ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
Ditulis oleh
ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Fluimucil Ampul For Nebulizer: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Waktu baca: 5 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Fluimucil ampul for nebulizer adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit pada saluran pernapasan yang ditandai dengan hipersekresi dahak/mukus,
  • Manfaat Fluimucil ampul for nebulizer bisa membantu meredakan gejala bronkitis akut atau kronis, emfisema paru, mucoviscidosis dan bronchieactasis.
  • Dosis Fluimucil ampul for nebulizer adalah 1-2x sehari 1 ampul. Durasi terapi 5-10 hari, dapat disesuaikan dengan anjuran dokter.
  • Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan Fluimucil ampul for nebulizer saat hamil atau menyusui.
  • Klik untuk mendapatkan Fluimucil ampul for nebulizer atau obat batuk dan flu lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Fluimucil ampul for nebulizer adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit pada saluran pernapasan yang ditandai dengan hipersekresi dahak/mukus, misalnya bronkitis akut atau kronis, emfisema paru, mucoviscidosis dan bronchieactasis. Fluimucil ampul for nebulizer mengandung Acetylcysteine, obat yang termasuk agen mukolitik atau obat untuk mengencerkan dahak.

Mengenai Fluimucil Ampul for Nebulizer

Pabrik

Zambon

Golongan

Fluimucil ampul for nebulizer hanya bisa diperoleh dengan resep dokter

Kemasan

Fluimucil ampul for nebulizer dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut:

  • 5 ampul 300 mg/3 mL

Kandungan

Setiap kemasan Fluimucil ampul for nebulizer mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :

Sekilas tentang zat aktif

Acetylcysteine adalah obat yang berfungsi mengencerkan dahak pada penyakit saluran pernafasan dimana terjadi banyak lendir atau dahak. Obat ini digunakan sebagai terapi pada orang dengan kondisi paru-paru tertentu seperti cystic fibrosis, emfisema, bronkitis, pneumonia, atau tuberkulosis. Obat ini adalah agen mukolitik yang juga dikenal sebagai N-acetylcysteine atau N-acetyl-L-cysteine (NAC). Obat Ini tersedia dalam bentuk sediaan intravena, sediaan oral (misalnya tablet), atau nebulasi/inhalasi.Sebagai agen mukolitik, Acetylcysteine bekerja dengan cara memecah serat asam mukopolisakarida yang membuat dahak lebih encer dan mengurangi adhesi lendir pada dinding tenggorokan sehingga mempermudah pengeluaran lendir pada saat batuk.Obat ini bisa juga digunakan untuk mengatasi kasus toksisitas paracetamol. Untuk tujuan ini, Acetylcysteine bekerja dengan cara bertindak sebagai agen hepatoprotektif dengan mengembalikan glutathione hati, berfungsi sebagai pengganti glutathione, dan meningkatkan konjugasi sulfat beracun dari paracetamol.

Manfaat Fluimucil Ampul for Nebulizer

Kegunaan Fluimucil ampul for nebulizer adalah untuk mengobati penyakit-penyakit pada saluran pernapasan dimana terjadi banyak lendir atau dahak, seperti:

Kontraindikasi

  • Jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki riwayat alergi / hipersensitivitas.

Efek samping Fluimucil Ampul for Nebulizer

Berikut adalah beberapa efek samping Fluimucil ampul for nebulizer yang umum terjadi:

  • Efek samping Fluimucil ampul for nebulizer yang relatif ringan, yaitu gangguan pada saluran pencernaan misalnya mual dan muntah.
  • Efek samping yang lebih serius tetapi kejadiannya jarang misalnya bronkospasme, angioedema, ruam, pruritus, hipotensi, kulit kemerahan, bengkak pada wajah, dispnea, sesak nafas, sinkop, berkeringat, arthralgia, penglihatan kabur, gangguan fungsi hati, asidosis, kejang dan kadang-kadang demam.
  • Pada sediaan inhalasi efek samping yang bisa terjadi misalnya hemoptisis, rhinorrhoea, dan stomatitis.

Dosis Fluimucil ampul for nebulizer

Fluimucil ampul for nebulizer diberikan dengan dosis 1-2 x sehari 1 ampul. Durasi terapi 5-10 hari.

Informasi dosis Acetylcysteine (berbagai formulasi)

Acetylcysteine diberikan dengan dosis sebagai berikut:

Sediaan oral (sebagai mukolitik)

  • Dosis dewasa: lozenges (tablet hisap), granul atau tablet effervescent, 600 mg/hari sebagai dosis tunggal atau dibagi 3 dosis.
  • Dosis anak usia 1 bulan - 2 tahun: 2 x sehari 100 mg.
  • Dosis anak usia 2-7 tahun: 2 x sehari 200 mg.
  • Dosis anak usia > 7 tahun: sama seperti dosis dewasa.

Sediaan oral (untuk menangani kasus keracunan paracetamol)

  • Dosis dewasa: untuk larutan 5%, dosis awal 140 mg/kg dilanjutkan dengan 70 mg/kg setiap 4 jam.
  • Dosis anak: sama seperti dosis dewasa.

Sediaan intravena (untuk menangani kasus keracunan paracetamol)

  • Dosis dewasa: Awalnya 150 mg/kg (maksimal 16,5 g) dalam 200 mL pengencer selama 60 menit, dilanjutkan dengan 50 mg/kg (maksimal 5,5 g) dalam 500 mL pengencer selama 4 jam berikutnya, kemudian 100 mg/kg (maksimal 11 g) dilarutkan dalam 1 L pengencer selama 16 jam berikutnya.
  • Dosis anak dengan berat badan <20 kg: Awalnya 150 mg/kg dalam 3 mL/kg pengencer selama 60 menit, dilanjutkan dengan 50 mg/kg dilarutkan dalam 7 mL/kg pengencer selama 4 jam, kemudian 100 mg/kg dalam 14 mL/kg pengencer selama 16 jam.
  • Dosis anak dengan berat badan 20-40 kg: Awalnya 150 mg/kg dalam 100 mL pengencer selama 60 menit, dilanjutkan dengan 50 mg/kg dalam 250 mL pengencer selama 4 jam, kemudian 100 mg/kg dalam 500 mL pengencer selama 16 jam.
  • Dosis anak dengan berat badan > 40 kg: sama seperti dosis dewasa.

Sediaan endotracheal (sebagai mukolitik)

  • Dosis dewasa: larutan 10 % atau 20 % diberikan 1-2 mL setiap jam.
  • Dosis anak: sama seperti dosis dewasa.

Sediaan inhalasi / nebulasi (sebagai mukolitik)

Dosis dewasa

  • Larutan 10 %: 3-4 x sehari 6-10 mL, bisa ditingkatkan sampai 2-20 mL setiap 2-6 jam.
  • Larutan 20 %: 3-4 x sehari 3-5 mL, bisa ditingkatkan sampai 1-10 mL setiap 2-6 jam.

Dosis anak: sama seperti dosis dewasa.

Sediaan untuk mata kering karena produksi lendir yang abnormal

Dosis dewasa: Larutan 5%: 3-4 x sehari 1 atau 2 tetes ke mata yang terkena 

Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan obat Fluimucil ampul for nebulizer harus sesuai dengan yang dianjurkan.

Interaksi Fluimucil Ampul for Nebulizer

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Fluimucil ampul for nebulizer adalah:

  • Penggunaan bersamaan dengan antibiotik tetracycline harus diberi jarak minimal 2 jam.
  • Penggunaan bersamaan dengan gliserol trinitrat (nitrogliserin) dapat menyebabkan peningkatan efek vasodilatasi dan aliran darah.

Perhatian

Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan Fluimucil ampul for nebulizer adalah sebagai berikut:

  • Pasien yang menderita asma bronkial harus dipantau terhadap kemungkinan terjadinya bronkospasme. Jika bronkospasme terjadi, pengobatan harus segera dihentikan.
  • Sediaan inhalasi/nebulasi dapat memperburuk batuk pada pasien yang menderita asma bronkial akut.
  • Penggunaan Fluimucil ampul for nebulizer, terutama pada awal pengobatan, dapat mencairkan sekresi bronkus dan secara bersamaan meningkatkan volumenya. Jika pasien tidak mampu untuk meludah, perlu untuk membersihkan saluran udara dengan drainase postural atau akhirnya oleh bronchosuction untuk menghindari retensi sekresi.

Penggunaan obat Fluimucil Ampul for Nebulizer oleh ibu hamil

FDA di Amerika Serikat (setara BPOM di Indonesia) menggolongkan Acetylcysteine ke dalam kategori B dengan penjelasan sebagai berikut:

Penelitian pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil / Penelitian pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, tapi studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil tidak menunjukkan resiko pada janin di trimester berapapun.

Penelitian pada hewan tidak selalu bisa dijadikan dasar keamanan pemakaian obat terhadap wanita hamil. Belum adanya penelitian klinis yang memadai dan terkendali dengan baik pada ibu hamil membuat pemakaian obat-obat yang mengandung Acetylcysteine selama kehamilan tetap harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

Artikel terkait:


6 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app