Betagentam Tetes Mata: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Jul 21, 2019 Waktu baca: 5 menit

Betagentam tetes mata adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit mata terutama karena alergi akut dan kronis yang disertai radang. Betagentam tetes mata mengandung betamethasone dihydrogen phosphate disodium, obat yang termasuk golongan kortikosteroid dan gentamicin sulfate, obat yang termasuk antibiotik golongan aminoglikosida.

Berikut ini adalah informasi lengkap obat betagentam tetes mata yang penting diketahui sebelum Anda menggunakannya.

pabrik

Sanbe farma

golongan

Harus dengan resep dokter

kemasan

Betagentam tetes mata dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :

  • Botol 5 ml tetes mata

kandungan

tiap kemasan betagentam tetes mata mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :

Sekilas tentang zat aktif (nama generik)

Betamethasone adalah obat steroid jenis glukokortikoid yang digunakan untuk pengobatan sejumlah penyakit termasuk gangguan rematik, penyakit kulit, kondisi alergi, persalinan prematur untuk mempercepat pengembangan bayi, penyakit Crohn, bahkan kanker seperti leukemia. Betamethasone bekerja dengan cara mencegah dan mengendalikan peradangan (inflamasi) dengan mengendalikan laju sintesis protein, menekan migrasi leukosit polimorfonuklear dan fibroblast, dan membalikkan permeabilitas kapiler dan stabilisasi lisosom.

Betamethasone tersedia dalam beberapa bentuk senyawa, diantaranya betamethasone dihydrogen phosphate disodium dan gentamicin sulfate, dipropionat, dan valerate. Obat ini bisa juga digunakan secara kombinasi dengan clotrimazole, asam salisilat, dan kombinasi 3 obat dengan clotrimazole dan gentamicin. Kombinasi-kombinasi ini digunakan untuk mengatasi gangguan pada kulit seperti dermatitis dan psoriasis.

Gentamicin adalah antibiotika golongan aminoglikosida yang digunakan secara luas terutama untuk mengobati infeksi-infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif, seperti  Pseudomonas, Proteus, Serratia, dan Staphylococcus.

Gentamicin juga digunakan untuk septikemia (keracunan darah oleh bakteri patogenik dan atau zat-zat yang dihasilkan oleh bakteri tersebut), meningitis (radang selaput otak), infeksi saluran kemih, saluran pernafasan, saluran pencernaan, kulit, tulang, dan jaringan lunak.

Gentamicin tidak digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, Neisseria meningitidis atau infeksi bakteri Legionella pneumophila (karena berisiko pasien akan mengalami shock dari lipid A endotoksin  yang ditemukan dalam organisme bakteri gram negatif tertentu). Gentamicin juga berguna melawan Yersinia pestis dan Francisella tularensis.

Indikasi

Kegunaan betagentam tetes mata (betamethasone dihydrogen phosphate disodium dan gentamicin sulfate) adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut :

  • Alergi akut dan kronis yang disertai radang (inflamasi).
  • Infeksi eksternal pada bola mata dan adneksanya yang disebabkan oleh organisme yang sensitif terhadap gentamicin.
  • Peradangan mata yg responsif terhadap pengobatan dengan kortikosteroid.

Kontraindikasi

  • Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada betamethasone dan obat golongan kortikosteroid lainnya.
  • Jangan memberikan obat ini untuk penderita yang mengalami reaksi hipersensitivitas terhadap gentamicin atau antibiotika golongan aminoglikosida lainnya.
  • Kortikosteroid tidak boleh digunakan dalam aktif okular herpes simpleks.
  • Jangan digunakan untuk penderita infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, infeksi TB atau infeksi purulen pada mata.
  • Jangan digunakan untuk penderita glaukoma atau keratitis herpes.
  • Jangan digunakan bersama lensa kontak.
  • Hindarkan juga pemakaian antibiotik ini untuk bayi prematur ataupun bayi baru lahir.

Efek samping Betagentam tetes mata

Berikut adalah beberapa efek samping betagentam tetes mata (betamethasone dihydrogen phosphate disodium dan gentamicin sulfate) yang mungkin terjadi :

  • Reaksi hipersensitivitas seperti ruam kulit, kesulitan bernafas, dan reaksi alergi lainnya.
  • Efek samping lainnya misalnya, iritasi pada mata, dan penglihatan kabur.
  • Kortikosteroid dosis tinggi, tidak boleh digunakan untuk pengobatan cedera otak traumatis yang berhubungan dengan mata. Penggunaan kortikosteroid dapat menyebabkan katarak subkapsular posterior, penebalan dan perforasi kornea, glaukoma dengan kemungkinan kerusakan pada saraf optik, dan dapat meningkatkan pembentukan infeksi okular sekunder karena bakteri, jamur, atau virus.

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan obat betagentam tetes mata (betamethasone dihydrogen phosphate disodium dan gentamicin sulfate), sebagai berikut :

  • Obat-obat sistemik kortikosteroid diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI). Karena efek obat ini bisa menggangu pertumbuhan, mengganggu produksi kortikosteroid endogen, atau efek yang tak diinginkan lainnya, ibu menyusui sebaiknya tidak menggunakan betagentam tetes mata (betamethasone dihydrogen phosphate disodium dan gentamicin sulfate).
  • Perhatian lebih harus diberikan kepada pasien yang sedang hamil dan pasien anak-anak karena lebih rentan mengalami efek samping obat.
  • Hati-hati menggunakan antibiotik ini untuk lansia, penderita myastenia gravis, obesitas dan gangguan telinga.
  • Jangan menggunakan obat ini untuk mengobati mata merah yang tidak diketahui penyebabnya.
  • Betamethasone sistemik bisa menghambat pertumbuhan anak, terutama pertumbuhan tulang.
  • Waspadai superinfeksi akibat pertumbuhan berlebihan organisme yang rentan. Penggunaan jangka panjang.
  • Hentikan pemakaian obat ini bila terjadi iritasi pada, mengalami reaksi hipersensitif, atau terjadi superinfeksi.

Penggunaan obat betagentam tetes mata untuk ibu hamil

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan betamethasone kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.

Betamethasone dengan mudah dapat menembus plasenta. Jika pemberian obat-obat kortikosteroid dalam jangka panjang atau diulang selama kehamilan, resiko penghambatan pertumbuhan intrauterin dapat meningkat. Namun tidak ada bukti terjadinya gangguan pertumbuhan intra uterin selama pengobatan jangka pendek (contohnya pada pengobatan profilaksis untuk neonatal respiratory distress syndrome).

Beberapa gejala supresi adrenal pada janin akibat penggunaan obat ini selama kehamilan, biasanya akan hilang setelah bayi lahir dan tidak begitu bermakna klinis.

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan gentamicin kedalam kategori D dengan penjelasan sebagai berikut :

Positif beresiko terhadap janin manusia berdasarkan data-data merugikan dari pemakaian gentamicin yang dikumpulkan dari penelitian maupun bukti pengalaman serta studi terhadap manusia. namun jika manfaat yang diperoleh sangat besar, penggunaannya masih bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan tingginya resiko.

Interaksi obat

Obat ini berinteraksi dengan obat-obat berikut : penicillin, amfoterisin, cephalosporin, erytrhomycin, heparin, dan Natrium bikarbonat.

Dosis betagentam tetes mata

Dosis betagentam tetes mata (betamethasone dihydrogen phosphate disodium dan gentamicin sulfate) adalah sebagai berikut :

  • 1-2 tetes 4-6 x sehari.

Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan obat betagentam tetes mata harus sesuai dengan yang dianjurkan.


1 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app