Dampak Buruk Global Warming Bagi Kesehatan Masyarakat Indonesia

Global warming ternyata juga memberikan dampak buruk bagi kesehatan penduduk negara dengan dua musim seperti Indonesia. Lantas bagaimana cara pemanasan global dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat Indonesia? Temukan jawabannya di bawah ini.
Dipublish tanggal: Jul 6, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Okt 21, 2019 Waktu baca: 2 menit
Dampak Buruk Global Warming Bagi Kesehatan Masyarakat Indonesia

Secara umum global warming diartikan sebagai naiknya suhu rata-rata atmosfer, daratan bumi, serta laut. Pemanasan global juga mempengaruhi perubahan iklim dan ini semua diakibatkan oleh ulah manusia sendiri. 

Penebangan hutan, emisi bahan bakar kendaraan, limbah industri, pertanian, dan peternakan, serta pemakaian listrik yang boros menjadi faktor penyebab munculnya global warming.

Perubahan iklim yang terjadi faktanya memberikan dampak yang cukup besar pada air yang Anda minum, udara yang Anda hirup, makanan yang Anda konsumsi, serta tanah sebagai tempat tinggal Anda. 

Tidak hanya itu, pemanasan global juga mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat Indonesia. Bagaimana itu bisa terjadi? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Efek Global Warming Bagi Kesehatan

Sebagai negara tropis, Indonesia hanya memiliki dua musim saja yaitu kemarau dan penghujan. Global warming ternyata juga memberikan dampak buruk bagi kesehatan penduduk negara dengan dua musim seperti Indonesia. 

Lantas bagaimana cara pemanasan global dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat Indonesia? Temukan jawabannya di bawah ini.

1. Penyebaran penyakit

Meningkatnya penyebaran penyakit infeksi salah satunya disebabkan oleh perubahan iklim. Global warming memicu naiknya kejadian ekstrim seperti banjir, gelombang panas, dan badai besar sehingga penyebaran infeksi menjadi lebih cepat. 

Adapun cara global warming mempengaruhi peningkatan penyakit infeksi diantaranya adalah:

  • Naiknya suhu serta curah hujan yang sangat tinggi akan membuat vektor penyakit seperti serangga lebih mudah menyebarkan demam berdarah, malaria, dan sebagainya.
  • Sel CD4+ merupakan pertahanan pertama tubuh saat terjadi infeksi, sementara Sel CD8+ adalah pertahanan bantuan. Rasio kedua sel tersebut secara signifikan lebih rendah saat musim penghujan dibandingkan musim kemarau. Sementara Sel CD8+ memiliki persentase yang tinggi saat musim penghujan.
  • Hujan yang sangat lebat memicu sedimen dalam air sehingga terjadi peningkatan patogen tinja penyebab diare. Karena itulah tak heran jika di negara beriklim tropis seperti Indonesia, jumlah penderita diare meningkat saat musim penghujan tiba.

Saat musim penghujan penyebaran virus dengue pada nyamuk juga meningkat. Hal inilah yang memicu peningkatan wabah demam berdarah.

2. Penurunan gizi makanan

Meningkatnya kadar CO2 sebagai akibat dari pemanasan global juga berpengaruh terhadap kandungan gizi makanan yang Anda konsumsi. Beberapa kandungan gizi yang akan menurun diantaranya seperti protein, zink, serta besi yang biasanya terdapat pada kacang kedelai, beras, dan gandum.

3. Polusi udara

Global warming membuat suhu semakin meningkat dan hal ini dapat memicu kebakaran hutan. Asap yang berasal dari kebakaran hutan menyebabkan polusi udara. Kondisi tersebut juga berpengaruh pada penurunan kualitas udara. 

Akibatnya jumlah penderita asma dan alergi meningkat. Penderita asma dan alergi juga rentan mengalami kekambuhan ketika terjadi polusi udara.

Pencegahan Global Warming

Begitu hebatnya dampak yang ditimbulkan oleh global warming terutama bagi kesehatan. Penyebaran penyakit semakin cepat karena adanya pemanasan global. Untuk menghindari efek negatif tersebut, upaya pencegahan global warming harus dilakukan. Beberapa diantaranya dengan cara:

  • Merawat dan menanam tumbuhan untuk menghijaukan lingkungan
  • Hemat menggunakan air
  • Hemat pemakaian listrik dengan mematikan lampu dan stop kontak ketika Anda meninggalkan rumah
  • Mengurangi emisi gas buang kendaraan bermotor dengan bepergian memakai kendaraan umum seperti MRT atau KRL

Pemanasan global terjadi karena ulah manusia sendiri. Karena itu sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mengembalikan kondisi lingkungan agar peningkatan suhu bisa dicegah. Caranya cukup sederhana dengan melakukan penghematan listrik dan air serta menanam tumbuhan agar lingkungan kembali hijau. 


2 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Climate change and health. World Health Organization (WHO). (https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/climate-change-and-health)
POTENTIAL HUMAN HEALTH EFFECTS OF GLOBAL CLIMATE CHANGE - Conference on Human Health and Global Climate Change. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK231171/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app