5 Penyebab Gusi Hitam Paling Umum dan Cara Mengatasinya

Dipublish tanggal: Sep 30, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
5 Penyebab Gusi Hitam Paling Umum dan Cara Mengatasinya

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Gusi adalah jaringan keras yang mengelilingi dan menahan gigi pada tempatnya. Gusi biasanya berwarna merah muda, tetapi kadang-kadang timbul bintik hitam atau coklat tua.
  • Beberapa obat dapat mempengaruhi warna gusi, contohnya antimalaria, antipsikotik, obat terapi kanker dan antibiotik.
  • Kandungan nikotin dalam tembakau dapat mengaktifkan sel-sel penghasil melanin yang mengarah ke gusi yang lebih gelap.
  • Luka atau trauma pada gusi kerap menjadi salah satu penyebab gusi hitam yang paling umum. Hal ini dapat disebabkan oleh luka pada gusi akibat terjatuh, makan makanan yang teksturnya tajam, atau menyikat gigi terlalu keras.
  • Ketika terkena penyakit Addison, seseorang mungkin mengalami gusi dan bibir yang gelap, juga pada area lain dari tubuh.
  • Jika Anda mengalami perubahan warna gusi atau masalah gusi hitam, segera periksakan diri ke dokter gigi untuk memastikan penyebabnya.

Kebanyakan orang hanya fokus pada menjaga kesehatan gigi agar tampak putih dan cerah, tapi sering kali melewatkan kondisi gusinya. Padahal, gigi yang sehat juga membutuhkan gusi yang sehat pula. Ada salah satu masalah gusi yang dapat mengganggu kecantikan senyum dan menurunkan kepercayaan diri, yaitu gusi hitam. Memangnya, apa penyebab gusi hitam? Berikut ulasan lengkapnya.

Apa saja penyebab gusi hitam?

Gusi adalah jaringan keras yang mengelilingi dan menahan gigi pada tempatnya. Gusi biasanya berwarna merah muda, tetapi kadang-kadang timbul bintik hitam atau coklat tua.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Gingival Depigmentation via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket gingival depigmentation hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Ada beberapa hal yang dapat memicu perubahan warna pada gusi, tapi sebagian besar tidak berbahaya. Namun, terkadang bintik hitam dapat menunjukkan kondisi yang lebih serius.

Berbagai penyebab gusi hitam yang mungkin terjadi antara lain:

1. Obat-obatan

Beberapa obat dapat mempengaruhi warna gusi. Bukti mencatat bahwa banyak obat dapat memiliki efek samping ini, termasuk beberapa antimalaria, antipsikotik, obat terapi kanker, dan antibiotik. Jika Anda melihat gusi yang lebih gelap setelah memulai pengobatan baru, segera bicarakan dengan dokter Anda.

2. Merokok 

Merokok dapat menyebabkan banyak efek samping di dalam mulut, termasuk gusi hitam dan gelap. Kandungan nikotin dalam tembakau dapat mengaktifkan sel-sel penghasil melanin yang mengarah ke gusi yang lebih gelap.

Berhenti merokok dapat membantu mengurangi pigmentasi gelap pada gusi. Oleh karena itu, segeralah berhenti merokok agar warna gusi Anda kembali cerah.

3. Tato amalgam

Amalgam adalah campuran logam yang digunakan untuk membuat tambalan dan mahkota. Jika partikel amalgam terlepas, bahan ini dapat muncul di bawah kulit gusi.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Gingival Depigmentation via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket gingival depigmentation hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Tato amalgam dapat muncul pada beberapa bagian di mulut, tetapi biasanya muncul di sebelah tambalan gigi. Hal ini terlihat seperti bercak hitam, abu-abu, atau biru di dalam mulut.

Baca Juga: 5 Jenis Tambal Gigi Paling Umum di Dokter Gigi

4. Gusi memar

Luka atau trauma pada gusi kerap menjadi salah satu penyebab gusi hitam yang paling umum. Hal ini dapat disebabkan oleh luka pada gusi akibat terjatuh, makan makanan yang teksturnya tajam, atau menyikat gigi terlalu keras.

Memar pada gusi biasanya berwarna merah tua atau ungu, tetapi bisa juga berwarna coklat tua atau hitam. Selain memar, Anda juga mungkin mengalami pendarahan ringan dan rasa sakit pada gusi.

Baca Juga: Penyebab Gusi Bengkak dan Cara Mengatasinya

5. Penyakit Addison

Penyakit Addison adalah penyakit yang mempengaruhi kelenjar adrenal yang menghasilkan berbagai hormon. Sebagian besar kasus penyakit Addison disebabkan oleh masalah dengan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh menyerang dan merusak kelenjar adrenalin.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Gingival Depigmentation via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket gingival depigmentation hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Ketika terkena penyakit Addison, seseorang mungkin mengalami gusi dan bibir yang gelap. Istilah medisnya disebut dengan hiperpigmentasi.

Selain mempengaruhi bibir dan gusi, penyakit Addison juga dapat menyebabkan bercak kulit yang lebih gelap di area lain dari tubuh. Tempat-tempat paling umum di mana bercak-bercak gelap dapat terjadi adalah di lutut, di garis-garis telapak tangan, dan di sekitar bekas luka.

Penyakit Addison dapat menyebabkan komplikasi parah jika tidak ditangani. Jika kadar hormon turun terlalu rendah, hal itu dapat menyebabkan krisis adrenal.

Cara mengatasi gusi hitam

Penyakit gusi yang terus dibiarkan tidak hanya dapat mengubah warna gusi, tapi juga memicu gigi copot. Untuk mencegahnya, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan agar terhindar dari penyakit gusi hitam, yaitu:

  1. Menyikat gigi dengan benar
  2. Memilih pasta gigi yang tepat
  3. Sering berkumur
  4. Menggunakan obat kumur
  5. Melakukan pemeriksaan gigi secara teratur
  6. Berhenti merokok

Kesehatan mulut yang baik sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Jika Anda mengalami perubahan warna gusi atau masalah gusi hitam, segera periksakan diri ke dokter gigi untuk memastikan penyebabnya.

12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Zembowicz A. (2011). Blue nevi and variants: an update. DOI: (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21366456)
Pais S, et al. (2004). Oral melanotic macule - A case report. (http://medind.nic.in/jao/t04/i2/jaot04i2p73o.pdf)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app