Tips Memilih Pelumas Vagina Aman untuk Wanita

Dipublish tanggal: Jun 12, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Tips Memilih Pelumas Vagina Aman untuk Wanita

Ketika anda melakukan hubungan seks, terkadang para pasangan membutuhkan sedikit bantuan. Tidak serta merta proses penetrasi berjalan lancar dan mulus. 

Di sinilah anda membutuhkan pelumas vagina agar proses penetrasi dapat berjalan dengan lancar tanpa disertai rasa sakit. Mengingat tidak semua wanita mampu terangsang penuh dan memproduksi cairan yang cukup untuk melumasi vaginanya.  

Yang perlu anda perhatikan ketika memilih pelumas vagina

Ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih pelumas yang aman bagi vagina:

Kenyamanan

Kenyamanan disini maksudnya mengacu pada kenikmatan dan rasa nyaman yang didapat setelah memakai pelumas tersebut. Tekstur, cara penggunaan, berapa banyak jumlah produk yang harus dikenakan, dapat membuat perbedaan bagi anda. Yang paling penting, jangan sampai pelumas vagina membuat anda mengalami reaksi alergi atau tidak nyaman.

Keamanan

Ini berhubungan dengan kesehatan anda. sebagai contoh pelumas berbahan dasar minyak tidak dapat dipakai saat pasangan menggunakan kondom lateks. Karena kondom yang berbahan dasar lateks tidak dapat menjalankan fungsinya dengan biak ketika bertemu dengan pelumas minyak. Anda juga harus mengetahui bahan-bahan pelumas yang baik dan berbahaya bagi tubuh.

Pelumas vagina yang baik dan buruk berdasarkan jenisnya

Pelumas yang berbahan dasar air, mengandung gliserin

Pelumas air mengandung gliserin adalah pelumas yang sudah banyak ditemukan di pasaran. Pelumas vagina tipe ini memiliki rasa sedikit manis karena mengandung gliserin. Saat anda menggunakan pelumas jenis ini dan mulai terasa kering, maka disarankan jangan malah menambah profuk pelumasnya lagi. Coba basahi dengan air atau air liur untuk menambah kelicinan.

  • Kelebihan : mudah ditemukan, harga murah, aman digunakan dengan kondom lateks, dan tidak menimbulkan noda.
  • Kekurangan : cepat kering, mudah lengket, gliserin dapat memicu infeksi jamur pada vagina yang rentan dengan alergi

Pelumas berbahan dasar air, tanpa kandungan gliserin

Kalau anda sering mengalami infeksi jamur pada kelamin, pelumas ini dinyatakan cocok untuk tipe tersebut. Pelumas tanpa gliserin ini tidak akan memicu infeksi jamur.

  • Kelebihan : dapat mengurangi bahaya iritasi kelamin, aman apabila digunakan dengan kondom lateks, dan tidak menimbulkan noda, lebih dianjurkan untuk pemakaian sek anal
  • Kekurangan : terasa pahit (karena tidak mengandung gliserin) agak sulit ditemukan di pasaran, mengandung parabens dan glikol propelin yang dapat membuat iritasi kulit.

Pelumas berbahan silikon

Pelumas vagina ini merupakan salah satu tipe pelumas yang awet dan banyak direkomendasikan untuk para wanita yang memiliki vagina kering atau nyeri saat penetrasi. Bahan silicon berbeda dengan silikon untuk implan, silikon ini tidak berbahaya.

  • Kelebihan : pelumas silikon jenis ini tidak dapat menembus pori-pori kulit dan tidak menimbulkan alergi untuk penggunanya
  • Kekurangan : pelumas ini harganya lumayan mahal dari pelumas berbahan air, tidak dijual di pasaran (bisa ditemukan di berbagai toko seks atau toko online). Jika menggunakan pelumas silikon terlalu banyak harus dibersihkan menggunakan sabun dan air.

Pelumas berbahan minyak

Pelumas berbahan minyak ini sifatnya dapat merusak kondom yang berbahan lateks. Namun aman apabila menggunakan kondom yang terbuat dari nitril, polisoprena, dan polyuretan. Pelumas ini juga bisa anda temukan dengan bahan-bahan tradisional di sekitar anda seperti minyak sayur, mentega atau baby oil.

  • Kelebihan : aman untuk dipijat pada bagian kelamin, aman dikonsumsi, murah dan mudah di dapat
  • Kekurangan : dapat merusak kondom lateks dan menimbulkan noda pada kain.

15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app