Jenis-jenis Halusinasi yang Sering Terjadi

Dipublish tanggal: Jun 19, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Jenis-jenis Halusinasi yang Sering Terjadi

Apakah Anda pernah mengalami halusinasi? Halusinasi merupakan persepsi salah yang terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar. Halusinasi dapat terjadi pada salah satu panca indera, baik indera pendengaran, pengecap, penglihatan, peraba, maupun pencium. 

Beberapa orang yang mengalami halusinasi sadar bahwa itu hanya persepsi palsu, tetapi beberapa orang percaya bahwa hal tersebut adalah nyata.

Halusinasi biasanya terjadi pada penderita skizofrenia. Namun, terkadang halusinasi juga muncul karena penyalahgunaan obat, konsumsi alkohol secara berlebihan, kesedihan yang hebat, depresi, demam, atau demensia. Terdapat beberapa jenis halusinasi. Untuk lebih mengetahuinya, berikut penjelasan tentang jenis-jenis halusinasi.

Halusinasi pendengaran (audio)

Halusinasi pendengaran terjadi karena adanya persepsi salah dari bunyi, musik, ataupun suara-suara yang didengar. Secara umum halusinasi pendengaran dialami oleh penderita gangguan mental

Penderita akan seolah-olah mendengarkan suara tanpa adanya rangsangan dari luar. Suara yang didengar dapat muncul dari dalam ataupun luar otak. Suara yang didengar bisa berupa suara wanita atau pria yang dikenal ataupun tidak, dan dapat berupa kritikan, pujian, atau perintah.

Pada penderita gangguan mental seperti skizofrenia, halusinasi yang sering muncul berupa percakapan antara dua orang yang memberikan kritikan tentang dirinya, perilakunya, ataupun pikirannya. Bahkan terkadang suara yang didengar memberikan perintah untuk melakukan sesuatu.

Halusinasi pengecapan (gustatorius)

Halusinasi pengecapan merupakan persepsi salah tentang apa yang dirasakan lidah. Biasanya seseorang yang mengalami halusinasi ini akan mengeluh lidahnya merasakan sesuatu yang aneh, misalnya mengeluh mengecap rasa logam secara terus menerus, padahal tidak memakan logam. Halusinasi pengecapan terjadi pada penderita gangguan medis, seperti epilepsi.

Halusinasi penciuman (olfaktori)

Halusinasi penciuman terjadi saat seseorang mencium bau sesuatu, padahal tidak ada bau tersebut. Bau yang biasanya muncul adalah bau tidak sedap, seperti bau muntah, urin, feses, asap, atau makanan busuk. 

Halusinasi penciuman biasa dikenal dengan phantosmia. Halusinasi jenis ini biasanya disebabkan oleh kerusakan saraf di bagian indera penciuman. Kerusakan bisa disebabkan oleh virus, trauma, tumor otak, ataupun terkena paparan zat-zat berbahaya.

Halusinasi sentuhan (taktil)

Halusinasi sentuhan merupakan persepsi salah terhadap sentuhan, baik terjadi di dalam maupun di luar tubuh. Orang yang mengalami halusinasi jenis ini akan merasakan seolah-olah ada yang menyentuh, padahal tidak ada yang menyentuh. 

Terkadang juga mengalami perasaan tersetrum pada tubuh. Halusinasi ini bisa disebabkan oleh gangguan medis dan hypochandriacal preoccupations.

Halusinasi penglihatan (visual)

Halusinasi penglihatan merupakan persepsi salah tentang apa yang dilihat. Penglihatan saat halusinasi dapat berupa apa saja seperti bentuk, warna, ataupun kilatan cahaya. 

Namun, biasanya yang dilihat adalah orang atau tokoh-tokoh seperti manusia. Pada saat mengalami halusinasi jenis ini, Anda akan merasakan seolah-olah ada orang yang berdiri di belakang, padahal tidak ada. Terkadang orang yang mengalami halusinasi ini akan melihat tokoh yang berkaitan dengan agama ataupun setan.

Halusinasi somatik

Halusinasi somatik merupakan persepsi salah yang melibatkan sel somatik. Saat mengalami halusinasi somatik, orang akan merasakan nyeri yang parah padahal tidak terjadi apa-apa. 

Persepsi salah yang biasanya muncul seperti sakit akibat mutilasi, pergeseran sendi, ataupun mengalami penyerangan oleh hewan pada tubuh.

Halusinasi biasanya muncul pada penderita gangguan mental. Terdapat beberapa jenis halusinasi yang dapat muncul, seperti halusinasi pendengaran, halusinasi penciuman, halusinasi pengecapan, halusinasi sentuhan, halusinasi penglihatan, ataupun halusinasi somatik. 

Munculnya halusinasi secara terus menerus tentunya akan mengganggu. Oleh sebab itu, perlu segera diperiksa oleh dokter. Halusinasi juga bisa membahayakan, jika suara yang didengar berupa perintah untuk melakukan sesuatu yang berbahaya.


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Teeple RC, et al. (2009). Visual hallucinations: Differential diagnosis and treatment. (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2660156/)
Hales RE, et al. (2014). The American psychiatric publishing textbook of psychiatry (6th ed.). Washington, DC: American Psychiatric Publishing.
Daroff RB, et al. (2016). Bradley’s neurology in clinical practice (7th ed.). New York, NY: Elsevier.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app