Apa itu Tinea Capitis?

Dipublish tanggal: Agu 7, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Apa itu Tinea Capitis?

Tinea capitis merupakan penyakit yang diakibatkan infeksi jamur dermatofit di kulit kepala dan batang rambut. Biasanya gejala yang nampak adalah kulit kepala menjadi bersisik juga pitak, sampai peradangan dan juga memperluas kebotakan. 

Tinea Capitis banyak diderita oleh anak-anak dan paling banyak anak laki-laki pada usia 3 sampai 7 tahun. Tinea capitis sangat mudah meluas lewat perantara benda yang telah terkena jamur dermatofit. 

Bisa juga lewat kontak langsung dengan hewan atau orang yang telah terinfeksi.

Gejala pada Tinea Capitis

Gejala tinea captis bisa bermacam-macam, antara lain:

  • Terbentuk seboroik pada kulit kepala dengan kulit yang bersisik serta rontoknya rambut.
  • Muncul pustula berkerak pada satu area atau menyebar.
  • Muncul titik hitam tanda kerontokan rambut pada kulit kepala yang bersisik.

Di selain itu, tinea capitis bisa diikuti gejala membengkaknya kelenjar getah bening di belakang leher serta demam yang ringan. 

Kemudian gejala yang nampak pada keadaan lebih parah adalah munculnya kerion (koreng) dengan bersisik, melingkar. Lalu muncul favus atau kerak kulit berwarna kuning dan rambut menjadi kusut.

Penyebab Tinea Capitis

Jenis jamur dermatofit yang menyebabkan tinea capitis adalah Trichophyton (T) dan Microsporum (M). Tinea capitis sangatlah menular serta sangat menyebar. Ini cara penyebarannya:

  • Lewat kontak fisik langsung. Jenis jamur dermatofit yang bisa menular dengan cara ini adalah T. violaceum, M. audouinii, M. ferrugineum, T. rubrum, T. schoenleinii, T. yaoundei, T. soudanense, dan megninii.
  • Lewat benda yang terkontaminasi jamur. Jenis jamurnya adalah gypseum dan M. fulvum.
  • Dari hewan ke manusia. Jenis jamurnya adalah T. verrucosum (dari hewan ternak), M. distortum (dari kucing), T.  mentagrophytes var equinum (dari kuda), dan M. nanum (dari babi).

 Diagnosis Tinea Capitis

Dokter akan melihat gejala yang muncul lalu melakukan pemeriksaann fisik pada kulit kepala. Untuk mengetahui lokasi jamur, dokter akan menggunakan alat yang disebut lampu Wood. 

Selanjutnya dokter akan menyarankan tes lanjutan, yaitu dengan biopsi dan kultur kulit. Hal ini bertujuan untuk mengetahui jenis jamur. Lama proses ini biasanya memerlukan waktu sampai 3 minggu.

Pengobatan Tinea Capitis

Pengobatan untuk tinea capitis ditujukan untuk membasmi jamur dermatofit yang menginfeksi kulit kepala. Obat yang biasa dipakai adalah antijamur yang berbentuk sampo. 

Misalnya sampo dengan kandungan selenium sulphide povidone-iodine, atau ketoconazolePengobatan dengan cara ini biasa dilakukan 2 kali seminggu selama satu  bulan. Kemudian pasien disarankan untuk berkonsultasi pada dokter lagi.

Jika kemudian pada hasil pemeriksaan memperlihatkan jamur masih ada, maka harus dikombinasikan dengan antijamur minum, contohnya griseofluvin atau terbinafine. Antijamur minum perlu dikonsumsi selama sekitar 6 minggu. 

walau cukup efektif, pemakaian griseofluvin dan terbinafine hydrochloride tetap bisa menimbulkan efek samping. Efek sampingnya bisa berupa:

  • Pusing
  • Sakit pada perut
  • Ruam
  • Gatal-gatal
  • Muncul alergi
  • Perubahan rasa sampai hilangnya rasa di dalam mulut
  • Demam
  • Gangguan hati ( jarang terjadi)

Kemudian efek samping dari griseofulvin adalah:

  • pusing
  • kelelahan
  • Sensitif terhadap sinar matahari
  • Biduran
  • Muntah
  • Muncul alergi
  • Pingsan

Keadaan penderita tinea capitis umumnya mulai memperlihatkan kesembuhan setelah 4 sampai 6 minggu pengobatan. 

Penderita tetap disarankan untuk periksa dengan rutin supaya dokter tahu perkembangan sampai benar-benar sembuh dari infeksi. Selain pengobatan terhadap penderita, perlu juga diterapkan pada keluarga.

Pencegahan

Ini adalah sejumlah cara yang dapat dilakukan guna menekan risiko penularan tinea captis :

  • Menjaga kebersihan tangan.
  • Mencuci rambut dan kulit kepala secara berkala dengan sampo.
  • Tidak berbagi sisir, handuk, dan baju dengan orang lain.
  • Menghindari kontak dengan hewan yang sudah terinfeksi.

16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Ringworm risk and prevention. Centers for Disease Control. http://www.cdc.gov/fungal/diseases/ringworm/risk-prevention.html.
Kaushik N, et al. Superficial fungal infections. Primary Care Clinics in Office Practice. 2015;42:501.
Treat JR. Tinea capitis. http://www.uptodate.com/home.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app