8 Pengobatan Alternatif untuk Kurangi Dampak Kemoterapi Kanker

Dipublish tanggal: Jun 20, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Waktu baca: 2 menit
8 Pengobatan Alternatif untuk Kurangi Dampak Kemoterapi Kanker

Alternatif terakhir untuk pengobatan bagi penderita kanker yaitu dengan kemoterapi. Namun sayangnya pengobatan kemoterapi dapat menimbulkan efek samping yang mampu berdampak buruk bagi tubuh. Melalui pengobatan kemoterapi inilah yang akan menghancurkan sekaligus memperlambat pertumbuhan sel kanker.

Setiap kali selesai melakukan kemoterapi, pasien kanker akan mengalami dampak dari efek samping tersebut. Sedangkan kemoterapi menjadi pengobatan yang paling efektif untuk menghilangkan gejala-gejala penyakit kanker. 

Untuk meminimalisir flek samping dari kemoterapi, ada baiknya jika penderita penyakit kanker yang melakukan kemoterapi diimbangi dengan 8 jenis perawatan alternative seperti berikut:

Akupresur untuk menghindar rasa mual

Dengan mengimbangi perawatan akupresur, maka efek samping dari kemoterapi dapat sedikit meminimalisir. Akupresur dianggap sebagai perawatan yang cukup efektif bagi penderita kanker yang sedang menjalani kemoterapi. 

Prosesnya hampir sama dengan akupuntur, hanya saja, akupresur tidak menggunakan jarum. Rasa mual akibat kemoterapi dapat diatasi melalui akupresur.

Melakukan olahraga yoga untuk melenturkan tubuh dan melatih pernapasan

Yoga berguna untuk melenturkan tubuh sekaligus melatih pernapasan bagi penderita kanker. Efek yang ditimbulkan dari prose kemoterapi yaitu tubuh merasakan lelah. Dengan melakukan olahraga yoga secara teratur, maka penderita penyakit kanker akan merasa lebih rileks dan merasa lebih nyaman.

Akupunktur, untuk meringankan efek samping kemoterapi

Selain memberikan efek mual, kemoterapi juga dapat memberikan efek samping mulut kering, depresi, muntah dan mudah lelah. Melalui akupuntur, pasien kanker dapat meminimalisir efek samping tersebut. 

Akupuntur bisa meningkatkan nafsu makan sekaligus memberikan pencegahan pada seseorang agar tidak mengalami penurunan berat badan secara berlebihan.

Menghirup minyak aroma terapi untuk menenangkan

Menghirup aroma terapi dapat membuat pikiran lebih tenang dan rileks selama pasien kanker menjalani pengobatan. Minyak aroma rapi yang dapat untuk Anda pilihan yaitu seperti peppermint maupun eucalyptus. Semakin aroma esensial kuat, maka akan semakin menenangkan pikiran. Usapkan minyak pada bagian tubuh tertentu.

Lakukan pemijatan untuk membuat tubuh lebih nyaman

Melakukan pemijatan di bagian tertentu akan membuat diri Anda menjadi lebih nyaman dan rileks. Teknik pengobatan ini sangat dianjurkan bagi penderita kanker dengan stadium lanjut. 

Namun Anda harus menghindari teknik pemijatan pada area sinar jika sedang menjalani pengobatan radiasi, karena bagian kulit yang terkena sinar akan menjadi lebih sensitif.

Kunyit, sebagai zat anti kanker dan antioksidan

Menggunakan kunyit secara rutin akan menghambat perkembangan maupun perluasan kanker payudara, kanker paru-paru, kanker kulit maupun kanker lambung.

Teh hijau, sebagai obat kanker secara herbal

Teh hijau memang sudah terkenal sebagai obat kanker secara herbal. Sedangkan the hijau lebih efektif untuk melawan genetik maupun melawan tumor. Teh hijau memiliki kandungan berupa Epigallocatechin (EGGG), yang dapat melindungi sel tubuh dari adanya kerusakan DNA akibat spesies oksigen yang terlalu reaktif.

Bawang putih, sebagai zat pengikat sulfur

Bawang putih dianggap sebagai zat pengikat sulfur karena kandungan ajoene yang dimilikinya. Drai zat pengikat itulah yang nantinya akan bekerja untuk memperlambat dari produksi sel-sel kanker. Zat yang ada di dalam bawah putih dapat membunuh sel-sel kanker sekaligus mengganggu metabolisme kanker.

Melalui ke 8 pengobatan seperti yang ada di atas, efek samping yang ditimbulkan dari kemoterapi akan lebih mudah untuk toleransi. Dengan demikian, lakukan salah satu ke 8 cara yang ada di atas agar penderita kanker tidak merasakan sakitnya efek samping yang harus dirasakan setelah selesai melakukan kemoterapi.


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Molassiotis, Alex & Panteli, Vassiliki & Patiraki, Elisabeth & Ozden, Gulten & Platin, Nurgün & Madsen, Elin & Brovall, Maria & Fernandez-Ortega, Paz & Pud, Dorit & Margulies, Anita. (2006). Complementary and alternative medicine use in lung cancer patients in eight European countries. Complementary therapies in clinical practice. 12. 34-9. 10.1016/j.ctcp.2005.09.007.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/7369451_Complementary_and_alternative_medicine_use_in_lung_cancer_patients_in_eight_European_countries)
Complementary and Alternative Medicine for Cancer Pain: An Overview of Systematic Reviews. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4003746/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app