HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

6 Penyebab Munculnya Benjolan Pada Miss V

Teruslah membaca artikel ini lebih lanjut untuk mempelajari lebih lanjut mengenai penyebab munculnya benjolan pada daerah kewanitaan Anda dan kapan Anda harus pergi ke dokter.Berikut ini adalah penyebab paling umum dari munculnya benjolan pada vagina:
Dipublish tanggal: Jul 16, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
6 Penyebab Munculnya Benjolan Pada Miss V

Sebagai seorang wanita, jika Anda pernah mengalami munculnya benjolan pada daerah genital, Anda tidak sendirian. Benjolan pada daerah genital sering terjadi, terutama selama masa subur atau pada usia lanjut. 

Teruslah membaca artikel ini lebih lanjut untuk mempelajari lebih lanjut mengenai penyebab munculnya benjolan pada daerah kewanitaan Anda  dan kapan Anda harus pergi ke dokter.Berikut ini adalah penyebab paling umum dari munculnya benjolan pada vagina:

1. Kista vagina

Kista vagina adalah kantong yang muncul pada dinding vagina. Ada berbagai jenis kista vagina. Beberapa kista mengandung nanah dan lainnya mengandung udara atau jaringan parut.

Jenis-jenis kista vagina meliputi:

  • Kista Bartholin: adalah benjolan yang muncul di satu atau kedua sisi lubang vagina akibat sumbatan pada kelenjar bartholin. Kista bartholin dapat terbentuk karena infeksi atau peradangan jangka panjang
  • Kista endometriosis: Adalah kista yang terbentuk karena adanya pertumbuhan sel dinding rahim di luar rahim (yang mana dapat tumbuh pada vagina) Benjolan jaringan membentuk kista kecil di vagina.
  • Kista saluran Gartner: Kista ini biasanya hanya terbentuk selama kehamilan.
  • Kista inklusi vagina: Adalah benjolan yang sering terjadi setelah trauma pada dinding vagina, seperti setelah melahirkan. Cedera menyebabkan jaringan terperangkap di bawah permukaan kulit, sehingga mengakibatkan kista berkembang.

Beberapa kista mungkin besar dan menyakitkan, tetapi sebagian besar kista vagina berukuran kecil dan tidak memiliki gejala.

2. Polip vagina

Polip vagina adalah hasil perkembangan kulit yang oleh dokter juga dapat disebut sebagai skin tag. Mereka biasanya tidak memerlukan perawatan kecuali polip menimbulkan rasa nyeri atau menyebabkan perdarahan yang signifikan.

3. Kutil vagina

Kutil vagina disebabkan oleh human papillomavirus (HPV), yang merupakan infeksi menular seksual. HPV juga merupakan faktor risiko kanker. Biasanya kutil jarang tumbuh di dalam vagina, karena biasanya kutil tumbuh tepat di luar lubang vagina. 

Kutil vagina biasanya terasa seperti pertumbuhan daging lebih berukuran kecil yang tidak teratur. 

4. Kanker vagina

Kanker vagina dapat menyebabkan benjolan di vagina. Benjolan-benjolan ini dapat tumbuh karena perkembangan berlebihan sel-sel kanker di lapisan sel kulit vagina atau sel-sel kelenjar yang terletak di vagina.

Gejala lain dari kanker vagina termasuk pendarahan atau keputihan vagina yang tidak biasa. Jika kanker berkembang ke dalam tahap yang lebih lanjut, maka kanker akan menyebabkan beberapa gejala seperti sembelit, nyeri panggul, sakit punggung, atau pembengkakan kaki. 

Namun, gejala-gejala ini tidak selalu berarti seseorang menderita kanker; mereka lebih mungkin disebabkan oleh kondisi lain, seperti infeksi.

5. Varises vagina

Varises adalah pembengkakan pembuluh darah yang dapat terjadi di sekitar vulva Anda. Varises terjadi pada sekitar 10 persen kehamilan atau berkembang seiring proses penuaan. 

Varises biasanya muncul sebagai benjolan berwarna kebiruan atau pembuluh darah bengkak di sekitar vagina bagian depan (vulva). Biasanya varises vagina tidak menimbulkan gejala apapun, tetapi pada keadaan kronis, varises vagina dapat menyebabkan gatal, atau berdarah.

Biasanya tidak diperlukan perawatan untuk ibu hamil, karena varises biasanya akan membaik sekitar enam minggu setelah bayi lahir. Biasanya kondisi ini sering terulang kembali dengan kehamilan berikutnya.

6. Genital herpes

Genital herpes adalah infeksi yang disebabkan oleh virus herpes simpleks. Herpes ditularkan melalui hubungan seks vaginal, oral, atau anal. Diperkirakan satu dari lima orang Amerika memiliki herpes genital

Seringkali, gejalanya sangat ringan sehingga mereka yang herpes tidak menyadari bahwa mereka memiliki kondisi tersebut.

infeksi pertama herpes dapat menghasilkan gejala-gejala seperti flu, termasuk:

  • demam
  • pembengkakan kelenjar
  • muncul luka
  • Nyeri pada alat kelamin, bagian bawah, dan kaki

Kemudian, gejala lanjut dari herpes genital dapat meliputi:

  • kesemutan atau gatal
  • muncul benjolan merah yang berubah menjadi jerawat atau luka lepuh yang nyeri
  • borok

Herpes adalah penyakit yang dapat sembuh sendiri tetapi berisiko untuk kambuh. Untuk mendapatkan penanganan yang optimal, disarankan untuk memeriksakan diri Anda ke dokter untuk mendapatkan penanganan anti-virus yang adekuat

Kapan Anda Harus Memeriksakan Kondisi Anda Ke Dokter?

Siapapun yang melihat adanya perubahan di area vagina, seperti benjolan harus pergi ke dokter. Sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika ada benjolan yang:

  • berdarah
  • menyebabkan keluarnya cairan yang tidak biasa atau berbau
  • Menimbulkan nyeri

Sebagian besar benjolan pada vagina tidak memerlukan perawatan invasif. Seorang dokter dapat mengevaluasi benjolan vagina untuk menentukan apakah mereka membutuhkan perawatan lebih lanjut atau tidak.


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Vaginal Lumps and Bumps: Identification, Causes, and More. Healthline. (https://www.healthline.com/health/womens-health/vaginal-lumps-bumps)
Vaginal boils: Causes, home remedies, and prevention. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/320641.php)
Rashes, Bumps, and Lumps Below The Belt. WebMD. (https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/ss/slideshow-below-the-belt)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app