9 Penyebab Keputihan Berwarna Putih Susu

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Jan 27, 2022 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit
9 Penyebab Keputihan Berwarna Putih Susu

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Keputihan berwarna putih susu sebetulnya normal dan wajar, asal tidak disertai bau tak sedap;
  • Fungsi cairan putih susu yang keluar dari vagina adalah untuk melindungi vagina dari iritasi dan infeksi;
  • Penyebab keputihan berwarna putih susu yang tergolong normal adalah karena ovulasi, kehamilan, stres, hingga gejala menopause;
  • Jika cairan vagina berwarna putih dengan tekstur menggumpal seperti krim dan tanpa disertai bau, waspada gejala infeksi jamur Candida;
  • Keluarnya cairan putih susu keabuan disertai bau amis dan perih pada organ intim bisa jadi gejala vaginosis bakterialis (BV);
  • Segera periksa ke dokter jika mengalami keputihan warna putih susu disertai rasa perih atau sakit pada vagina;
  • Anda bisa membeli obat anti jamur lainnya yang tersedia di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD

Hampir semua wanita mungkin pernah mengalami keputihan berwarna putih susu. Kondisi ini sebetulnya normal dan wajar, asalkan tidak disertai bau tak sedap. Namun, Anda mungkin bertanya-tanya, kenapa ada kalanya keputihan tampak berwarna putih susu dan kadang tidak? Temukan jawabannya pada ulasan berikut ini.

Apa itu keputihan berwarna putih susu?

Selama siklus haid berlangsung, ada kalanya organ keintiman mengeluarkan cairan bening dan berair. Konsistensi semacam ini muncul akibat pengaruh produksi hormon estrogen, pertanda bahwa ovulasi sedang berlangsung.

Namun di lain waktu, konsistensi cairan organ keintiman bisa tampak seperti susu. Keputihan berwarna putih susu umumnya muncul ketika seorang perempuan sedang hamil atau meningkat hasrat seksualnya.

Keputihan yang warnanya seputih susu disebut dengan leukorea. Keputihan berwarna putih susu adalah kombinasi dari cairan (lendir) dan sel-sel tubuh.

Fungsi cairan putih susu ini adalah untuk melindungi vagina dari iritasi dan infeksi. Terkadang, leukorea yang muncul pada fase luteal (tahap dari siklus haid di mana hormon progesteron sedang meningkat) juga bisa tampak agak kekuningan.

Akan tetapi, lain halnya jika keputihan berwarna putih susu disertai bau tak sedap. Bila itu terjadi, biasanya dipengaruhi oleh infeksi bakteri atau jamur sehingga mengubah keputihan berwarna putih susu menjadi kuning, hijau, atau bahkan coklat.

Pada beberapa kasus, tekstur keputihan berwarna putih susu dapat mengental (mirip keju cottage) jika ada infeksi dalam vagina. Akan tetapi sekali lagi, cairan vagina ini baru dinyatakan abnormal kalau disertai bau tak sedap, gatal, sakit, serta bengkak pada bibir vagina (vulva).

Penyebab keputihan berwarna putih susu

Berikut ini berbagai penyebab keputihan berwarna putih susu, dari yang normal sampai abnormal, yaitu:

1. Ovulasi

Selama ovulasi, serviks menghasilkan cairan yang konsistensi maupun warnanya sangat mirip putih telur. Tekstur cairan yang seperti ini akan membantu sperma mencapai sel telur. Karena itulah, tekstur cairan semacam ini kerap dijadikan patokan bahwa wanita sedang dalam masa subur. 

Akan tetapi menurut American Pregnancy Association, meningkatnya kadar estrogen juga dapat membuat vagina mengeluarkan cairan putih susu. Kondisi ini juga baik untuk membantu proses pembuahan sperma terhadap sel telur. 

Jadi, bila Anda melihat adanya keputihan berwarna putih susu sekitar 12-14 hari sebelum haid, maka itu tandanya ovulasi sedang berlangsung.

Baca juga: Prediksi Masa Subur dengan Teknik Periksa Lendir

2. Kehamilan

Ciri-ciri awal kehamilan adalah keluarnya cairan putih susu akibat menebalnya dinding vagina. Di waktu bersamaan, Anda mungkin juga akan melihat adanya bercak darah di luar waktu haid. Kadang juga disertai kram perut yang sering disalahartikan sebagai pertanda mau haid, padahal sebetulnya janin sedang menempel (implantasi) di rahim.

Leukorea yang muncul selama kehamilan ini normal. Umumnya mulai ada pada trisemester ke-2 dan konsistensinya semakin pekat sepanjang kehamilan untuk melindungi vagina dari infeksi.

3. Stres

Anda mungkin tidak sadar bahwa keluarnya cairan putih susu dari vagina juga bisa disebabkan oleh stres. Walau kaitan keduanya masih belum jelas, namun para ahli menduga stres mampu meningkatkan produksi cairan putih vagina.

Hal ini cukup masuk akal, mengingat stres dapat merangsang produksi hormon yang berpengaruh pada sistem imun serta siklus haid. Bila disatukan, semua faktor ini berdampak pada keseimbangan bakteri di organ keintiman sehingga muncul keputihan berwarna putih susu.

4. Menopause

Keputihan berwarna putih susu juga merupakan salah satu gejala perimenopause (masa sebelum menopause). Pada masa ini, perubahan kadar hormon dalam tubuh membuat siklus haid jadi tidak teratur.

5. Siklus haid

Wajar bila cairan putih susu keluar sebelum atau setelah menstruasi karena terjadi perubahan hormon.

6. Dampak penggunaan kontrasepsi

Alat kontrasepsi, khususnya yang mempengaruhi kadar hormon dalam tubuh, juga bisa meningkatkan jumlah cairan yang keluar dari vagina.

7. Hubungan intim

Keluarnya cairan putih susu dari vagina setelah berhubungan intim bisa dipicu oleh beberapa faktor berikut:

  • Pelumas vagina: ketika terangsang, tubuh wanita terkadang mengeluarkan cairan bertekstur creamy untuk membantu melumasi vagina. Pada kebanyakan kasus, memang konsistensi cairannya bening dan berair. Tubuh biasanya tetap menghasilkan cairan ini setelah hubungan intim selesai;
  • Lendir serviks: membantu proses pembuahan;
  • Ejakulasi sperma: jika hubungan intim dilakukan tanpa kondom, maka Anda mungkin dapat melihat cairan mani yang teksturnya creamy dan terkadang kental. Cairan tersebut sering disalahartikan sebagai cairan vagina.

8. Infeksi jamur

Jika ketujuh kondisi di atas merupakan penyebab keputihan berwarna putih susu yang sifatnya normal, maka lain halnya dengan yang satu ini. Jika cairan vagina berwarna putih dengan tekstur menggumpal seperti krim dan tanpa disertai bau, maka hal ini bisa disebabkan oleh infeksi jamur Candida.

Infeksi jamur umumnya berkembang sebelum haid berlangsung. Gejala lain infeksi Candidiasis adalah vagina gatal, perih, serta bengkak. Menurut para ahli, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan berkembangnya jamur Candida dalam organ intim, yakni:

  • Antibiotik
  • Naiknya kadar estrogen
  • Diabetes
  • Melemahnya sistem imun
  • Kelebihan berat badan (overweight)

Untuk mengatasi infeksi jamur, Anda dapat memanfaatkan sejumlah alami seperti berikut:

  • Minyak kelapa, yang memiliki sifat antijamur;
  • Cuka apel. kandungan asamnya mampu menyeimbangkan pH vagina dan mengurangi gatal;
  • Yogurt dengan probiotik, mampu mengembalikan keseimbangan jumlah bakteri dalam tubuh sekaligus menyembuhkan infeksi.

9. Infeksi bakteri

Terganggunya keseimbangan jumlah bakteri dalam organ keintiman bisa memicu vaginosis bakterialis (BV). Gejala BV antara lain seperti keluarnya cairan putih susu keabuan disertai bau amis dan perih pada organ intim.

Penyebab vaginosis bakterialis bermacam-macam, mulai dari terlalu bersih ketika membilas organ keintiman, pemakaian produk tertentu, atau gonta-ganti pasangan seksual. Kabar baiknya, kasus BV ringan dapat disembuhkan sendiri di rumah denga menggunakan:

  • Probiotik, untuk meningkatkan kesehatan vagina;
  • Tea tree oil atau minyak pohon teh, untuk membunuh bakteri berbahaya;
  • Minyak kelapa, sebagai antibakteri.

Penyakit menular seksual seperti gonore dan klamidia juga dapat menyebabkan keputihan berwarna putih susu disertai sensasi perih saat buang air kecil. Oleh sebab itu, jika keputihan warna putih susu disertai gejala lain seperti vagina perih atau sakit, segeralah periksakan diri ke dokter.

Baca juga: Ciri-Ciri Keputihan yang Normal dan Tidak Normal


8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Vaginal Discharge: Causes, Treatments, and Colors. Healthline. (https://www.healthline.com/symptom/vaginal-discharge)
Vaginal Discharge: Causes, Types, Diagnosis and Treatment. WebMD. (https://www.webmd.com/women/guide/vaginal-discharge-whats-abnormal)
Cassata, C. Jasmer, R. Everyday Health (2015). What Is Vaginal Discharge? (https://www.everydayhealth.com/vaginal-discharge/guide/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app