HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Jika PMS Berkelanjutan, Waspadai PMDD

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Jika PMS Berkelanjutan, Waspadai PMDD

Jika Anda seorang wanita, gejala ini pasti terdengar familiar. Selama satu minggu setiap bulan, Anda jadi mudah menangis lebih dari biasanya. Anda harus menahan diri untuk tidak marah pada rekan kerja dan terus-menerus ingin makan cokelat.

Para ahli mengatakan, ini efek samping hanya sindrom pramenstruasi, atau PMS. Tetapi jika gejolak emosional yang terjadi sangat serius dan bahkan sampai mengganggu pekerjaan  dan hubungan Anda, jangan-jangan itu bukan PMS melainkan premenstrual dysphoric disorder (PMDD). Dan jika kesedihan dan marah-marah terus berlangsung bahkan setelah periode menstruasi selesai, bisa jadi itu tanda depresi atau gangguan bipolar.

PMDD adalah bentuk lebih ekstrim atau berat dari PMS. Mungkin ada perubahan hormon selama siklus haid yang mengakibatkan perubahan emosi yang ekstrim tapi penyebab tepatnya belum diketahui. Sama seperti PMS, gejala PMDD muncul sekitar seminggu sebelum menstruasi namun tidak segera berakhir walau menstruasi telah selesai. Para ahli mengaitkan PMDD dengan keinginan bunuh diri pada wanita penderitanya.

Wanita dengan PMDD diperkirakan hanya 5% di seluruh dunia. Mengetahui seperti apa gejala PMDD dapat membantu mengidentifikasi siapa penderitanya, orang lain atau diri sendiri. Kebanyakan wanita dengan PMDD bisa sembuh melalui konsultasi, diet sehat, olahraga, dan istirahat yang cukup. Jika gejala-gejala di bawah ini ada pada Anda, waspadalah! Mungkin yang selama ini Anda alami lebih dari sekadar PMS.

Gejala PMDD yang perlu diwaspadai

1. Gejala fisik

Gejala PMS tidak cuma perubahan mood tapi juga menyangkut fisik seperti payudara mengeras dan terasa sakit dan perut kembung

2. Merasa tidak bertenaga

Beberapa wanita berkata mereka benar-benar tidak bisa bekerja seminggu sebelum menstruasi dan tetap merasa lemah selama sebulan penuh. Nafsu makan, kondisi tidur, semangat, semuanya terpengaruh oleh PMDD. Itu artinya pasien memiliki gejala awal depresi yang memburuk pada masa pra-menstruasi.

3. Anda merasa cemas, marah-marah, dan mudah menangis

Meski tidak ada depresi, Anda tetap bisa menderita PMDD jika mengalami ketiga hal itu dengan mudah. Tapi bagaimana membedakan apakah yang Anda alami normal atau tidak? Karena hampir semua orang pernah mengalami hari-hari yang buruk dan emosi kita menyebabkan orang sekitar terganggu. 

Jika level fluktuasi emosi Anda sudah mengganggu hubungan dengan keluarga dan rekan kerja, serta Anda sering menangis tanpa sebab yang jelas, itulah saatnya curiga Anda menderita PMDD. 

4. Anda merasa kewalahan dan lepas kontrol

Ketika seseorang harus menunaikan banyak hal, mulai dari masalah keluarga, pekerjaan, dan masih banyak lagi, siapa yang tidak kewalahan? Tapi tidak semua orang lepas kontrol. "Seorang pasien saya bercerita, dia merasa mudah lepas kontrol ketika harus menjemput anak-anaknya pulang sekolah. Bahkan ada yang bercerita sambil menangis, seminggu sebelum masa menstruasi adalah masa ketika ia ingin menjerit-jerit dan ingin menyakiti anak-anaknya. Mereka mudah lepas kendali meski itu sudah tugas sehari-hari."

5. Sulit berkonsentrasi

Lupa di mana menaruh kunci, lupa nama tetangga yang sering bertemu, adalah gejala lain PMDD. Anda sulit berkonsentrasi terhadap hal-hal kecil sekalipun. 

Seberapa lama gejala PMDD muncul?

Biasanya PMS muncul seminggu sebelum menstruasi dan hilang di hari pertama atau kedua menstruasi. Berbeda dengan PMDD. PMDD juga biasa muncul seminggu sebelum haid dan tidak segera hilang walau menstruasi sudah datang. PMDD bisa berlangsung sepanjang bulan.

Karena diduga menyangkut hormon, menerapkan pola makan sehat seimbang, rutin berolahraga dan cukup waktu tidur, akan membantu meringankan gejala PMDD. Jika dirasa belum cukup, temui psikolog atau psikiater untuk mendapat bantuan lanjutan yang profesional.


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
12 PMDD natural treatment options. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/321965.php)
PMDD: A Comprehensive Guide to Premenstrual Dysphoric Disorder. Healthline. (https://www.healthline.com/health/pmdd)
Sexual Health: Your Guide to Premenstrual Dysphoric Disorder. WebMD. (https://www.webmd.com/women/pms/premenstrual-dysphoric-disorder)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app