Gejala Anemia Defisiensi Besi

Dipublish tanggal: Sep 5, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit

Gejala anemia defisiensi besi umumnya baru dirasakan saat kondisinya sudah parah. Pada waktu itu, kadar zat besi dalam darah sudah berkurang drastis sehingga menyebabkan anemia

Selain ditinjau dari gejalanya, butuh pemeriksaan hitung darah lengkap kalau ingin mendiagnosis anemia defisiensi zat besi. 

Diagnosis anemia defisiensi zat besi baru dinyatakan sah bila kadar hematokrit dan hemoglobinnya kurang dari batas normal berikut:

  • Hematokrit normal pada pria: 38-50%
  • Hematokrit normal pada wanita: 34-44%
  • Hemoglobin normal pria: 13,5-17,5 g/ dL
  • Hemoglobin normal wanita: 12-15,5 g/ dL
  • Hemoglobin normal ibu hamil: 11 g/ dL

Lantas, apa sajakah gejala anemia defisiensi besi yang paling sering dirasakan penderitanya? Berikut detailnya:

1.Lemah dan gampang lelah

Lebih dari 50% penderita anemia merasakan gejala ini. Rasa lelah muncul karena tubuh butuh zat besi untuk membuat hemoglobin, bagian sel darah merah yang tugasnya menyuplai oksigen ke seluruh tubuh. 

Nah kalau kadar hemoglobinnya kurang, tentunya hanya sedikit saja oksigen yang diterima otot dan jaringan tubuh. Minimnya oksigen inilah yang membuat tubuh kekurangan energi. 

Selain itu, jantung juga terpaksa bekerja keras memompa lebih banyak oksigen ke seluruh tubuh, yang mana ini juga menyebabkan tubuh semakin lelah. 

Memang tidak mudah membedakan lelah akibat anemia atau karena habis beraktivitas berat. Tapi biasanya, kelelahan akibat anemia juga disertai gejala lain seperti lemah, gampang marah, sulit berkonsentrasi, hingga turunnya produktivitas. 

2.Napas pendek

Minimnya kadar oksigen juga menyebabkan otot dan jaringan tubuh tidak bisa melakukan fungsinya dengan baik.

Alhasil, kecepatan bernapas jadi meningkat karena tubuh berupaya untuk memperoleh lebih banyak oksigen. Jadi bila dalam aktivitas sehari-hari Anda merasa sering tersengal-sengal, bisa jadi anemia defisiensi besi penyebabnya.

3.Sering pusing atau sakit kepala

Rendahnya kadar hemoglobin akibat defisiensi zat besi juga berdampak pada turunnya asupan oksigen di otak. Hal ini membuat pembuluh darah otak membengkak sehingga timbul tekanan dan sakit kepala

4.Pucat 

Peran hemoglobin lainnya ialah memberikan warna merah pada darah. Karenanya. ketika kadar hemoglobin menurun, warna darah jadi lebih pucat. 

Inilah alasan mengapa anemia menyebabkan penderitanya tampak pucat, baik di seluruh tubuh, atau area tertentu seperti wajah, gusi, bagian dalam bibir, bagian dalam kelopak mata bawah, hingga kuku. 

Gejala pucat akibat anemia ini jugalah yang pertama kali diamati dokter ketika memeriksa pasien. Meski demikian, tetap diperlukan tes darah untuk memastikan diagnosisnya.

5.Detak jantung meningkat

Seperti disebutkan pada poin pertama tadi, rendahnya kadar hemoglobin memaksa jantung bekerja lebih keras untuk menyalurkan oksigen. Kondisi tersebut yang kemudian memicu abnormalitas detak jantung.

Gejala anemia defisiensi besi satu ini jelas tak boleh disepelekan. Sebab pada kasus ekstrim, kondisi ini bisa memicu pembengkakan hingga gagal jantung

6.Kulit dan rambut rusak/ kering

Defisiensi zat besi juga berimbas pada kesehatan kulit dan rambut. Ketika kekurangan oksigen, kulit dan rambut jadi melemah dan kering. Selain itu, kalau anemianya parah, itu juga dapat memicu kerontokan rambut yang lebih banyak dari biasanya. 

7.Mulut dan lidah terasa sakit bahkan bengkak

Gejala anemia defisiensi besi selanjutnya ini juga mudah ditengarai. Rendahnya hemoglobin menyebabkan lidah tampak pucat. 

Sementara itu, minimnya kadar myoglobin menyebabkan lidah sakit, tampak halus, dan juga bengkak. Myoglobin merupakan protein dalam sel darah merah yang penting bagi otot, salah satunya otot lidah. 

Selain itu, kekurangan zat besi juga berpotensi menyebabkan mulut kering, serta muncul luka (bisul) di ujung mulut.

8.Restless leg syndrome 

Restless leg syndrome membuat tungkai bergerak tak terkontrol saat berbaring. Selain itu, sindrom tersebut juga menyebabkan sensasi kesemutan atau gatal di kaki. 

Kondisinya umumnya semakin memburuk di malam hari sehingga mengganggu kualitas tidur penderitanya.

Meski penyebab pasti sindrom ini tak diketahui pasti, namun 25% pengidapnya mengalami anemia defisiensi besi. Karena itu rendahnya kadar zat besi dianggap kian memperburuk gejalanya.

9.Kuku rapuh dan gampang patah

Ketika kuku rapuh dan mudah patah, itu dapat memicu koilonikia (kondisi melengkungnya kuku ke luar sehingga bentuknya menyerupai sendok). 

Untungnya, koilonikia ini merupakan gejala anemia defisiensi besi yang jarang terjadi karena hanya muncul kalau kondisinya parah saja. 

10.Abnormalitas nafsu makan 

Bayi atau anak-anak yang menderita anemia defisiensi besi, nafsu makan biasanya menurun drastis. 

Sedangkan bagi orang dewasa, kondisi ini dapat membuat penderitanya menginginkan benda yang bukan makanan seperti es, tanah liat, kapur, atau bahkan kertas. Gejala ini juga lazim dialami ibu hamil.

11.Kaki dan tangan terasa dingin

Saat kaki dan tangan kurang oksigen, maka itu bisa membuatnya terasa dingin saat diraba. 

12.Gampang sakit

Terakhir, karena zat besi penting untuk kesehatan sistem imun, maka kekurangan mineral ini membuat tubuh gampang sakit. 

Selain beberapa yang disebutkan barusan, gejala defisiensi besi lain yang mungkin dirasakan adalah nyeri dada hingga telinga berdengung


24 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
CBC with differential, blood. Mayo Medical Laboratories. http://www.mayomedicallaboratories.com/test-catalog/Clinical+and+Interpretive/9109.
Iron: Fact sheet for health professionals. National Institutes of Health Office of Dietary Supplements. https://ods.od.nih.gov/factsheets/Iron-HealthProfessional/#h3.
Mahoney DH, et al. Iron deficiency in infants and young children: Treatment. http://www.uptodate.com/home.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app