Gangguan Somatisasi - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 14, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Tidak ada satupun orang di dunia ini yang ingin sakit. Ya, semua orang pasti ingin hidup sehat supaya bisa menjalani aktivitas dengan normal. Namun ternyata, ada beberapa orang yang merasa cemas berlebihan dan menganggap dirinya sakit. Padahal, kenyataannya tubuhnya sehat walafiat. Kepercayaan ini disebut dengan gangguan somatisasi.

Apa itu gangguan somatisasi?

Gangguan somatisasi adalah munculnya rasa sakit atau kelelahan yang disebabkan oleh masalah pikiran. Orang yang mengalami gangguan somatisasi mudah mengalami nyeri, sesak napas, atau lemah saat stres.

Terkadang, pasien dengan gangguan somatisasi menganggap bahwa dirinya sedang sakit. Padahal, bisa jadi ini hanya berasal dari buah pemikirannya saja.

Ketika dokter menyatakan sehat, orang dengan gangguan somatisasi biasanya akan mengelak. Mereka sangat percaya bahwa dirinya sedang sakit, namun kenyataannya tidak ada masalah medis yang diidap.

Mengenai gangguan somatisasi

Penyebab

Penyebab gangguan somatisasi belum ketahui secara pasti. Namun, kondisi ini bisa dipicu oleh beberapa faktor berikut ini:

  • Faktor genetik, seperti sensitif berlebihan terhadap nyeri.
  • Berisiko tinggi mengalami penyakit serius tertentu, misalnya rentan terkena diabetes karena faktor keturunan.
  • Sulit menghadapi stres.
  • Penurunan kesadaran emosional, sehingga penderita lebih fokus pada masalah fisik daripada emosional.
  • Mengalami kecemasan atau depresi.
  • Pernah mengalami trauma di masa lalu, seperti pelecehan seksual.

Gejala

Gejala gangguan somatisasi yang paling utama adalah keyakinan bahwa dirinya terkena penyakit, padahal sebetulnya tidak. Perasaan ini bisa tergolong ringan hingga berat, tergantung kondisi masing-masing pasien.

Tanda dan gejala gangguan somatisasi lainnya meliputi:

  • Cemas berlebihan dan percaya bahwa dirinya sedang terkena penyakit.
  • Khawatir bahwa aktivitas fisik akan membahayakan tubuh.
  • Berulang kali memeriksakan kesehatan ke dokter.
  • Gejala yang dirasakan tidak berhubungan dengan masalah medis.
  • Gejala ringan dianggap masalah serius, misalnya pilek dianggap sebagai tanda tumor di hidung.
  • Menganggap diagnosis dokter salah.

Pada intinya, orang dengan gangguan somatisasi benar-benar percaya bahwa dirinya terkena penyakit tertentu. Mereka sulit membedakan mana gejala gangguan somatisasi dan mana gejala penyakit yang membutuhkan perawatan.

Pencegahan gangguan somatisasi

Karena penyebabnya belum diketahui, maka tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mencegah gangguan somatisasi. Namun, ada beberapa hal yang dapat membantu menurunkan risikonya, yaitu:

  • Segera konsultasikan ke dokter atau psikiater terdekat, bila Anda memiliki masalah kecemasan atau depresi.
  • Kenali saat-saat Anda mengalami stres dan seberapa besar pengaruhnya pada tubuh Anda.
  • Segera cari perawatan terbaik bila Anda mengalami gejala gangguan somatisasi. Hal ini sangat membantu mencegah gejalanya semakin parah.
  • Ikuti pengobatan sesuai jadwal, supaya gejalanya tidak gampang kambuh atau semakin parah.

Pengobatan gangguan somatisasi

Sebagai langkah awal, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memastikan penyebabnya. Bila dokter tidak menemukan masalah medis, maka dokter akan merujuk pasien ke ahli kesehatan mental.

Dokter atau terapis kesehatan mental akan mengajukan pertanyaan seputar gejala, riwayat keluarga, penyebab stres, dan riwayat kekerasan yang pernah dialami. 

Seseorang dapat dikatakan mengalami gangguan somatisasi jika:

  • Mengalami satu atau lebih gejala fisik yang mengganggu aktivitas sehari-hari
  • Gejala tersebut berlangsung selama 6 bulan atau lebih
  • Memiliki pemikiran berlebihan terhadap gejala yang dialami
  • Menghabiskan banyak waktu dan energi untuk periksa ke dokter, padahal tidak diperlukan

Pengobatan gangguan somatisasi terdiri dari terapi, pemberian obat-obatan, atau kombinasi keduanya. Pengobatan ini bertujuan untuk mengurangi kecemasan sekaligus meningkatkan kualitas hidup pasien.

Supaya lebih jelas, berikut pengobatan gangguan somatisasi yang dapat dilakukan:

Terapi bicara

Terapi bicara, atau disebut juga psikoterapi, adalah langkah terbaik untuk mengobati gangguan somatisasi tahap awal. Dalam kasus ini, pasien biasanya dianjurkan untuk menjalani terapi perilaku kognitif.

Melalui terapi tersebut, pasien akan mampu mengendalikan pikiran-pikiran negatif di benaknya. Setelah itu, terapis akan membantu pasien menemukan solusi terbaik yang aman dan efektif untuk mengatasinya.

Terapi bicara juga akan mengajarkan Anda cara mengelola kecemasan. Tentuya dengan cara yang sederhana, mudah, dan efektif.

Obat-obatan

Obat antidepresan dapat membantu meringankan gejala gangguan somatisasi. Jenis obat ini bekerja lebih efektif jika dikombinasikan dengan terapi.

Perlu diketahui bahwa ada beberapa antidepresan yang memiliki efek samping tertentu. Oleh karena itu, tanyakan pada dokter mengenai jenis, dosis, dan aturan minum yang tepat untuk Anda.


16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app