Deteksi Awal Gejala Kanker Ovarium

Dipublish tanggal: Jul 6, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Okt 21, 2019 Waktu baca: 3 menit
Deteksi Awal Gejala Kanker Ovarium

Salah satu penyakit pembunuh kaum wanita adalah kanker ovarium. Berdasarkan laman Healthline, terdapat lebih dari 22.000 wanita di dunia yang terinfeksi penyakit ini di tahun 2017. 

Jumlahnya pun semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dari jumlah tersebut, setengah diantaranya memiliki resiko meninggal dunia. Kanker ovarium sangat sulit dideteksi secara awam karena tidak menimbulkan gejala di awal penyebarannya. Kanker ini cenderung terdeteksi secara awam kalau sudah memasuki stadium lanjut. Hal ini menyebabkan resiko tingkat kematian penyakit ini semakin tinggi. 

Kenapa gejala awal kanker ovarium sulit dideteksi?

Bagi wanita, ovarium merupakan organ yang penting untuk menghasilkan sel telur dan hormon seks wanita, seperti estrogen dan progesteron. Di organ inilah wanita dapat menghasilkan keturunan ketika sudah aktif berhubungan seksual. 

Kanker yang berkembang di ovarium terjadi saat sel-sel yang ada di ovarium berkembang secara tidak semestinya atau abnormal dan membentuk jaringan tumor ganas.

Dr. Nimesh Nagarseth yang berada di Icahn School of Medicine di Mount Sinai menyatakan bahwa kanker ovarium pada wanita sulit terdeteksi di awal penyebarannya disebabkan oleh luasnya rongga perut dan panggul yang dimiliki oleh perempuan. 

Sel-sel kanker yang ada di ovarium berkembang dengan mudah selama masih ada ruang di rongga perut dan panggul. Penderita tidak akan menyadari pertumbuhan sel ini sampai tidak ada ruang sel untuk berkembang. 

Wanita yang mengidap kanker ovarium juga memiliki kemiripan dengan gejala konstipasi, iritasi usus, premenstrual syndrome atau PMS, atau masalah yang berkaitan dengan kandung kemih. Namun berbeda kasusnya dengan kanker ovarium, gejalanya akan terus berkembang dan secara bertahap dan sesuai stadium. 

Selain itu, sel-sel abnormal tersebut juga akan menyebar dengan cepat dan mudah ke bagian tubuh lainnya. 

Gejala-gejala Kanker Ovarium

Kasus kanker ovarium selama ini terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut. Padahal, menurut penelitian dari American Cancer Society (ACS), jika terdeteksi masih di awal stadium, 94 persen wanita yang terkena kanker ovarium memiliki peluang untuk bertahan hidup hingga 5 tahun. Gejala-gejala awal kanker ovarium yang bisa Anda kenali:

Perdarahan

Wanita yang terbiasa dengan siklus menstruasi yang teratur wajib waspada apabila tiba-tiba mengalami perdarahan di luar siklus menstruasi. Beberapa wanita yang menderita tumor stroma ovarium adalah wanita yang paling rentan terkena perdarahan secara tidak teratur. 

Hal ini dikarenakan hormon estrogen yang dihasilkan oleh tumor stroma itu sendiri. Wanita dengan tumor stroma tetap dapat mengalami menstruasi walaupun sudah menopause

Jika Anda sudah mengalami menopause tetapi masih mengalami pendarahan wajib waspada dan memeriksakan kondisi Anda kepada dokter. 

Perut kembung

Wanita yang men derita kanker ovarium akan merasa sesak dan perut kembung. Hal ini disebut dengan asites. Asites adalah penumpukan cairan yang terjadi di bagian perut dan biasanya dialami oleh penderita kanker atau penyakit hati

Perutnya akan terlihat membesar seperti orang hamil karena penumpukan cairan. Terkadang penderita akan mengabaikan hal ini dan menganggap wajar dan merupakan dampak dari menstruasi atau diet. Namun yang membedakan, pada penderita kanker ovarium hal inin akan berlangsung lama.

Cepat kenyang

Seperti yang dibahas di atas bahwa pen derita kanker ovarium pada tahap awal akan mengalami asites. Hal ini menyebabkan penderita akan merasa cepat kenyang. Porsi makannya akan menurun dan kehilangan nafsu makan.

Kram perut

Salah satu tanda kanker ovarium yang bisa dirasakan oleh wanita adalah adanya kram perut. Kram perut wajar dirasakan saat wanita sedang mengalami menstruasi. 

Namun patut diwaspadai jika kram perut ini dibarengi dengan gejala-gejala lain kanker ovarium. Terkadang wanita akan mengabaikan kram perut. Kram perut itu sendiri mundul dikarenakakan adanya tumor yang tumbuh di area panggul sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman di perut bagian bawah.

Sakit punggung

Salah satu gejala awal lainnya adalah sakit punggung. Berdasar penelitian dari seorang spesialis onkologi di New York University’s Langone Medical Center, dr. Marleen Meyers, nyeri di bagian punggung akan dirasakan oleh wanita penderita kanker ovarium. 

Penumpukan cairan dan pertumbuhan tumor di bagian perut dan panggul menjadi penyebab sakit di bagian pinggang. Ha ini disebabkan oleh terganggunya jaringan-jaringan yang ada di punggung bagian bawah akibat adanya tumor. 

Sakit punggung akan semakin terasa saat penderita mengalami kelelahan dan melakukan aktivitas berlebih.

Sesak napas

Ketika sel-sel tumor semakin membesar, sel-sel tersebut akan menekan paru-paru dan menggangu sistem pernafasan. Penderita akan mudah mengalami sesak nafas.

Gangguan pencernaan

Gangguan pencernaan adalah gejala awal lainnya dari kanker ovarium. Gangguan pencernaan seperti perut kembung dan sembelit akan sering terjadi. Gangguan ini mirip dengan sakit maag atau penumpukan gas di perut. 

Sering buang air kecil

Ketikan sel kanker semakin menyebar dan membesar, sel tersebut akan semakin mendorong kandung kemih. Penderita akan sering buang air kecil. Terkadang penderita akan mengabaikan gejala ini. 


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Ovarian Cancer Diagnosis & Stages - How to Detect Ovarian Cancer. American Cancer Society. (https://www.cancer.org/cancer/ovarian-cancer/detection-diagnosis-staging.html)
How to Check for Ovarian Cancer - Ovarian Cancer Screening. American Cancer Society. (https://www.cancer.org/cancer/ovarian-cancer/detection-diagnosis-staging/detection.html)
Early detection of ovarian cancer. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18057523)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app