Apakah Berhubungan Seks Saat Haid Berpotensi Hamil?

Pertanyaanya, apakah berhubungan seks di saat istri sedang haid dapat berpotensi kehamilan? Sebelum mengulas hal tersebut, pahami dulu lima fakta mengenai seks saat haid berikut ini.
Dipublish tanggal: Jun 21, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Agu 29, 2019 Waktu baca: 2 menit
Apakah Berhubungan Seks Saat Haid Berpotensi Hamil?

Setiap pasangan yang baru saja menikah, pasti ada saja berbagai cara untuk menjaga keharmonisan hubungannya, salah satunya dengan seks. Seks mampu mempererat hubungan antara suami dan instri. 

Namun, bagaimana jika keinginan tersebut hadir ketika si istri sedang menstruasi? Haid atau menstruasi adalah kondisi meluruhnya dinding rahim yang keluar dalam bentuk darah melalui vagina. 

Pertanyannya, apakah berhubungan seks di saat istri sedang haid dapat berpotensi kehamilan? Sebelum mengulas hal tersebut, pahami dulu lima fakta mengenai seks saat haid berikut ini.

Meringankan kram

Ketika menstruasi berlangsung, wanita akan mengalami masa premenstrual syndrome atau PMS. Salah satu gejala PMS yang ditunjukkan pada fisik adalah kram. Dilansir dari berbagai sumber, orgasme mampu meringankan kram yang dialami wanita. 

Hal ini terjadi karena saat orgasme, tubuh mengeluarkan hormon endorfin yang memberikan suasana bahagia.

Mencapai kepuasan seksual yang maksimal

Salah satu perubahan yang terjadi ketika menstruasi adalah hormon pada tubuh wanita. Kabar baiknya, perubahan hormon tersebut memberikan perasaan wanita menjadi lebih bergairah. Suasana ini cocok digunakan untuk bercinta sehingga tercapai kepuasan maksimal yang lebih bergairah.

Tidak membutuhkan pelumas

Pelumas dibutuhkan supaya mempermudah proses penetrasi dan tidak melukai vagina. Pelumas tersebut dihasilkan oleh lendir dari vagina wanita. Namun, tidak semua wanita mengeluarkan pelumas ketika sedang berhubungan seksual. 

Sehingga, terkadang ditemukan pasangan yang menggunakan bantuan produk pelumas tertentu. Nah, salah satu keuntungan bercinta ketika menstruasi adalah Anda tak perlu menggunakan pelumas bantuan. 

Sebab, darah menstruasi yang keluar dari vagina dapat berfungsi sebagai pelumas sekaligus. Kalaupun saat berhubungan seksual keluar bercak cokelat ataupun merah gelap, tak perlu khawatir karena masih dalam tahap normal.

Risiko infeksi lebih besar

Risiko infeksi jauh lebih besar dialami oleh wanita ketika berhubungan ketika menstruasi. Sebab, kondisi leher rahim dalam keadaan terbuka sehingga terjadi kemungkinan darah akan masuk kembali. Parahnya, bakteri juga akan lebih mudah masuk menuju rongga panggul.

Risiko hamil

Nah, jika Anda termasuk pasangan yang sedang menunda kehamilan, sebaiknya tetap gunakan pengaman saat berhubungan seksual, bahkan ketika wanita sedang menstruasi. Sebab, meskipun peluang keberhasilannya kecil, namun masih Anda juga masih bisa hamil.

Lalu, siapakah yang berpotensi mengalami kehamilan ketika seks selagi masih haid? Ketahuilah, tiap wanita memiliki siklus haid yang berbeda mulai dari 28 hingga 32 hari. Disamping itu, ada juga yang memiliki siklus haid lebih pendek yaitu 24 hari. 

Tahukah Anda, risiko hamil dapat terjadi ketika Anda berhubungan badan di hari terakhir haid wanita. Mengapa hal ini dapat terjadi?

Pahami dulu bahwa setelah haid, maka organ reproduksi wanita akan mengalami ovulasi atau keluarnya ovum dari indung telur. Ovulasi ini terjadi tiga hari setelah menstruasi berakhir. Nah, ketika Anda berhubungan seksual di hari terakhir menstruasi, terdapat kemungkinan untuk hamil. 

Hal ini diakibatkan oleh masa hidup sperma yang cukup lama yaitu 2 sampai tiga hari di tubuh wanita. Sehingga, setelah ovulasi, sperma akan membuahi sel telur tiga hari setelahnya.

Untuk itu, bagi Anda yang sedang menunda kehamilan, sebaiknya tetap gunakan alat kontrasepsi yang teratur. Bahkan ketika menstruasi dan berhubungan seksual, tetap gunakan kondom atau alat pengaman. Tujuannya untuk menghalangi sperma masuk dalam rahim dan membuahi sel telur.

Lebih lanjut, perhatikan gejala kehamilan usai berhubungan seksual seperti mual, muntah, kram, nyeri, moody, dan kelelahan parah.


12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Witteveen H. (2017). Treatment of menstrual migraine; multidisciplinary or mono-disciplinary approach. DOI: (https://doi.org/10.1186/s10194-017-0752-z)
Mayo Clinic Staff. (2016). Menstrual cycle: What’s normal, what’s not. (https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/womens-health/in-depth/menstrual-cycle/art-20047186)
Herbenick D. (n.d.). Q A: Can having sex help to alleviate menstrual cramps? (https://kinseyconfidential.org/sex-alleviate-menstrual-cramps/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app