BAB Bayi Berwarna Hijau? Ini Penyebab dan Solusinya

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 9, 2019 Waktu baca: 3 menit
BAB Bayi Berwarna Hijau? Ini Penyebab dan Solusinya

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Feses berwarna hijau merupakan hal normal yang terjadi pada anak yang minum ASI maupun susu formula.
  • Pada bayi yang sudah mulai makan makanan padat (MPASI), warna hijau dapat disebabkan oleh sayuran hijau, buah hijau, dan jelly berwarna hijau.
  • Perhatikan juga makanan yang dikonsumsi ibu menyusui. Jika baru saja makan sayuran hijau, maka ini bisa menyebabkan BAB bayi berwarna hijau.
  • Untuk mengatasinya, susui bayi pada salah satu sisi payudara sebelum berpindah ke payudara sebelahnya. Tujuannya untuk memastikan bayi mendapatkan hindmilk berlemak yang lebih banyak untuk bayi.
  • Dokter kami telah menjawab pertanyaan seputar masalah feses bayi berwarna hijau pada kolom Tanya Dokter di Honestdocs. Klik di sini!

Pada bayi yang baru lahir, normalnya pup atau feses yang keluar pertama kali akan berwarna kehitaman, yang biasa disebut mekonium. Ini merupakan bagian dari isi usus sejak bayi di dalam kandungan. Seiring berjalannya waktu warna feses akan berubah kehijauan dalam 3 hari, dan dari hijau akan berubah menjadi kekuningan atau kuning seutuhnya pada hari kelima. Yang menjadi masalah adalah ketika bayi sudah berusia beberapa bulan namun tiba-tiba BAB bayi berwarna hijau, padahal sebelum-sebelumnya berwarna kuning.

Apa penyebab BAB bayi berwarna hijau?

Feses berwarna hijau merupakan hal normal yang terjadi pada anak yang minum ASI maupun susu formula. Kebanyakan warna hijau gelap diakibatkan oleh bilirubin.

Pada bayi dengan ASI, warna hijau dapat disebabkan kandungan susu rendah lemak (foremilk) yang lebih tinggi daripada susu kaya lemak (hindmilk). Sedangkan pada bayi dengan susu formula, kandungan zat besi yang tinggi dapat menyebabkan BAB bayi berwarna hijau. Pada bayi yang sudah mulai makan makanan padat (MPASI), warna hijau dapat disebabkan oleh sayuran hijau, buah hijau, dan jelly berwarna hijau.

Normalnya, tekstur bayi yang minum ASI biasanya berair atau encer. Namun jika terdapat lendir dalam feses bayi yang berwarna hijau, bayi kemungkinan mengalami gejala kolik atau sakit perut. Biasanya, hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara foremilk dan hindmilk sehingga bayi Anda akan rewel.

Selain itu, kondisi tersebut juga dapat terjadi ketika seorang ibu memiliki kelebihan pasokan ASI. Akibatnya, bayi akan minum terlalu banyak foremilk cair yang mengandung laktosa lebih tinggi daripada hindmilk.

Foremilk adalah ASI pada awal pemberian, sedangkan hindmilk adalah ASI pada akhir pemberian. Padahal, hindmilk menyediakan sebagian besar kalori yang dibutuhkan bayi dan yang membuatnya merasa kenyang. Apabila bayi hanya mendapatkan foremilk, bayi akan mudah lapar dan akan menyusu lebih sering.

Selain itu, hal ini juga dapat terjadi apabila mulut bayi saat menyusu tidak menempel pada puting dengan benar (tidak mencakup seluruhnya, hanya di ujung), maka bayi tidak dapat mendapatkan susu kaya lemak (hindmilk) yang biasanya datang belakangan. Bayi yang menyusu hanya di ujung puting akan minum lebih banyak susu dibandingkan dengan bayi yang menyusu pada posisi yang tepat. 

Ketika bayi mendapat terlalu banyak asupan laktosa, ia tidak dapat mencernanya dengan baik sehingga akan menimbulkan banyak gas di usus yang disertai dengan gejala kolik. Alhasil, mengakibatkan BAB bayi berwarna hijau yang disertai berbusa dan lebih encer daripada biasanya. Terkadang bayi juga jadi sering kentut karena hal ini.

Baca Juga: Mengapa BAB Pada Bayi Bisa Berbusa? Yuk, Kenali Penyebabnya

Selain masalah di atas, BAB bayi berwarna hijau dapat juga disebabkan oleh kondisi di bawah ini: 

  • Bayi memiliki penyakit kuning, feses bayi akan berwarna hijau gelap.
  • Beberapa susu formula yang diperkaya dengan zat besi juga dapat menyebabkan feses bayi menjadi hijau.
  • Ibu makan makanan yang berwarna hijau, seperti sayuran hijau. Hal ini biasanya dapat menyebabkan feses bayi berwarna hijau terang.
  • Peka terhadap obat-obatan yang ibu minum, seperti antibiotik atau obat-obatan yang diberikan pada bayi.
  • Sensitif terhadap sesuatu yang ibu makan. Selain menyebabkan feses berwarna hijau, bayi juga dapat mengalami eksim atau ruam pada kulitnya. Segera periksakan ke dokter apabila hal ini terjadi.
  • Mengalami infeksi, terutama jika bayi sedang diare dan/atau demam. Segera periksakan ke dokter apabila hal ini terjadi.

Bagaimana cara mengatasi BAB bayi berwarna hijau?

Salah satu cara mengatasi BAB bayi berwarna hijau yaitu dengan membiarkan bayi untuk menghabiskan ASI pada salah satu sisi payudara, sebelum menawarkan payudara yang satunya. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa bayi akan mendapatkan hindmilk berlemak yang lebih banyak dan lebih substansial, karena menyusui bayi lebih lama pada salah satu sisi payudara.

Posisikan mulut bayi dengan benar saat menyusui, yaitu harus meliputi seluruh puting susu dan sebagian besar dari areola mamae (daerah berwarna coklat kehitaman sekitar puting). Jangan biarkan bayi menyusu hanya lewat ujung puting.

Baca Juga: Pentingnya Pelekatan yang Tepat Saat Menyusui

Dengan menerapkan cara demikian, maka ibu akan melihat bayi lebih tenang, tidur lebih lama, dan BAB mulai terlihat normal tidak lagi berwarna hijau. Namun, apabila BAB bayi berwarna hijau terus-menerus dan ia tampak rewel, segera bawa si kecil ke dokter anak terdekat. 


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
What is the difference between foremilk and hindmilk? (2008, July 31) (http://www.llli.org/Faq/Foremilk.html)
Thursday tip: explaining green breastmilk and green baby poop. (n.d.) (http://www.lllc.ca/thursday-tip-explaining-green-breastmilk-and-green-baby-poop)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app