Hipertermia - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 28, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Hipertermia adalah kondisi ketika suhu tubuh meningkat terlalu tinggi yanggt;dapat membahayakan kesehatan. Istilah hipertermia merupakan istilah umum untuk menggambarkan beberapa kondisi yang dapat terjadi ketika sistem regulasi panas tubuh tidak mampu menyesuaikan dengan suhu panas di lingkungan. 

Suhu tubuh yang dinyatakan sebagai hipertermia adalah 40°C atau lebih.

Penyebab dari Hipertermia

Pada keadaan normal, tubuh akan mengeluarkan keringat sebagai respon terhadap kenaikan suhu pada lingkungan. Namun, pada kondisi tertentu, seperti ketika suhu udara lebih dari 35°C dan dengan kadar kelembaban tinggi, mekanisme pengendalian suhu tubuh menjadi kurang efektif. 

Hal ini disebabkan oleh tingginya kelembaban dapat mengganggu proses evaporasi (penguapan) keringat, akibatnya tubuh tidak dapat menurunkan suhu tubuh dan mengeluarkan panas. Suhu tubuh kemudian meningkat karena ketidakmampuan merespon kenaikan suhu di lingkungan.

Gejala dari Hipertermia

Hipotermia memiliki beberapa fase kondisi dan setiap fasenya terdapat gejala yang berbeda. Fase hipotermia antara lain:

  • Tekanan panas (heat stress) adalah fase ketika suhu tubuh mulai mengalami kenaikan tetapi tubuh tidak mampu mengkompensasinya melalui pengeluaran keringat. Gejala yang dirasakan antara lain rasa panas yang tidak nyaman, rasa pusing, lemah, mual, haus, dan sakit kepala
  • Kelelahan karena panas (heat fatigue) terjadi ketika berada terlalu lama di suhu panas sehingga menyebabkan rasa yang tidak nyaman di tubuh dan stres psikologis. Gejalanya adalah rasa panas, haus, lelah, dan penurunan konsentrasi
  • Hilang kesadaran diri/pingsan (heat syncope) terjadi ketika berada terlalu lama di lingkungan yang panas sehingga tekanan darah turun drastis dan aliran darah ke otak berkurang. Sebelum mengalami pingsan, biasanya akan didahului dengan gejala pusing atau pening
  • Kram (heat cramp) biasanya terjadi setelah olahraga dengan intensitas tinggi di suhu panas. Hal ini disebabkan oleh ketidak seimbangan elektrolit. Kram biasanya terasa pada otot perut, otot kaki, atau otot lengan.
  • Bengkak/edema (heat edema) terjadi ketika Anda berdiri atau duduk terlalu lama di suhu panas dan tidak terbiasa dengan kondisi tersebut sehingga terjadi pembengkakan pada kaki bagian bawah, tangan, dan pergelangan kaki. Hal ini disebabkan oleh respon yang melibatkan penyerapan kembali Natrium ke dalam darah melalui ginjal
  • Kemerahan (heat rash) atau bintik-bintik kemerahan pada kulit karena terlalu lama beraktifitas di bawah sinar matahari. Biasanya bintik-bintik kemerahan tersebut muncul dibawah pakaian yang basah oleh keringat
  • Keletihan (heat exhaustion) adalah fase serius pada kondisi hipertremia karena tubuh tidak mampu lagi menurunkan suhu tubuh. Gejalanya antara lain keringat dalam jumlah banyak, pusing, lemah, haus, permasalahan koordinasi tubuh, kesulitan berkonsentrasi, detak nadi cepat, serta kulit basah dan lengket
  • Stroke (heat stroke) merupakan fase hipotermia paling serius dan dapat berakibat fatal. Fase ini ditandai dengan gejala pingsan, suhu tubuh diatas 40°C, kebingungan, permasalahan koordinasi tubuh, kulit kemerahan, gangguan emosi, berkurangnya keringat, dan nadi yang cepat atau lemah. 

Faktor risiko dari Hipertermia

  • Bayi dan anak-anak usia kurang dari 4 tahun
  • Orang dewasa usia lebih dari 65 tahun
  • Orang-orang dengan aktifitas fisik yang tinggi
  • Obesitas
  • Perubahan temperatur yang mendadak
  • Suhu udara dan kelembaban yang tinggi
  • Konsumsi obat-obatan tertentu yang mempengaruhi kondisi cairan tubuh, misalnya obat golongan beta bloker, diuretik, antihistamin, obat penenang, antipsikotik

Terapi atau penanganan dari Hipertermia

  • Beristirahat ditempat yang teduh atau dingin
  • Beristirahat dengan memposisikan kaki berada lebih tinggi dari tubuh bagian atas
  • Mengkonsumsi cairan dingin, misalnya air dingin atau minuman olahraga (berelektrolit)
  • Mendinginkan suhu tubuh dengan cara mandi atau berendam menggunakan air dingin dan menempelkan handuk dingin pada kulit
  • Memakai pakaian yang tipis dan tidak berlapis saat suhu panas

Pencegahan dari Hipertermia

  • Tidak berada terlalu lama di bawah paparan sinar matahari
  • Berlindung atau menetap di ruangan yang bersuhu dingin
  • Mencegah dari terbakar sinar matahari dengan menggunakan tabir surya ber-SPF minimal 15, memakai topi, payung, atau kacamata saat berada di luar ruangan
  • Menggunakan pakaian berbahan tipis, tidak berlapis, dan tidak ketat
  • Menjaga asupan cairan agar tidak dehidrasi
  • Tidak beraktifitas fisik dengan intensitas yang tinggi
  • Menghindari konsumsi minuman beralkohol
  • Tidak meninggalkan seseorang di mobil yang terparkir

17 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Roland, J. Healthline (2017). What Is Hyperthermia and How Is It Treated? (https://www.healthline.com/health/hyperthermia)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app