Inilah 8 Efek Samping KB IUD yang Perlu Anda Ketahui

Dipublish tanggal: Mei 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Inilah 8 Efek Samping KB IUD yang Perlu Anda Ketahui

KB spiral atau yang lebih dikenal IUD menjadi salah satu alat kontrasepsi yang diminati wanita saat ini. Selain efektif, IUD juga mudah dipasang. Jenisnya pun beragam, sesuaikan saja dengan keinginan Anda. 

Pemasangan IUD bahkan bisa mencegah kehamilan selama 3 hingga 10 tahun. Jika Anda berencana ingin memiliki bayi, tinggal lepas saja alat tersebut. 

Namun dibalik keuntungan yang ditawarkan, KB spiral ini juga memiliki efek samping. Sebelum memasang, ada baiknya Anda mengenal dampak yang diberikan oleh IUD.

Mengenal Efek Samping dari Pemasangan IUD

Setiap produk kontrasepsi pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Tak terkecuali dengan IUD. Meski cukup banyak peminatnya, bukan berartu KB spiral bebas dari efek samping. 

Ada dampak negatif yang ditimbulkan jika Anda menggunakan IUD. Beberapa diantaranya adalah:

Timbul jerawat
Perubahan fisik akan Anda rasakan salah satunya timbulnya jerawat. Selain itu badan menjadi terasa pegal dan nyeri pada payudara. Gejala ini muncul jika Anda memakai jenis IUD Hormonal.

Masalah menstruasi
Dampak lain yang Anda rasakan adalah kram perut saat menstruasi. Darah haid juga lebih banyak jumlahnya dibandingkan biasanya.

Menstruasi tidak teratur
Pada bulan pertama saat pemasangan, siklus haid menjadi tidak teratur. Ini terjadi karena tubuh masih dalam proses penyesuaian terhadap IUD.

Sering mengalami kram
Berbagai masalah yang membuat tubuh tidak nyaman akan Anda rasakan. Salah satunya adalah timbul kram perut sewaktu-waktu meski Anda tidak mengalami menstruasi.

Muncul bercak
Selama minggu pertama pemakaian, tubuh masih dalam kondisi menyesuaikan. Saat itulah muncul gejala yang tidak biasa termasuk bercak darah. Bercak darah tersebut sering keluar dengan tidak teratur selama beberapa minggu pertama.

Mual dan sakit perut
Pemasangan IUD menimbulkan rasa tidak nyaman pada tubuh. Gejala yang akan sering Anda rasakan berupa mual dan sakit perut. Efek ini berbeda jika Anda menggunakan kontrasepsi berupa pil atau suntikan.

Posisi IUD bergeser
IUD berupa benang yang dimasukkan melalui vagina. Posisinya bisa saja berpindah karena kondisi tertentu. Tak jarang pula benang IUD keluar dengan sendirinya dari rahim.

Infeksi vagina
IUD juga bisa memicu infeksi vagina jika pemasangannya tidak benar. Karena itu konsultasikan dengan dokter kandungan jika Anda merasa tidak nyaman saat pemasangan.

Cara Mengatasi Efek Samping IUD

Delapan efek samping IUD yang disebutkan diatas, rata-rata hanya terjadi saat beberapa bulan pertama. Meski begitu gejalanya membuat Anda tidak nyaman dalam menjalankan aktivitas. Untuk mengatasinya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Diantaranya adalah:

Memakai pantyliner

Bercak darah yang keluar secara tidak teratur membuat area kewanitaan tidak nyaman. Untuk mengatasinya, pakai saja pantyliner untuk menyerap darah yang keluar. Karena berupa bercak, jadi Anda tidak perlu memakai pembalut.

Minum obat pereda nyeri
Untuk meredakan rasa nyeri dan kram perut, dokter biasanya akan memberikan resep. Jenis obat yang bisa Anda konsumsi diantaranya seperti naproxen, ibuprofen, dan paracetamol.

Kompres hangat
Untuk meredakan kram, kompres saja perut bagian bawah menggunakan air hangat. Cara ini cukup aman dan bisa meredakan nyeri dengan cepat.

Efek samping IUD hanya muncul di minggu pertama setelah pemasangan. Namun jika gejalanya tidak juga reda hingga beberapa bulan, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. Penanganan terbaik harus Anda dapatkan secepatnya untuk menghindari masalah pada vagina.


34 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Worly BL, et al. (2018). The relationship between progestin hormonal contraception and depression: A systematic review. DOI: (https://doi.org/10.1016/j.contraception.2018.01.010)
What to expect after placement of Mirena. (2018). (https://www.mirena-us.com/after-placement/)
Skovlund CW, et al. (2016). Association of hormonal contraception with depression. DOI: (https://doi.org/10.1001/jamapsychiatry.2016.2387)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app