4 Penyakit Kelamin yang Sering Menyerang Wanita

Dipublish tanggal: Mei 20, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
4 Penyakit Kelamin yang Sering Menyerang Wanita

Penyakit kelamin sering kali disebabkan karena adanya infeksi menular seksual yang mana penyakit menular tersebut sering kali disebabkan melalui hubungan seksual yang dilakukan secara tidak sehat. 

Sedangkan penyebaran penyakit infeksi kelamin dapat terjadi melalui sperma, darah, cairan tubuh maupun melalui cairan vagina. Gejala-gejala penyakit infeksi kelamin memiliki gejala yang tidak sama antara penyakit yang satu dengan yang lainnya.

Wanita memang lebih sering mendapatkan serangan infeksi kelamin dibandingkan dengan pria. Namun sayangnya, banyak para wanita yang tidak menyadari kehadiran penyakit kelamin yang menular tersebut. 

Penyakit Kelamin yang Menyerang Wanita

Bagi Anda para wanita, maka Anda harus lebih berhati-hati terhadap ke 4 jenis penyakit kelamin berikut yang sedang mengintai Anda, di antaranya yaitu sebagai berikut:

1. Penyakit Chancroid yang ditandai dengan bisul

Penyakit kelamin seperti Chancroid dikarenakan adanya serangan bakteri haemophilus ducreyl. Gejala awal yang dapat dikenali dari penyakit Chancroid ini yaitu bisul kecil yang muncul pada bagian alat kelamin 1 hingga 14 hari ketika penyerang terinfeksi. Selang 1 hari, maka benjolan kecil tersebut akan mengalami perubahan seperti luka.

Selain kemunculan luka pada alat kelamin, maka penyakit Chancroid juga akan memberikan gejala seperti adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening yang ada di bagian selakangan. Pembengkakan inilah ya dapat berubah menjadi abses.

2. Penyakit Sifilis, dapat menyerang tanpa memberikan rasa sakit

Penyakit kelamin yang menular seperti sifilis disebut juga sebagai raja singa yang mana penyakit kelamin ini dikarenakan adanya bakteri treponema pallidum. Gejala awal yang dapat Anda lihat dari serangan penyakit sifilis yaitu muncul luka pada bagian alat kelamin maupun mulut. 

Luka yang ditimbulkan memang tidak akan terasa sakit, akan tetapi tetap bisa menularkan infeksi ke pasangan. Luka yang menyerang pada vagina ini dapat bertahan hingga 1 bulan dan dengan sendirinya luka tersebut akan menghilang. Penularan penyakit tersebut dapat terjadi tidak hanya ketika berhubungan badan saja, akan tetapi ketika bersentuhan dengan luka pun penyakit sifilis dapat tertular.

3. Penyakit Klamidia, seringkali tidak disadari karena tidak adanya gejala

Serangan bakteri chlamydia trachomatis inilah yang sering kali menimbulkan penyakit kelamin seperti klamidia. Gejala dari penyakit klamidia ini pun tidak mudah dikenali, namun pada biasanya, penyakit kelamin ini menunjukkan beberapa ciri seperti penyakit Gonore dan penyakit sifilis.

4. Penyakit Gonore, mudah menular tanpa ada gejala

Penyakit kelamin Gonore sering kali disebut sebagai kencing nanah yang mana penyakit ini disebabkan karena adanya bakteri neisseria gonorrhoeae. Serangan penyakit Gonore tidak memberikan tanda atau gejala apa pun di awal, sehingga hal ini lebih menyulitkan para wanita untuk mengenali serangan penyakit Gonore.

Meski demikian, Anda bisa mengenali jenis penyakit ini melalui beberapa perubahan seperti berikut:

  • Wanita akan lebih sering mengalami buang air kecil.
  • Cairan vagina yang keluar cenderung lebih encer dan memiliki warna hijau maupun kuning.
  • Ketika buang air kecil, merasakan sakit atau perih.
  • Ketika melakukan hubungan seksual, akan menimbulkan rasa sakit, khususnya pada bagian perut paling bawah.
  • Keluar pendarahan ketika melakukan hubungan seksual maupun setelah melakukan hubungan seksual.
  • Bagian kelamin sering kali mengalami gatal.

Penyebab Penyakit Kelamin

Penyakit kelamin disebabkan karena terlalu sering bergonta-ganti pasangan, tidak menggunakan kondom ketika melakukan hubungan seks. Sehingga hal inilah yang memberikan peluang bagi jamur maupun bakteri yang dapat menyerang. 

Cara Mengatasi Penyakit Kelamin

Untuk mengatasi serangan penyakit kelamin menular seperti ke 4 penyakit di atas selalu gunakan antiseptik khusus kewanitaan, baik sebelum maupun sesudah melakukan hubungan badan.


6 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Sexually transmitted diseases (STDs) - Symptoms and causes. Mayo Clinic. (Accessed via: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sexually-transmitted-diseases-stds/symptoms-causes/syc-20351240)
Sexually transmitted diseases (STDs): Types and symptoms. Medical News Today. (Accessed via: https://www.medicalnewstoday.com/articles/246491)
Sexually Transmitted Infection Symptoms (STIs). American Academy of Family Physicians. (Accessed via: https://familydoctor.org/condition/sexually-transmitted-infections-stis/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app