Botulinum Toxin: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 9, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Apr 17, 2019 Waktu baca: 4 menit

Botulinum toxin, Racun Paling Mematikan yang Banyak Manfaatnya

Mungkin Anda pernah mendengar artis-artis tanah air gemar melakukan suntik botok untuk mengencangkan kulit. Namun tahukan Anda zat apa yang terkandung di dalam suntik botox? Sesuai namanya suntik botox adalah suntikan Botullinum toxin. 

Sesuai dengan namanya toxin yang berarti racun, maka suntik botox sama dengan menyuntikan racun ke dalam kulit Anda. Yang menjadi pertanyaan, apakah hal ini aman dilakukan? Nyatanya Botullinum toxin yang diklaim sebagai racun yang paling mematikan di dunia dapat digunakan untuk berbagai pengobatan disamping efeknya dalam bidang kosmetik. 

Untuk lebih jelasnya mari disimak artikel yang satu ini.

Mengenai Botulinum Toxin

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

Suntik

Kandungan:

Pelumpuh otot

Apa itu Botulinum toxin?

Botulinum toxin adalah protein neurotoksik yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botulinum. Botullinum toxin adalah salah satu zat alami yang paling beracun di dunia. Meskipun sangat beracun, Botullinum toxin digunakan baik untuk mengobati kejang otot dan sebagai perawatan kosmetik di beberapa negara.

Ada delapan tipe Botulinum toxin,tipe A hingga tipe H. Tipe A dan B biasanya bertanggung jawab dalam menyebabkan penyakit keracunan botulinum toxin pada manusia melalui makanan kalengan, tetapi tipe A dan B juga digunakan secara komersial dan dapat digunakan dalam dunia medis. Tipe C-G kurang umum; tipe E dan F juga dapat menyebabkan penyakit pada manusia, sedangkan jenis lainnya menyebabkan penyakit pada hewan. Tipe H dianggap sebagai zat paling mematikan di dunia dengan suntikan hanya dua nano gram (2 ng) dapat menyebabkan kematian pada orang dewasa. Toksin botulinum tipe A dan B digunakan dalam pengobatan untuk mengobati berbagai kejang otot dan penyakit yang ditandai dengan otot yang terlalu aktif. 

Botulinum toxin dipasarkan dengan merek Botox.

Kegunaan Botulinum toxin

- Ketegangan otot
Botulinum toxin digunakan untuk mengobati sejumlah gangguan saraf yang ditandai dengan pergerakan otot yang kaku, seperti kekakuan pasca stroke, kekakuan akibat cedera sumsum tulang belakang, kejang leher, kesulitan kelopak mata untuk mata,masalah saraf pada vagina,kekakuan anggota badan, kekakuan rahang, dan gangguan otot pada pita suara. Botullinum toxin dapat digunakan untuk mengendurkan otot-otot, termasuk esofagus, rahang, saluran kemih bawah dan kandung kemih. Botullinum toxin Ini juga dapat digunakan untuk penyelarasan mata yang tidak tepat pada kasus Strabismus.
- Migrain
Pada tahun 2010, FDA (Badan Pengolahan Makanan dan Minuman dari Amerika) menyetujui injeksi Botulinum toxin secara intramuskular (disuntikan masuk ke dalam otot) untuk pengobatan pencegahan sakit kepala akibat migren kronis.
- Kosmetik
Dalam aplikasi kosmetik, Botulinum toxin dianggap aman dan efektif untuk mengurangi kerutan wajah, terutama di sepertiga wajah bagian atas. Injeksi Botullinum toxin ke otot-otot di bawah kerutan wajah menyebabkan relaksasi otot-otot tersebut, sehingga menghaluskan kulit di atasnya. Botulinum toxin tidak dapat mencegah tanda-tanda penuaan lain misalnya kulit kering, kelainan pigmentasi dan kelainan pembuluh darah

Hilangnya kerutan biasanya terlihat tiga hari setelah perawatan dan terlihat maksimal dua minggu setelah injeksi. Otot yang dimanipulasi oleh Botulinum toxin akan berfungsi kembali, dan umumnya efek dari suntikan Botulinum toxin akan hilang  dalam tiga sampai empat bulan setelah perawatan. Suntikan Botulinum toxin dapat digunakan secara rutin untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
- Lain-lain
Botulinum toxin juga digunakan untuk mengobati gangguan saraf hiperaktif termasuk keringat berlebih, nyeri saraf, dan beberapa gejala alergi. Selain penggunaan ini, Botulinum toxin sedang dievaluasi untuk digunakan dalam mengobati nyeri kronis.

Efek Samping dan komplikasi apa yang dapat ditimbulkan dari penggunaan Botullinum toxin?

Botulinum toxin merupakan obat dengan batas keamanan yang luas (dengan dosis maximal pada manusia mencapai 40 U/ kgBB), sehingga pemakaian untuk kosmetik relatif aman. Pemakaian Botulinum toxin type A tidak menimbulkan perubahan pada terminal saraf dan otot target yang persisten. Umumnya tidak ada efek samping jangka panjang atau yang dapat membahayakan pada penggunaan Botulinum toxin di bidang kosmetik, karena terapi Botulinum toxin tidak berhubungan dengan efek klinis yang permanen. Botulinum toxin cukup aman dan efektif pada penggunaan untuk terapi kerutan pada wajah.

Efek samping yang mungkin timbul berupa kejadian normal pada proses injeksi misalnya perdarahan, bengkak, sementara, bekas tanda suntikan dan nyeri tempat suntikan. Reaksi pada tempat suntikan ini dapat dihindari dengan penggunaan jarum yang lebih kecil, aplikasi anestesi topikal (obat bius krim) 10 - 15 menit sebelum injeksi, dan pengenceran Botulinum toxin menggunakan saline. Nyeri kepala setelah injeksi Botulinum toxin juga dapat terjadi namun gejala akan hilang dalam 2 - 4 minggu pasca injeksi dan dapat diterapi menggunakan analgesik sistemik (obat penahan nyeri).

Efek samping secara umum lainnya misalnya lemah letih lesu, mual, gejala seperti flu dan kelopak mata yang sulit untuk membuka (ptosis) juga pernah dilaporkan. Ptosis merupakan efek samping yang sering terjadi pada pasien yang menggunakan Botulinum toxin di area wajah  dan dapat menetap selama beberapa minggu, namun dapat diterapi dengan alpha adrenergic agonist ophthalmic drops.

Ektropion (suatu keadaan dimana kelopak dan bulu mata bagian bawah membalik ke arah luar.) juga dapat terjadi. Strabismus dapat pula terjadi karena kesalahan penyuntikan dan difusi lokal Botulinum toxin untuk crow's feet atau bunny lines (periorbital). Namun semua efek samping yang terjadi akan berkurang secara perlahan setelah efek paralisis toksin menghilang.

Interaksi Botolinum Toxin

Obat ini dapat berinteraksi dengan obat-obatan lainnya termasuk:

Perhatian

  • Beritahukan dokter bila memiliki alergi terhadap obat-obatan tertentu.
  • Beritahukan dokter bila memiliki riwayat penyakit jantung, penyakit amyotrophic lateral sclerosis (ALS), sindrom Lambert-Eaton, gangguan berkemih, glaukoma, myasthenia gravis,gangguan pernapasan, seperti emfisema dan asma.
  • Beritahukan dokter bila persah mendapat suntikan botox selama 4 bulan terakhir. 
  • Suntik botox dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan kelemahan pada otot. 



14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Stewart, M. Patient (2017). Botulinum Toxin Type A for Migraine. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5705985/)
MIMS Indonesia (2019). Botox. (https://www.mims.com/indonesia/drug/info/botox)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app