Bahaya Cacingan pada Anak

Dipublish tanggal: Mar 9, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Agu 23, 2019 Waktu baca: 3 menit
Bahaya Cacingan pada Anak

Apakah kamu tahu mengenai fakta bahwa 90% anak Indonesia ternyata masih menderita cacingan yang disebabkan oleh kurangnya menjaga kebersihan baik kebersihan lingkungan maupun kebersihan makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh kecil si balita ini? 

Ya, memang kenyataan ini miris sekali untuk diketahui. Nah tahukah kamu bahwa cacingan ini merupakan masalah berbahaya yang sering disepelekan oleh kebanyakan masyarakat kita? 

Disini kita akan membahas mengenai bahaya cacingan pada balita dan bagaimana cara utama mencegah dan mengatasi masalah cacingan tersebut.

Apa itu Cacingan?

Cacingan merupakan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh adanya cacing parasit yang berkembang biak di dalam sistem penceranaan tubuh manusia. 

Penyebab cacingan yang populer di Indonesia adalah cacing pita, cacing kremi, dan cacing tambang. Biasanya cacing bisa dengan mudah menular kepada anak-anak karena anak-anak sering bermain di tanah, itu sebabnya cacingan lebih sering mengintai si kecil. 

Selain itu, anak-anak biasanya suka memasukan semua benda ke mulut mereka, mereka masih tidak mengerti benda kotor dan bersih yang boleh mereka masukan ke mulut mereka atau tidak. Kejadian-kejadian seperti ini yang membuat angka cacingan yang menyerang anak balita jauh lebih besar daripada kejadian cacingan yang menyerang remaja dan dewasa. 

Umumnya bayi yang sudah bisa merangkak sampai anak umur 2 tahun yang paling banyak terkena cacingan karena batita di umur segitu sedang penasaran dengan semua benda yang dia lihat dan cenderung ingin memegang dan merasakan benda tersebut. 

Berbagai spesies cacing sendiri dapat hidup di Indonesia mengingat Indonesia termasuk negara yang tropis dan cuaca serta unsur tanahnya mendukung perkembangbiakan cacing.

Gejala Cacingan pada Anak

Gejala cacingan pada anak bisa ringan hingga berat. Pada awalnya anak yang terkena cacingan cenderung tidak menimbulkan gejala apa-apa. Ini dikarenakan penyakit cacingan akan sulit dideteksi jika jumlah cacing yang bersarang dalam tubuh masih sedikit. 

Gejala ringan yang umum cacingan pada anak yang biasanya terjadi adalah anak tampak lesu, tidak bersemangat, sering mengantuk, pucat, kurang gizi, kurang nafsu makan, sering mengeluh sakit peru, mual dan muntah, anak lebih rewel dan suka menangis. Sedangkan  gejala berat yang biasa terjadi seperti :

Vagina anak perempuan terasa panas dan gatal

Ini dikarenakan daerah dubur yang jaraknya dekat dengan vagina sehingga memudahkan caging masuk dan berkembang di dalam. Hal ini dapat menjadi hal yang sangat membahayakan ketika cacing menyebabkan infeksi pada bagian dalam organ reproduksi. 

Ketika jumlah cacing berkembang dan telur cacing yang bertambah banyak pada area ini maka bisa membuat anak tidak nyaman karena rasa panas dan gatal pada daerah kemaluan.

Anak akan batuk dalam jangka waktu yang lama. 

Cacingan yang sudah terjadi dalam waktu lama memang bisa menyebabkan berbagai kondisi kesehatan yang buruk pada anak. Salah satunya adalah ketika anak akan menderita batuk dalam waktu yang lama. 

Kondisi ini juga berhubungan dengan beberapa penyakit lain seperti radang paru-paru, pneumoniagejala TBC pada anak, gejala bronkhitis pada anak, batuk rejan dan penyakit lainnya. 

Namun batuk akibat cacing kremi biasanya tidak disertai dengan dahak sehingga seperti batuk kering yang menyakiti anak. Kemudian anak juga tidak menderita beberapa tanda infeksi lain baik itu demam atau radang tenggorokan

Terdapat infeksi saluran kencing pada anak perempuan

Infeksi cacing kremi umumnya dapat menyebabkan kondisi lebih berbahaya pada anak perempuan seperti munculnyanya infeksi saluran kencing. Hal ini dikarenakan jarak bagian dubur dan kemaluan yang cukup dekat. 

Ketika telur cacing kremi menetas pada bagian dubur dan kemudian setelah menjadi cacing memudahkan greka cacing mencapai organ intim lebih cepat. 

Lalu cacing akan melewati saluran dubur hingga ke saluran kencing. Kondisi ini cukup berbahaya terutama ketika cacing mulai berkembang dan menyebabkan infeksi pada bagian organ dalam seperti ginjal.

Adanya darah pada tinja anak

Kondisi cacing kremi yang tidak mendapatkan perawatan bisa menyebabkan infeksi yang sangat parah. Cacing kremi akan berkembang dalam usus sehingga menyebabkan usus penuh dengan cacing kremi. 

Ini juga akan menyebabkan lambung menjadi terinfeksi sehingga anak tidak bisa makan dengan baik. Hal yang paling berbahaya jika cacing sudah menyebabkan luka pada usus anak. Kondisi ini akan membuat anak mengeluarkan tinja yang berdarah saat buang air besar.

Bagaimana cara mengatasi Cacingan pada Anak?

  • Menjaga kebersihan si anak baik kebersihan makan, kebersihan rumah, kebersihan jari-jari tangan dan kaki anak, kebersihan wc di rumah dan sebagainya
  • Meminum obat anti cacing secara rutin dan berkala. Perawatan yang biasanya dilakukan untuk cacing kremi adalah pemberian obat cacing golongan albendazole dan mebendazole. Obat bisa diberikan dalam bentuk tablet, bubuk maupun sirup. Biasanya obat akan diberikan ulang setelah 2 minggu sejak diketahui positif terkena infeksi cacing kremi. Obat ini sangat efektif untuk membasmi cacing kremi sehingga, jarang terjadi kasus komplikasi akibat cacing kremi. 

Bila cacingan pada anak tak kunjung membaik, segeralah periksakan kondisi anak ke dokter terdekat untuk mendapatkan pengobatan yang cocok dan baik untuk kondisi si anak. 


14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Artikel selanjutnya
Buka di app