, dan otot-otot melemah dan hilang.

Saat ALS berkembang, ini mempengaruhi semua otot sukarela. Seseorang tidak bisa lagi mengendalikan lengan, wajah, dan kaki. Pada akhirnya, ketidakmampuan bernapas yang tidak didukung dapat menyebabkan gagal napas. 


8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Riggin EA. Allscripts EPSi. Mayo Clinic, Rochester, Minn. July 19, 2017.
Kliegman RM, et al. Movement disorders. In: Nelson Textbook of Pediatrics. 20th ed. Philadelphia, Pa.: Elsevier; 2016. https://www.clinicalkey.com.
Daroff RB, et al. Parkinson disease and other movement disorders. In: Bradley's Neurology in Clinical Practice. 7th ed. Philadelphia, Pa.: Saunders Elsevier; 2016. https://www.clinicalkey.com.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app